"Jika sudah lulus nanti, aku tidak mau bekerja sepertimu" Jimin tidak mau menjadi pembisnis seperti yang ayah dan juga kakaknnya lakukan.
"Kenapa?"
"Membosankan, hyung jarang ada di rumah, bahkan saat hari liburpun hyung masih bekerja.
Brothership
Y...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🎍🎍🎍Happy_Reading🎍🎍🎍
BRAK!!!!!
Mendengar suara yang cukup keras Yoongi langsung berlari meninggalkan pekerjaannya menghampiri suara yang berasal dari kamar Jimin. Dia langsung membuka pintu dan melihat barang barang sudah berserakan di atas lantai. kakinya lemas, nafasnya tertahan sesaat, dia melangkah mendekati Jimin yang kini duduk di samping ranjang, nafas Jimin tidak karuan , anak itu menangis sembari tangan kanannya mencengkram kuat dada sebelah kirinya. "Jimin, kau masih mendengarku?" Jimin menatap mata Yoongi. Dia berusaha menarik nafasnya walaupun sangat sulit, dadanya seperti terhimpit sesuatu sampai oksigenpun susah untuk ia dapatkan. Yoongi menaruh kepala Jimin di pahanya, dia menepuk pipi Jimin supaya tetap sadar.
"Hyung" suara Jimin hampir tidak terdengar, denyut nadinya melemah, keringat dingin membanjiri seluruh tubuhnya. perlahan lahan Jimin mulai menutup mata, tangan kecil yang tadi menggengam erat baju Yoongi kini terkulai lemas di samping tubuhnya, membuat Yoongi menjadi seperti orang bodoh yang tidak bisa melakukan apapun karena panik. Dia langsung mengangkat tubuh Jimin untuk membawanya ke rumah sakit.
🎍🎍🎍
Dokter yang menangani Jimin belum keluar padahal sudah hampir satu jam Yoongi menunggu di depan ruangan tersebut. Yoongi menunduk memikirkan perkataan pamannya dulu, ucapan dari mulut kotor itu selalu terngiang ngiang di kepalanya saat melihat Jimin seperti ini. Tadi saat di perjalan dia sempat menghubungi Namjoon untuk menggantikan pekerjaannya besok pagi, terdengar suara dering headphone di saku celananya, suara itu dari headphone milik Jimin, terlihat nama Taehyung di sana.
["Jimin-ah,, besok pagi bawa buku catatan ku, aku harus memberikan tugas pada guru Park, jangan lupa!" ]
"Besok Jimin tidak akan sekolah"
["O, Yoongi hyung? Jimin sakit lagi?"]
"Eoh"
[" benarkah? besok pagi aku bisa mengambil buku catatanku tidak? aku juga ingin melihat keadaan Jimin"] Yoongi melihat kaca kecil yang menempel pada daun pintu lalu beralih kembali pada Taehyung
"Jimin di rumah sakit"
["apakah sakitnya parah"]
Yoongi mendengar suara pintu terbuka dan langsung mematikan panggilannya secara sepihak. Dokter berkacamata bulat menjelaskan keadaan Jimin, sebenarnya dia belum terlalu mengerti apa yang di jelaskan oleh dokter tadi. Mungkin nanti dia akan datang ke ruangan dokter untuk meminta penjelasan yang lebih jelas lagi, Yoongi masuk kedalam kamar rawat untuk melihat bagaimana Jimin yang tidur dengan infus di tangan kecilnya, juga masker oksigen yang menutupi wajah tampannya. Matanya memanas saat melihat dahi Jimin mengkerut, sepertinya anak itu tidak nyaman. Ia langsung mendekat dan mengusap dada Jimin, sembari membisikan ucapan penenang. "Hyung di sini kau akan baik baik saja, tenang yah"
