•HIM• 22 : End of All

874 98 17
                                    

•╌╌╌╼⃘۪۪❁⃘̸۪۪⃗╾╌╌╌𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠╌╌╌╼⃘۪۪❁⃘̸۪۪⃗╾╌╌╌•


Kini Helmi tengah bersandar pada dinding di depan rumah Sera, kaki kanannya sesekali mengetuk trotoar yang ia pijak seraya menunggu Sera keluar rumah kemudian gadis yang tengah ia tunggu-tunggu itu akhirnya keluar.

Sera mengulas senyuman lebar begitu melihat Helmi sudah berada di depan rumahnya. "Yuk!" ajak Sera.

Tangan Helmi bergerak untuk menggenggam jemari Sera kemudian keduanya berjalan santai menuju kafe.

"Kamu cantik banget," ujar Helmi seraya menatap Sera.

Sera tersenyum malu seraya menyenggol Helmi pelan dengan sikunya kemudian berkata, "bisa aja."

"Eh, aku punya kabar baik," ucap Helmi.

"Apa?"

"Aku sama Raja sekarang jadi temen."

Sera langsung mengerutkan alisnya. "Kok bisa?!" tanyanya tak percaya.

"Bisa. Kita kelarin semua masalah sama salah paham terus akhirnya kita putusin buat temenan, deh."

Sera terdiam sejenak setelah mendengar penjelasan singkat dari Helmi kemudian mengangguk-angguk pelan. "Jujur, aku masih enggak percaya, sih. Tapi waktu itu enggak pake acara pukul-pukulan, 'kan?"

Helmi tertawa kecil. "Enggak, kok."

"Jadi, tongkat baseball itu enggak akan dipake lagi, dong?"

Helmi bergumam panjang. "Enggak janji, kalau ada yang nyari gara-gara sama aku ya dipake lagi."

Sera tertawa kecil menanggapinya.

Ting!
Ting!
Ting!
Ting!
Ting!

Sera mengerutkan alis sembari bola matanya menoleh ke arah saku Helmi. "Handphone kamu bunyi terus, tuh."

"Iya nih, bentar, ya."

Langkah mereka berdua terhenti sebentar selagi Helmi melihat apa yang membuat handphonenya terus-menerus berbunyi.

"Siapa?" tanya Sera.

"Bukan siapa-siapa, aku baru aja di masukin ke grup mahasiswa baru," jawab Helmi yang masih sibuk menatap layar handphonenya.

Sera sontak tersenyum lebar kemudian ia kembali menyenggol lengan Helmi. "Ciee, mahasiswa baru."

Helmi menoleh ke arah Sera seraya tertawa kecil kemudian handphonenya itu ia masukan lagi ke dalam saku. Lantas senyuman yang berada di wajah Sera perlahan menghilang dan digantikan dengan wajah seriusnya. Sera berdeham sebentar sambil kedua tangannya menyilang di depan dada.

"Karena sekarang kamu mahasiswa baru di kampus jadi, harus sopan sama kakak tingkat, oke? Kalau sampe enggak sopan kamu harus bawa semua barang-barang aku," ucap Sera dengan intonasinya yang dibuat serius.

"Enggak masalah kok kalau aku harus bawa semua barang kamu." Helmi lantas mengusung senyum jahil seraya mencondongkan tubuhnya mendekati Sera. "Sekalian kamunya juga aku bawa."

Sera langsung mendelik. "Helmi!"

Mendengar kekasihnya itu berseru Helmi justru tertawa kecil mendapati kedua pipi Sera mulai memerah. "Gemes," ujarnya.

"Apa yang gemes?!" tanya Sera dengan wajahnya yang dibuat merajuk.

"Kamu, gemesin," balasnya seraya mencubit pelan pipi gadis itu yang justru bertambah merah.

He Is Me | Heeseung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang