•HIM• 12 : His Brother

503 95 3
                                    

     •╌╌╌╼⃘۪۪❁⃘̸۪۪⃗╾╌╌╌𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠╌╌╌╼⃘۪۪❁⃘̸۪۪⃗╾╌╌╌•

Pagi ini suasana kampus diributkan oleh sesuatu, bahkan Sera yang baru saja sampai kampus menjadi kebingungan melihat beberapa mahasiswi berdiri di depan kelasnya.

Sera berjalan masuk ke dalam kelas kemudian melihat meja Himam dikelilingi oleh beberapa mahasiswi dan membuatnya semakin bingung. Langkah kakinya semakin mendekati meja Himam lalu sepersekian detik kemudian Sera terperanjat bukan main hingga membekap mulutnya sendiri.

Jantungnya menjadi berpacu cepat tak karuan.

Ada pemuda yang duduk di sana seraya mengobrol dengan mahasiswi di depannya, memang tidak ada yang aneh dari kegiatan tersebut tetapi yang membuat Sera terkejut adalah pemuda itu sendiri.

"Helmi." Sera bergumam sepelan mungkin dari balik bekapan tangannya.

"Ih, Himam lo hari ini keren banget, sumpah!"

Apa?

Jadi itu Himam??!!

Astaga, rasa terkejutnya benar-benar sudah mempermainkan dirinya.

Himam merubah penampilannya sembilan puluh derajat berbeda, biasanya pemuda itu selalu memakai kacamata dan gaya berpakaian yang menurut anak-anak kampus sangat membosankan karena selalu memakai kemeja dan celana bahan saja.

Kini Himam memakai kaus putih polos dengan luaran jaket denim model sobek di kedua sisi depan serta celana jins hitam ketat. Bahkan kacamata yang selalu bertengger di tulang hidungnya pun tak ada lagi dan rambutnya kini disisir ke belakang.

Sekarang Himam sangat keren, pantas saja ramai mahasiswi di sini.

Sera yang masih terkejut itu memilih duduk seraya masih memandangi Himam. Pikirannya melayang mengingat Helmi. Bisa-bisanya ia sempat menerka bahwa pemuda itu adalah Helmi, tapi memang seperti itu kenyataannya.

Jika Himam berpenampilan seperti itu maka ia merasa Himam semakin mirip dengan Helmi, mungkin akan sulit membedakan keduanya bila mereka berdiri berdampingan.

•••


Saat jam istirahat, Sera sedang makan siang bersama Himam. Gadis itu menatap pemuda di hadapannya selagi makan dengan tatapan yang seolah-olah mengintimidasi.

"Kenapa?" tanya Himam.

"Kenapa tiba-tiba penampilan lo kayak gini?"

Himam mengedikkan kedua bahunya pelan. "Lo suka?" katanya balik bertanya.

Sera mengernyit tak mengerti dengan pertanyaan tersebut lantas memilih mengabaikannya.

"Se-"

"Himam!" Salah satu mahasiswi menghampiri keduanya seraya membawa nampan berisi makanan. "Gue boleh makan bareng lo enggak?" tanyanya.

Sera menatap ke arah mahasiswi tersebut dengan alis yang berkerut, mahasiswi itu bagai tak melihat bahwa saat ini ada orang yang tengah duduk di hadapan Himam.

Akhirnya Sera memilih bangkit dari duduknya dan membiarkan mahasiswi itu duduk bersama Himam, mahasiswi itu menoleh kepada Sera seraya tersenyum senang.

"Makasih, ya," ucapnya.

Astaga, bahkan Sera saja bisa merasakan bahwa senyumannya itu sangat tak tulus. Sera hanya memutar bola matanya malas lantas meninggalkan keduanya.

"Sera." Himam memanggil tetapi gadis itu tak mengindahkannya.

•••

He Is Me | Heeseung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang