17. Bersama Mas Wisnu

2.2K 115 4
                                    

PERTANYAAN YANG WAJIB DIJAWAB:
1. APA ALASAN KALIAN MENYUKAI CERITA INI?
2. SIAPA TOKOH YANG MENJADI FAVORIT KALIAN DI CERITA INI?
3. GENRE CERITA APA YANG KALIAN SUKAI?

●●●
AREA 18+

"Sebelum baca, silahkan klik bintang dulu ya! Karena menghargai karya orang lain itu, sangat baik lho. Dan setelah membaca, silahkan koment ya! Karena mengomentari karya orang itu gak salah kok^^"
.
Kalo ada typo, tolong dikoreksi ya teman-teman^^
.
SIAP KOMEN TIAP BARIS?
.
Happy Reading❤

●●●

Entah apa yang terjadi pada Arista belakangan ini, pertama karena dia sering merasa lemas, dan kedua, yang paling memengaruhi pikirannya adalah kenyataan bahwa dirinya belum menstruasi. Padahal, siklus bulanannya biasa terjadi pada kisaran awal bulan, namun sampai akhir bulan pun dia belum juga mendapatkan siklusnya.

Mengingat kejadian yang terjadi beberapa hari yang lalu, Arista memutuskan untuk tetap tinggal di rumah kedua orang tuanya. Toh Wisnu juga tak berniat menjemputnya, bahkan tak berusaha untuk menghubunginya sekalipun. Meskipun sang kedua orang tua sudah berkali-kali menyarankannya untuk segera kembali ke rumah Wisnu, namun dia tetap menolak dengan alasan bahwa Wisnu sedang berbisnis di luar kota.

Ya! Arista sama sekali tak memberitahu masalah rumah tangganya pada orang tuanya. Dia tak mau membawa orang tuanya ke dalam masalah pribadinya. Dia ingin menyelesaikannya sendiri, tapi dia masih butuh waktu untuk itu.

Sudah dua hari Arista selalu menangis sendirian saat menjelang tidur. Dia merindukan suaminya, Wisnu. Namun apa boleh buat, dia tak memiliki banyak keberanian untuk menghubungi sang suami terlebih dahulu. Rasa gengsi dan egonya yang tinggi, telah berhasil membuatnya berada dalam kondisi yang terpuruk.

"Kapan Wisnu pulang?"

Arista langsung menoleh ke arah sang mama yang masih terlihat asik sedang menyendok makanan dari piringnya. Mendengar kalimat yang sama, Niko mengalihkan pandangannya menuju Arista yang terdiam.

"Lusa ma"

"Aneh! Tumben banget Wisnu ke luar kota tapi gak pamit dan gak titipin kamu ke papa" ucap Niko yang semakin membuat Arista kehabisan stok alasan.

Arista memperlihatkan gerak-geriknya yang nampak kikuk. Demi apapun, dia bingung harus menjawab apa. Oh ya Tuhan, bantu Arista keluar dari situasi ini.

"Kemarin mas Wisnu berangkatnya keburu pa, karena dadakan" jawab Arista tanpa berniat menatap manik mata sang ayah. Dia takut bahwa kebohongannya itu ketahuan.

Niko mengangguk.

Tok tok tok!

Ratih langsung menyuruh Amanda untuk membukakan pintu. Selang beberapa menit dari itu, seorang pria yang sangat Arista kenal sudah berjalan menghampiri keberadaan semua orang dan beralih menyalami kedua orang tuanya.

"Loh!Katanya Arista kamu baru pulang lusa, kok udah disini?" tanya Ratih tak mengerti.

Mendapatkan pertanyaan seperti demikan, Wisnu terdiam sejenak dan beralih menatap Arista yang sedang memberikan kode kepadanya. Beberapa hari tanpa kehadiran Arista di sampingnya, tentu saja membuatnya rindu. Dia rindu dengan masakan Arista, rindu dengan suara Arista, dan juga dia rindu dengan ke-agresifan Arista di ranjang. Ah! Itu semua membuatnya berhasil melupakan kejadian itu. Dan hari ini, dia memutuskan untuk menjemput Arista dan membawanya kembali ke rumahnya.

"Mmm itu ma, pekerjaannya udah selesai. Jadi, Wisnu bisa pulang lebih cepat" jawab Wisnu setelah berhasil memahami kode yang Arista berikan.

Mendengar jawaban Wisnu yang nampak apa adanya dan tak mencurigakan sama sekali, Arista menghembuskan nafasnya lega.

Married With Om OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang