Holaa..happy reading!! Apa kabar??
Ayo kasih vommentnya ya.. buat yang silent reader ayolah berbagi. Nggak susah kok tinggal klik si oren aja kalo menurut kalian part ini oke.
No copas, no jiplak, no plagiat.
Lophe,
221092♥
◆◆
Pagi ini pihak mall menghubungiku agar aku berangkat pagi-pagi sekali. Entah untuk apa. Untung saja, temanku di cafe bersedia menggantikanku. Beginilah susahnya mempunyai dua pekerjaan sekaligus. Meskipun sebagai cleaning service hanya side job, tapi untuk urusan upah disini lumayan memuaskan.
Aku ditugaskan untuk menjaga kebersihan di lantai dua mall. Mall ini akan diadakan event besar-besaran launching sebuah produk mobil terkenal di seluruh dunia.
Ya Tuhan, dari lantai dua manusia seperti semut. Daripada aku kena tegur, lebih baik aku membersihkan beberapa kaca disini.
"Awwww!" suara seorang gadis mengaduh. Aku menoleh dan melihat seorang gadis dengan balutan dress baby doll terjatuh sambil duduk. Sepertinya kakinya terkilir.
"Kau tidak apa-apa Dean?" tiba-tiba seorang wanita setengah baya membantunya untuk berdiri dan duduk di kursi dekat pembatas eskalator.
Aku memperhatikan wajah gadis itu lekat-lekat. Sepertinya aku mengenalnya.
Aha! Dia adalah gadis yang membuatku hampir dipecat dari cafe. Sedang apa dia?"Mama. Mama tidak apa-apa?" apa aku berhalusinasi mendengar suara Troy?
Sepertinya aku sedang merindukannya karena suara dia saja aku dapat.mendengarnya.
Aku berbalik dan melotot karena Troy benar-benar dihadapanku sekarang. Dia menghampiri wanita itu dan gadis centil yang sedang mengeluh itu. Troy masih belum sadar atas keberadaanku. Tunggu, tadi dia memanggil wanita itu dengan sebutan..mama?
"Apa kau lihat-lihat?" suara cempreng gadis itu membuat Troy dan wanita yang dipanggil 'mama' itu menoleh ke arahku.
"Kau kan pelayan di cafe itu. Yang sengaja menumpahkan minuman ke bajuku kan?" cela wanita pirang itu. Aku mengangguk.
Troy memandangku dengan tatapan kaget. "Aduh Nyonya Collins, sepertinya kaki ku terkilir. Kita jalan-jalannya tunda saja. Maafkan aku"
"Baiklah Dean. Ayo Troy kita pulang"
Apa aku bilang, wanita itu ternyata Nyonya Collins. Lalu yang Troy kenalkan padaku beberapa hari yang lalu siapa? Troy masih mematung di hadapanku sekarang. "Ayo Troy bantu mama mengangkat Dean"
Troy akhirnya menggendong tubuh Dean sambil melewatiku begitu saja.
Sedangkan aku, hanya sebagai penonton.
Kasihan sekali kau Natt. Troy memang benar-benar jahat. Tega sekali dia membohongiku dengan memperkenalkan seseorang yang mengaku sebagai mamanya. Sepertinya gadis cempreng itu sangat dekat dengan Nyonya Collins.
Satu yang pasti kalau Troy sama saja mantan pacarku.
◆◆
Syukurlah aku bisa pulang sekarang meskipun sudah pukul 9 pm. Melewati.parkiran yang gelap dan sepi tentu saja sudah biasa bagiku.
"Natt" suara Troy tiba-tiba terdengar memanggilku. Aku berbalik dan melihat Troy sedang bersandar di dinding beton.
"Troy" panggilku pelan nyaris tanpa suara. Troy berjalan menghampiriku. "Ayolah aku antar kau pulang Natt" katanya sambil membuka pintu mobilnya yang berada tepat di sampingku.
"Hm..Troy, aku bisa pulang sendiri"
"Tidak. Kau harus pulang denganku"
"Aku..aku..hmm" aku memilin tali sling bag ku sambil mencari-cari alasan agar aku tidak pulang bersama Troy. Jujur aku kecewa dengannya. "Aku harus ke rumah temanku karena ada sesuatu yang ingin aku kembalikan" hanya itu yang melunjur dari mulutku.
"Baiklah aku antar kesana. Ayo masuk" Troy masih berusaha membujukku. Lalu aku menggeleng dan menutup kembali pintu mobilnya.
"Aku bisa kesana sendiri. Aku duluan Troy. Hati-hati" secepat mungkin aku berjalan meninggalkan Troy yang masih diam. Sebenarnya aku ingin mengungkapkan kekecewaan serta kesedihanku namun aku berusaha agar tidak terlihat lemah di hadapannya.
♥♥♥♥♥
Aku mengetuk rumah Gisel,temanku di cafe. Dia membuka kan pintu untukku sambil memandangku dengan ribuan tanda tanya.
"Kau kenapa Natt? Apa yang terjadi padamu?" tanyanya dengan panik. Aku memeluknya dan menangis. Gisel memapahku untuk masuk ke dalam rumahnya. Gisel dan aku sama-sama lulus dari sekolah yang sama. Dan sekarang kami bekerja di tempat yang sama. Gadis bertubuh gemuk itu sudah sering menjadi teman ceritaku saat aku sedang butuh seseorang. Dia pun tahu masalahku dengan mantan pacarku yang dulu.
"Semua laki-laki sama saja Gisel" kataku di sela tangisan. Dia mengelus pelan punggungku.
"Siapa? Troy?" tanya Gisel lalu memberikan aku sekotak tissu. "Apa dia menyakitimu?"
"Dia membohongiku Gisel. Dia mengenalkan ku pada mamanya. Tapi itu bukan mamanya yang asli" aku rasa Gisel tidak mengerti perkataanku ini.
"Tadi sewaktu aku di mall, nyonya Collins yang asli sedang bersama dengan Troy dan juga gadis pirang yang hampir membuatku dipecat dari cafe. Kau tahu kan?" Gisel bergumam sambil menganggukkan kepalanya.
"Lantas sikapmu akan seperti apa kepada Troy?"
"Entahlah" jawabku sambil mengedikkan bahu.
"Bolehkah aku menginap disini semalam saja?"
"Tentu. Tapi kau harus beritahu dulu ibumu agar dia tidak mengkhawatirkanmu"
Astaga, aku lupa menelepon ibu. Baiklah akan aku telepon setelah aku mencuci wajahku yang sedikit sembab ini.
"Hey Natt, wake up!" guncangan kecil aku rasakan di pagi ini. Ternyata aku baru sadar kalau aku sedang berada di rumah Gisel sejak semalam. Aku lihat dia sudah rapi dengan pakaiannya. "Jam berapa ini?" tanyaku sambil mengusap-usap wajahku.
"Jam tujuh. Cepat kau mandi dan pakai bajuku saja. Setelah itu kita sarapan" aku mengangguk lalu beranjak menuju kamar mandi.
Wangi khas omelette keju membuat perutku tidak sabar ingin diisi. Gisel sudah menyiapkannya dengan ditemani secangkir lemon tea hangat.
Setelah rapi, kami siap berangkat menuju cafe.
Langkahku terhenti saat aku melihat Troy berdiri di depan cafe sambil memasukkan kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celananya. Dia terlihat tampan. Hello Natt kau sedang merasa kecewa dengannya kenapa kau masih memujinya.
Ingat, dia telah membohongimu. Gisel pun mengerti dan membiarkanku berdua dengan Troy.
Wajah Troy nampak sedikit berantakan. Rambutnya tidak tertata rapi seperti biasanya. Pakaiannya pun tidak seperti orang yang akan berangkat bekerja.
"Darimana kau semalam?" tanyanya dingin. Tatapan mata Troy seakan mengulitiku. Aku hanya bisa tertunduk.
"Aku menginap di rumah Gisel. Kan sudah aku bilang"
"Ponselmu mati"
"Karena bateraiku habis"
Tanpa aku duga, Troy menarik lenganku. Tangannya yang lain memegang daguku agar aku menatap matanya. "Kenapa kau seperti ini Natt? Kau marah padaku?" jarak kami amat dekat sehingga aku bisa mencium aroma mint yang selalu dia gunakan.
"Kau pikir saja sendiri. Maaf aku mesti bekerja. Kalau mau temui aku di rooftop saat siang nanti. Permisi" aku menyentakkan tanganku agar terlepas dari genggaman tangannya.
Dia mengalah dan akhirnya melepaskanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
NatTroy
RomanceTroy Collins-cowok nerd-yang ingin bunuh diri dari rooftop sebuah mall karena merasa cintanya selama lima tahun ini di tolak temannya semasa kuliah Dua kali pula dia mencoba mengakhiri hidupnya namun gagal dan selalu bertemu Nattasha William, gadis...