🎍🎍🎍
" kau harus menungguku Tae""..."
"Aku sudah lebih baik"
"..."
"Jimin-ah..." Suara Yoongi membuat Jimin buru buru mematikan telfonnya, lalu memasukan headphone tersebut ke dalam bawah bantal.
"Oh,, kau sudah bangun? Hyung membawakan sarapunmu" Yoongi masuk membawa nampan berisikan sarapan dan juga susu untuk Jimin."Sarapan apa pagi ini hyung?"
"Bubur" Jawab Yoongi singkat.
Nama makanan yang tidak akan pernah masuk kedalam daftar makanan favorit Jimin, melihatnya saja sudah membuat nafsu makan hilang, tangan kanannya ia gunakan untuk mendorong mangkok yang akan di berikan Yoongi sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk menutup mulut."Mau hyung suapin yah?" Yoongi menyendok sedikit bubur.
Wajah Jimin menjauh, tangannya tidak dia lepaskan dari mulut. Kepalanya menggeleng, anak itu benar benar sudah meyakinkan dirinya untuk tidak mengucapkan satu katapun supaya Yoongi tidak bisa memasukan makanan itu dengan paksa.
Terhitung sudah 10 menit mereka habiskan hanya untuk berdebat tentang sarapan.
"Cepat Jimin! hyung harus bekerja sekarang" Entah sudah berapa kali Yoongi menghela nafas karena lelah menghadapi adiknya yang sedang tidak mau makan. Anak kecil di depannya terus menolak makanan yang di berikan.
si kecil membuang muka tidak mau melihat makanan yang menurutnya menjijikan.
" apa yang kau mau?" Dia menatap sang adik yang sedang memikirkan sesuatu, mata kecilnya melirik ke atas juga jari telunjuknya yang di taruh di kepala.
"Es krim, aku mau eskrim" Mata Jimin berbinar saat mengucapkan makanan dingin tersebut, tapi dengan cepat kilat kedua tangannya langsung menutup mulut lagi.
"Jangan mengada ngada, tidak ada es krim di pagi hari. Cepat buka mulutmu, hyung ada meeting dua jam lagi" mulut anak itu terkunci rapat, tidak memperbolehkan makanan masuk walau cuma satu sendok saja.
"Baiklah, aku menyerah. Hyung akan menghubungi ambulance untuk menjemputmu. Menginap di rumah sakit sepertinya lebih baik" matanya membulat mendengar penuturan dari Yoongi,
"Aku tida..." melihat ada kesempatan, Yoongi langsung memasukan bubur satu sendok ke mulut adiknya. Hingga mendapatkan tatapan tajam dari lelaki mungil itu.
" telan saja, tidak perlu banyak protes"
Walaupun harus dengan paksaan namun ahirnya bubur itu sudah habis masuk ke dalam perut si mungil, dan Yoongi senang melihatnya. Dia mengelap bibir Jimin manggunakan tisyu basah.
"Jika kau tidak membuat drama menolak makan, mungkin hyung sudah ada di kantor sekarang" Yoongi tersenyum melihat wajah masam Jimin yang menurutnya sangat lucu.
"Seharusnya hyung tidak perlu memaksaku"
"Maaf, tapi makanannya sudah ada di dalam perutmu sekarang. " Yoongi beranjak dari tempat duduknya mengambil tas kerja yang semalam di taruh di atas meja belajar jimin, lalu kembali menatap sang adik yang masih dalam keadaan marah, lucu sekali.
"Hari ini tidak perlu sekolah, istirahat di rumah saja. Saat makan siang nanti hyung akan pulang dan kita makan bersama" tidak ada jawaban dari orang yang di ajak bicara. Dia menarik dagu Jimin agar bisa melihat ke arahnya. Lalu menangkup pipi bulat itu dengan kedua tangannya.
"Hei,,, jangan marah, hyung minta maaf ya. Nanti siang kau boleh makan eskrim" Anak itu langsung tersenyum mendengar kata tersebut.
"Benarkah?"
"Eoh,, tapi hanya satu"
"Kalau 3?" Jimin memberikan 3 jari nya ke hadapan sang kakak.
"Satu"
"Ah hyuuung,,,satu itu untuk anak kecil, aku kan sudah besar jadi makannya tiga" astagah melihat wajah sendu sang adik, Yoongi tidak bisa menolaknya tapi kondisi Jimin saat ini sedang tidak fit, sudah 3 hari berturut turut Jimin mengeluh sakit di dadanya.
"Peraturan dari mana itu hmmm? Hyung berikan dua" dengan berat hati dia mengizinkan Jimin memakan dua eskrim.
"Yeay,,,,," Jimin bersorak walaupun cuma mendapatkan 2 eskrim, menurutnya itu sudah cukup.
"Hyung pergi dulu" Nafas Yoongi tertahan beberapa detik ketika pipi kanan dan kirinya di cium oleh Jimin, biasanya dia yang akan memberikan kecupan manis pada Jimin. senyum cerah tergambar di wajahnya sembari mengulurkan tangan untuk mengusap kepala Jimin.
Ada perubahan sifat pada diri Jimin setelah dirinya memberikan perhatian pada bocah 17 tahun tersebut. dulu saat dia lebih mementingkan pekerjaan, Jimin sangat dingin, tidak manja seperti sekarang. Mungkin begitulah cara anak remaja mencari perhatian orang dewasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
best brother (YoonMin)
De Todo"Jika sudah lulus nanti, aku tidak mau bekerja sepertimu" Jimin tidak mau menjadi pembisnis seperti yang ayah dan juga kakaknnya lakukan. "Kenapa?" "Membosankan, hyung jarang ada di rumah, bahkan saat hari liburpun hyung masih bekerja. Brothership Y...