NatTroy - 23

5.7K 389 4
                                    

Two years later..

Natt dan keluarganya kembali ke kota kelahirannya di Glassgow. Cukup sudah dia merasa hidupnya tersayat-sayat kalau masih saja dia tinggal di Edinburgh. Dia sudah bisa menata hidupnya kembali.

Davis mulai bekerja paruh waktu sebagai tenaga pengajar yang khusus mengajari komputer di sebuah tempat kursus. Ayahnya bekerja sebagai supir pribadi. Keseharian Natt dirumah hanya berberes-beres dan ayahnya sangat melarang Natt keluar rumah.

Uang yang diberikan Tuan Collins sebagian dia bayar untuk melunasi hutang ayahnya dan juga mengganti uang yang dipinjam dari Shane. Namun beberapa hari kemudian, uang itu kembali lagi ke tangan Natt melalui orang suruhan Shane.

Dia benar-benar tidak lagi berhubungan dengan Shane sehingga dia pun tidak mengetahui kabar terakhir Shane.
Yang sangat dia rindukan hanya Troy. Pria itu. Pria yang masih menjadi kekasihnya karena tak ada satupun kata 'putus' yang secara resmi mereka ucapkan.

Di rumah sederhana yang dia beli murah, hanya ada beberapa barang peninggalan ibunya. Terkadang kalau suasana sepi seperti ini, bayang-bayang ibunya selalu hadir di pikirannya.

"Natt..ayah pulang" seru ayahnya. Natt berjalan dengan meraba-raba dinding di sampingnya. Setelah pintu terbuka, Natt tersenyum pada ayahnya.

"Ayah, apa kau tidak sendirian? Aku merasa ada orang lain bersamamu saat ini?" tanya Natt. Meskipun dia buta, namun dia sudah hapal dengan aroma tubuh ayahnya ataupun Davis.

"Ya Natt. Ayah bersama.."

"Hay Natt. Lama tak bertemu" Natt tercengang. Dia mengenali suara itu. Suara Shane. Perlahan Natt mundur dan menjauh dari Shane.

Tuan Hobbs sudah masuk duluan ke dalam rumah meninggalkan Natt dan Shane yang sedang duduk berdua di beranda rumah. Sepertinya belum ada yang berminat membuka percakapan terlebih dulu.

Saking sepinya, suara deru nafas dan degup jantung Natt terdengar oleh Shane. Membuat pria itu tersenyum simpul.

"Mau apa kau kemari?" tanya Natt dingin. Shane bisa merasakan itu.

"Aku tadi tidak sengaja melihat ayahmu di kantor salah seorang client ku. Jadi aku berpikir kau juga sedang ada di kota ini. Sejak kapan kau pindah lagi ke kota kelahiranmu ini Natt?"

"Itu bukan urusanmu. Lebih baik urus saja semua urusanmu. Sudah aku bilang kalau aku tidak ingin bertemu kau lagi"

Shane tidak percaya dua tahun tidak bertemu dengan Natt lagi, sikapnya tidak pernah baik padanya.

"Kemana Troy? Kau belum putus dengannya kan?"

"Itu juga bukan urusanmu. Aku ingin istirahat jadi lebih baik kau pulang dan jangan pernah kemari" Natt berdiri dan sialnya kakinya terantuk meja karena terburu-buru. Beruntung Shane dengan cekatan menangkap tubuh Natt.

"Lain kali hati-hati nona cantik" ucap Shane dan segera memapah tubuh Natt masuk ke dalam rumah.

◆◆

"Kenapa ayah mengizinkan Shane ikut denganmu?" tanya Natt saat makan malam bersama ayahnya dan Davis.

"Apa? Ada Shane disini? Asyik!" seru Davis. Pemuda itu memang sangat menyukai Shane daripada Troy yang menurutnya agak sedikit kikuk kalau bertemu dengannya.

"Diam, habiskan makan malammu lalu tidur. Besok kau akan kesiangan kalau tidur larut malam" perintah Natt. Davis pun mengerucutkan bibirnya.

Tuan Hobbs hanya tersenyum melihat pertengkaran kecil anak-anaknya. Hanya mereka lah harapannya untuk hidup di dunia ini.

Sehabis makan malam, tuan Hobbs duduk di beranda rumah sambil menghisap batang rokoknya.
Natt yang merasakan ayahnya sedang butuh teman cerita, menghampiri ayahnya.

"Apa ayah baik-baik saja?" tanya Natt tiba-tiba dan membuat ayahnya memayikan rokoknya.

"Natt? Kau mengagetkan ayahmu. Duduklah" Tuan Hobbs membantu Natt untuk duduk di sebelahnya.

Natt menghela nafas dalam-dalam. "Maafkan aku ayah. Kalau saja aku tidak dalam keadaan seperti ini, aku yang akan bekerja untuk keluarga kita. Bukan ayah ataupun Davis" kata Natt dengan bergetar.

Tuan Hobbs menyandarkan kepala Natt di bahunya. "Sst..jangan menangis Natt. Jangan menyesali apa yang sudah terjadi. Kau tau, ini akan berakhir indah nantinya"

♥♥♥♥♥

Ada yang mengetuk pintu rumah Natt saat ayahnya dan Davis sedang tidak di rumah. Natt berpikir apakah orang jahat yang datang, mengingat tak satupun tetangga yang dia kenal disini.

Kalaupun Davis, untuk apa dia mengetuk pintu, toh adiknya itu memiliki kunci duplikat.
Natt menuju dapur untuk mencari spatula untuk berjaga-jaga. Lalu dia kembali menuju pintu dan.. kyaaaaa!

"Aduh Natt..sakit! Aww" suara itu lagi? Tepatnya suara Shane.
Kenapa hanya spatula yang dia gunakan untuk memukul Shane? Harusnya dia menggunakan pemukul kasti sekalian untuk membuat Shane kapok ke rumahnya.

"Kau mau apa sih? Kau tidak ada kerjaan ya siang-siang seperti ini ke rumahku!" pekik Natt.

Shane bangkit dan merapikan kemejanya yang sedikit berantakan karena habis dipukul Natt tadi.
Namun itu tidak mengurangi kadar ketampanannya.

Lagi-lagi suasana awkward terjadi.

"Katakan apa maumu? Oh, jangan-jangan kau kemari ingin menagih uangmu yang aku pinjam dulu kan? Baiklah tunggu sebentar aku akan ambilkan uangnya" Natt berdiri untuk masuk ke dalam rumahnya. Namun dengan sigap Shane menahan pergelangan tangannya.

"Aku menolong ibumu tulus Natt. Kau tidak percaya? Aku..kemari karena aku ingin memperbaiki hubungan kita yang sejak dulu tidak pernah baik"

Natt menyeringai aneh. "Memperbaiki hubungan? Aku sudah dua kali kau khianati Shane. Dulu aku akui kau meninggalkanku karena demi keselamatanku dan orang tuaku. Dan..aku berterima kasih"

"Tapi kedua kalinya, kau bekerja sama dengan tuan Collins ingin memisahkan aku dengan Troy. Come on Shane, are you crazy let do it? Sudah cukup pengkhianatanmu"

Shane memberikan diri untuk memeluk Natt meskipun gadis dihadapannya memberontak sekuat tenaga.
Tanpa mereka ketahui, sepasang mata melihat mereka dari dalam mobil.

Amarah Natt tidak seperti tadi. Sekarang dia mulai melunak. Bahkan dia membiarkan Shane tertidur di rumahnya.

"Kenapa kau tidak menghampirinya?" tanya Denis yang gemas karena adiknya hanya diam sambil memandangi seorang gadis yang sangat dicintainya tengah dipeluk mesra oleh pria lain.

"Aku belum siap bertemunya Denis" jawab Troy pelan.

"Dua tahun apa kurang? Kau merindukan Natt kan? Lalu kau tunggu apa lagi? Menunggu dia diambil mantan kekasihnya itu?"

Denis benar-benar kesal dengan tingkah adiknya. Bukankah lebih cepat lebih baik untuk menyelesaikan masalah cinta mereka yang begitu rumit?
Troy tersenyum simpul kepada Denis.

"Aku mengenal baik Natt. Dia tidak mudah memberi hatinya pada pria lain. Meskipun pria itu pernah di hatinya" tegas Troy.

Denis kembali melajukan mobilnya meninggalkan rumah Natt.

----------

Happy reading!! Jangan lupa vommentnya dan buat silent reader, ayo dong aku minta vommentnya kalo chapter ini keren binggow!!

Sepertinya beberapa chapter lagi abis deh. Huwaaaa nggak rela banget...
*guling gulingan di lantai*

Makasih ya reader!!
Lophe,
221092♥

NatTroy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang