Mendung. Bagiku langit terlihat begitu suram dan hampa. Bagiku juga, ia sedang merasa bersedih. Wajar ketika tetesan air itu turun dari atas sana. Biarlah langit menumpahkan kesedihannya yang pilu, menangisi manusia yang tak lagi ramah pada alam dan terus membangkang aturan Sang Pencipta.
Mendung. Kala itu, bagiku langit sangat bisa mewakilkan apa yang kurasakan. Ingatkah kalian ketika kutulis sepucuk surat untuk langit? Karena saat itu pun, diriku merasa hampa, sedih, suram, dingin, dan entah rasa apalagi yang aku rasakan begitu memilukan.
Mendung. Ia adalah penghalang bagiku untuk melihat indahnya langit di atas sana. Kerlap-kerlip bintang yang berkilauan, sinar bulan yang terang, dan bahkan sinar matahari yang hangat pun terhalang oleh awan yang berkumpul erat ini. Hatiku lelah berharap terus pada sang langit ketika mendung masih menggantung. Ia membuatku kecewa.
Namun, matahari masih bisa membuatku hangat meski awan mendung masih berdiri di atas sana. Tidak seperti bintang atau pun bulan yang sama sekali tak bisa terlihat dari sempitnya dunia.
Mendung. Maafkan aku. Aku tak akan pernah menyalahkanmu lagi setelah hari ini. Kau justru menaungi hari bahagiaku di ujung penantianku akan sebuah harapan hidupku. Kau menemaniku ketika aku sedang bersamanya melalui hari-hari baru yang tak pernah kuduga. Wahai awan mendung, datanglah padaku sesuka hatimu. Turunkan hujan yang penuh berkah pada bumi yang hampa ini.
Terik panas matahari begitu terasa menyengat, apalagi hidup di kota Jakarta yang padat seperti ini. Namun hidup bersama suamiku dalam kehidupan baruku seperti awan mendung yang sedang melindungiku dari panasnya udara. Aku akan selalu merindukan awan mendungku dimana aku bisa bernaung di bawahnya ditemani hembusan angin nan lembut.
Selamat tinggal mendung! Ucapan ini bukan untuk sang langit. Ini adalah untuk hatiku dulu yang pernah dilanda oleh sang mendung. Selamat tinggal mendung, karena tak selamanya kau berdiam dalam hatiku.
*END*
Terima kasih sudah membaca An Ending Overcast. FYI, novel ini aku tulis di bulan Mei 2014 selama satu bulan penuh untuk kompetisi Bulan Narasi. Semua cerita ini terinspirasi dari kisah nyata dan pengalaman aku sendiri, hehe, masya Allah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] An Ending Overcast
Spiritual|| FOLLOW DULU SEBELUM BACA || PART LENGKAP Ini tentang pencarian cinta. . Awan kelabu menggantung di atas langit. Mendung itu bukanlah sebuah kepastian. Mungkin sang hujan akan turun, tetapi mungkin saja ia hanya akan berdiam diri ketika angin ber...