14. Cemas

3.7K 162 10
                                    

Jangan lupa vote yaa. Votenya bisa sebelum baca atau sesudah baca kok. Jangan lupa komen juga^^
Terimakasih juga buat pembaca setia MWOO, udah rela menunggu cerita ini update. Sekali lagi aku minta maaf ya kalo updatenya lama:(

ARISTA:

Setelah berkunjung ke kantor suami kesayangan, sekarang aku sedang menunggu taksi di pinggir jalan. Sengaja sih gak pesen taksi online, sekali-kali lah bantu abang taksi yang non online. Hehe

Sekitar 15 menit aku menunggu di bawah matahari di siang hari yang sangat terik ini. Aku jadi menggerutu menyesal karena tidak memesan taksi online, alhasil akulah yang merugi. Tadi mas Wisnu sempet mau nganterin aku pulang, tapi aku tolak. Aku bukanlah istri manja yang berharap diantar jemput oleh suami, selain itu aku juga mengerti kalo mas Wisnu masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Daripada nanti pulangnya telat, mending cepet-cepet diselesain sekarang.

Sebuah mobil sport hitam tiba-tiba berhenti di hadapanku. Apa mungkin ada taksi non online yang memakai mobil sport? Tapi kan tadi aku tidak berusaha memberhentikan nya, lalu kenapa mobil ini berhenti?

Baru saja aku bertanya-tanya, sang pemilik mobil pun akhirnya keluar dari sarangnya.

"Om Kaisar?" lirihku.

"Arista, sedang apa kamu disini?" tanyanya setelah berada tepat di sampingku.

"Habis main sama mas Wisnu, eh maksud Tata habis makan siang sama mas Wisnu"

"Terus Wisnunya mana?"

"Mas Wisnu masih punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan" jawabku apa adanya.

"Kamu mau pulang kan? Kalau gitu, akan saya antar"

"Tidak usah om Kaisar, Tata lagi nunggu taksi ini. Hehe" aku masih saja bersikap cengengesan, sambil sesekali menyingkirkan anak rambutku yang menghalangi pandangan ku akibat angin.

"Tidak papa, lagian kamu ini istri dari sepupu saya. Dan itu artinya kamu juga keluarga saya" ucapnya lagi sambil membukakan pintu penumpang untukku.

"Silahkan masuk"

Tanpa ada penolakan lagi, aku langsung masuk ke dalam mobil mewah ini. Mewah sih, tapi suamiku juga punya mobil model beginian, jadi aku gak kaget.

Om Kaisar segera menjalankan mobilnya menuju rumah. Eh tunggu dulu, sejak kapan dia ada di Indonesia? Bukannya saat kami bertemu itu di Korea ya? Aku hanya bertanya di dalam hati saja, tak berani menanyakan langsung pada om Kaisar, karena menurut ku itu urusan dia jadi aku tak perlu tahu.

"Arista, bisakah kamu membantu saya?"

"Membantu apa?"

"Temani saya membeli hadiah untuk ibu saya ya?!"

Aku berfikir sejenak dan melirik ke arah jam tanganku. Jam telah menunjukkan pukul tiga sore, padahal aku sudah janji ke mas Wisnu kalo jam 3 udah nyampe rumah. Duh gimana niih.

"Kalo gitu, Tata izin mas Wisnu dulu ya!"

"Eitss jangan!" ucap om Kaisar sambil menahan handphone ku.

Married With Om OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang