25. Keputusan

271 22 1
                                    

Risa berendam di dalam air hangat setelah berhasil sok kuat menghadapi laki-laki menyebalkan itu. Apakah keputusannya menolak lamaran pria itu sudah benar? Bagaimana jika orang yang akan dijodohkan dengannya nanti mengetahui tentang kehamilannya? Apakah mungkin dia menerima keadaan Risa yang seperti ini? Jika tidak, maka Risa harus  siap untuk menjadi single parent bagi calon buah hatinya.

Risa menenggelamkan wajahnya di dalam air. Rasa hangat dari air bisa ia rasakan hingga ke dalam kepala. Pikirannya kini sudah tenang, sepertinya kedua orang tuanya harus segera mengetahui tentang kehamilannya. Eh tunggu dulu! Tapi bagaimana jika setelah mengetahui hal ini, orang tuanya malah memaksanya menikah dengan ayah dari bayi ini? Risa tidak mau menikah dengan laki-laki itu. Dengan terpaksa, Risa harus tetap menyembunyikan kebenaran ini dan mendesak orang tuanya untuk mempercepat perjodohan. Dia tidak mau jika perutnya semakin membesar tetapi dia belum menikah.

Dering telepon menyeruak ke seluruh sudut ruangan, membuat Risa terpaksa mengakhiri ritual mandinya.

*** 

Risa terduduk di hadapan dua manusia yang sama menatapnya dengan tatapan intens. Setelah mendapat telepon dari Arista tadi sore dan berhasil menyelesaikan semua kesalahpahaman yang terjadi, Risa berpikir bahwa tak akan ada masalah lagi. Namun dugaannya salah. Sepulangnya dari bertemu dengan Arista dan Wisnu, Risa langsung dicegat kedua orang tuanya di ruang tamu.

Nampak dari raut wajah keduanya, Risa menyangka bahwa orang tuanya sudah mengetahui tentang apa yang ia rahasiakan. Risa hanya tertunduk tak berani mendongak menatap sorot mata Papa dan Mamanya. Dia takut dan merasa bersalah. Apapun yang terjadi kepadanya hari ini, dia hanya bisa pasrah.

"Kenapa kamu lakuin ini?" Akio membuka suara.

Risa tetap tertunduk dan berusaha mengumpulkan keberanian untuk menjawab, "Maafin Risa Pa, Risa tau Risa salah. Tapi semua ini gak disengaja." ia mulai berkaca-kaca.

"Gak disengaja gimana?" Aiko menjeda kalimatnya sambil menahan emosi agar tak meluap. "Jelas-jelas tadi Kaisar ke sini dan bilang ke Papa kalau kamu menolak lamarannya."

Risa tertegun saat mendengar nama itu. Bagaimana mungkin sang Papa bisa mengenal pria itu? Apa jangan-jangan, Kaisar sudah bercerita bahwa telah menghamilinya? Astaga, ini kabar yang sangat buruk. Papanya pasti marah besar jika mengetahui hal ini dari orang lain, terlebih lagi orang yang tidak dikenal.

Risa berusaha menata nafasnya, dan detik selanjutnya dia mendongak, "Papa kok kenal dia?"

"Jadi bener kamu nolak lamarannya?" Aiko berdiri dari duduknya dan meninggikan suaranya.

Risa kembali menunduk tak berani menatap sang Papa. Kedua tangannya gemetaran, keringat dingin mulai bercucuran, dan perasaan yang semakin tak karuan. Dia hanya berharap bahwa waktu terhenti sejenak, agar dia bisa melarikan diri dari situasi ini.

"Kenapa kamu menolak lamaran orang yang Papa pilih buat kamu?!"

"Maksud Papa?" Risa mendongak.

"Kaisar itu adalah laki-laki yang akan Papa jodohkan sama kamu."

"Apa?" Risa membelalakkan matanya tak percaya. Kenyataan apa lagi ini Ya Tuhan! Jadi, takdirnya memang menikah dengan Kaisar?

Tapi tunggu dulu! Jadi kenyataan bahwa dia hamil sama sekali belum diketahui oleh kedua orang tuanya? Ini keajaiban, terima kasih Ya Tuhan!

Risa berpikir sejenak dan merangkai kata-kata yang akan dikeluarkan, "Jadi, Om Kaisar itu adalah orang yang akan menikahi Risa?"

"Iya. Tapi Papa gak tau kalau ternyata kalian udah saling kenal."

Married With Om OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang