NatTroy

NatTroy - 3

Diam-diam aku mengamati Natt dari dalam mobilku. Dia baru saja keluar dari apartemen sederhana yang berada di Royal Mile. Rambutnya yang sebahu terkibas angin saat dia berjalan. Menambah aura cantiknya.

Ah, mana mungkin dia menyukaiku? Meskipun nama belakangku Collins dan berstatus single dengan kekayaan melimpah, apa dia mau denganku? Tak muluk-muluk, jadi sahabatnya pun aku ingin.

Aku kaget karena tiba-tiba aku kehilangan jejaknya. Kemana dia? Pikiranku tadi membuat aku tidak bisa melihat arah perginya si nona rooftop.

Aku merasakan ponselku bergetar di atas dashboard mobil.

"Ya ada apa?"

"Hay kau dimana Troy? Aku menunggu kau dari setengah jam yang lalu. Jangan biarkan aku terus menunggumu bodoh!" Aku agak menjauhkan ponsel dari telingaku karena suara Denis yang memekakan telinga. Benar-benar rockstar sejati.

"Sorry my brother, baiklah tunggu aku sepuluh menit lagi. I'll come there"

Aku melihat di sekitar restoran ini mencari sosok Denis si bocah rocker.

Shit, dia sedang berkutat dengan ponsel miliknya. "Kemana saja kau bocah?" tanyanya tanpa memandang ke arahku sedikitpun.

"Aku sedang ada misi rahasia. Jadi apa yang mau kau katakan?" Denis meletakkan ponselnya dan mulai fokus denganku. "Aku..menghamili Sera. Dia ingin aku bertanggung jawab" dia berhenti bercerita dan menghela nafas sebentar.

"Aku tidak bisa menikahinya karena...aku belum siap jadi seorang ayah" Denis menenggelamkan wajahnya di atas meja. Aku masih shock mendengar pengakuannya itu. Aku bahkan tak mengenal siapa Sera.

"You must be responsible bro. Kalau kau mengaku sebagai laki-laki jantan, tunjukkan. Jangan kau bersembunyi dari masalah" kakak kedua ku itu masih diam.

"Kau mau aku membantu apa untukmu? Tapi kalau permintaan mu aneh-aneh aku tidak akan mau"

Mengingat selama ini aku dekat Denis, aku pun akan membantunya. Aku dan Denis hanya selisih dua tahun jadi cara berpikir kita hampir sama-tidak untuk masalah cinta-tapi Denis mempunyai sepak terjang bak don juan handal.

"Aku ingin kau mencari tahu tentang Sera Konstante. Awasi dia. Aku takut kalau dia akan mencoba menggugurkan bayinya"

"Kau belum mengenalnya?"

"Belum. Kami tidak sengaja bertemu saat ada pesta di Highlands. Aku mengisi acara disana dengan band ku dan dia sebagai tamu. Kemudian entah bagaimana tiba-tiba kami sudah berada di dalam sebuah kamar dan kami..naked"

Reflek, tanganku menoyor kepala Denis. Dia tidak akan marah aku perlakukan seperti itu karena Denis orang yang asyik. Tidak seperti Jerry yang keras kepala dan juga maunya menang sendiri.

"Baiklah. Aku akan mencoba mencari tahu tentang Sera-mu itu"

♥♥♥♥♥

Denis, kau akan berhutang padaku karena aku sudah membantumu.

Dalam beberapa hari ini Denis akan tour bersama bandnya jadi otomatis dia menitipkan "tugas" ini padaku.

Pintu ruangku terbuka, betapa kagetnya ternyata yang datang adalah mamaku. Hampir seminggu mama dan papa berada di luar negeri.

"Mama rindu padamu Troy. Apa kabarmu nak?" mama langsung memelukku dan memperlakukan ku layaknya seorang bocah lima tahun. "Aku sungguh baik kabarnya" jawabku dengan sumringah.

Aku mengajak mama untuk duduk di sofa empuk yang ada di ruangku.

"Mama kira setelah mama pulang, kau akan mengenalkan mama pada calon istrimu Troy"

Mulai lagi.

"Aku sangat sibuk ma jadinya aku tidak semudah itu mencari pasangan"

"Mama tidak percaya kau belum mencarinya. Lalu dengan Deanna bagaimana?"

Aku menghembuskan nafas kasar dan menggaruk tengkuk leherku yang sebenarnya tidak gatal.

"Dia sudah punya kekasih ma. Baru saja mereka menjalinnya"

Poor me. Mama mengusap punggung tanganku. Mama memang sudah mengenal Dean sejak masa kuliah dan pernah aku mengajak Dean ke rumahku.

"Bagaimana kabar Denis?"

Aku agak sedikit kaget saat mama menyebut nama anaknya yang kedua itu. Apa mama harus tahu masalah Denis yang menghamili Sera? Tidak, belum saatnya.

"Dia baik ma. Dia akan pergi tour dengan bandnya. Sepertinya dia mulai jadi artis besar"

"Tapi percayalah Troy, mama ingin kau dan Denis segera menikah. Memberikan mama cucu baru mama akan merasa lega" mama makin menggenggam tanganku erat.

Aku kemudian memeluk mamaku. Memberikannya semangat.