"Jika sudah lulus nanti, aku tidak mau bekerja sepertimu" Jimin tidak mau menjadi pembisnis seperti yang ayah dan juga kakaknnya lakukan.
"Kenapa?"
"Membosankan, hyung jarang ada di rumah, bahkan saat hari liburpun hyung masih bekerja.
Brothership
Y...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🎍🎍🎍Happy_Reading🎍🎍🎍
🎍🎍🎍
Suasana pagi hari memang sangat sejuk, dedaunan yang basah karena tetesan embun juga suara burung bernyanyi membuat siapa saja merasa tenang, pantulan cahaya matahari di cermin terlihat seperti lukisan yang indah. "Jimin,,, Bangun!" Sudah 3 hari Taehyung menginap di rumah Jimin karena memang Yoongi yang memaksanya untuk menemani Jimin di rumah. Remaja jangkung itu menarik selimut bebek Jimin membuat pemiliknya cemberut. "Yak,, cepat bangun Min Jimin!" "Sebentar lagi Tae" Ucap Jimin dengan mata yang masih terpejam. "Sampai kapan? Kalau kau tidak bangun aku akan pulang sekarang dan tidak akan menemanimu lagi" sepertinya ancaman konyol itu sukses membangunkan Tuan muda Min. "Ckk, aku sudah bangun" Terlihat kekesalah di wajah Jimin, dia cemberut mendengar ancaman Taehyung barusan. Kedua tangannya ia angkat tinggi tinggi, membuat alis taehyung bertautan tanda tak mengerti maksud dari temannya tersebut. "Gendong aku sampai ke kamar mandi Tae!" "Yak, kau sudah besar. Aku tidak mau" "Kau harus tanggung jawab karena sudah membuat aku bangun" Taehyung menghela nafas berat, sumpah serapah sudah keluar dari bibir tipisnya, ini masih pagi tapi anak bungsu keluarga Min sudah membuatnya jengkel. Dia menggendong tubuh kecil temannya menuju kamar mandi. "Apakah Min Yoongi selalu memanjakanmu Tuan muda?" Jimin mengosok hidungnya yang sedikit gatal karena kena gesekan di punggung Taehyung. "Lebih dari ini, Yoongi hyung sering mencium ku, membantuku makan, memakaikan baju, mem....." Ocehannya berhenti ketika Tangan besar Taehyung menutup mulutnya setelah tadi tubuhnya di turunkan paksa oleh Taehyung.. "Dasar manja, aku tidak mau mendengar hal menjijikan seperti itu"
Sembari menunggu Jimin, Taehyung menyiapkan sarapan di dapur untuk mereka berdua, karena ini hari libur Taehyung ingin mengajak Jimin keluar untuk sekedar menyejukan hati, naik wahana sepertinya asik juga. "Sudah selesai?" Jimin langsung duduk di kursi dan mengambil roti buatan Taehyung. "Jimin-ah...kau tidak ada rencana pergi ke suatu tempat" "Ini hari libur, aku mau tidur saja" Taehyung menarik roti terakhir Milik Jimin sebelum anak itu memasukan ke dalam mulutnya Membuat Jimin melotot memandang Taehyung. "Kita pergi, bagaimana?" "Kembalikan makananku!" Tangan kecil Jimin menggapai roti yang sudah sedikit itu di tangan Taehyung, susah sekali menangkap tangan panjang milik Taehyung. "Kembalikan makananku Tae!" Tangan Taehyung menghindar. "Tidak, sebelum kau bilang bahwa hari ini kita akan jalan jalan". "Kim Taehyung" Taehyung baru sadar jika Jimin itu imut ketika marah, bibirnya yang cemberut dan matanya yang semakin sipit, pantas saja Min Yoongi memanjakan teman kecilnya. "Buka mulutmu!" Jimin menuruti perintah Taehyung untuk membuka mulutnya, dan mengunyah roti yang di masukan oleh Taehyung. "Ini,, minum obatmu, setelah itu kita pergi"
🎍🎍🎍
Suara teriakan orang orang yang menaiki wahana mengalihkan mereka berdua, Jimin berlari mendekati salah satu wahana di sana. "Woaaaaahhhhh,,,,," matanya berbinar melihat betapa tingginya orang orang itu di tarik ke atas lalu di jatuhkan lagi ke bawah. "Taehyung-ah,,, aku boleh naik?" Jimin berlari menghampiri Taehyung. "Boleh, tapi jangan yang itu. Ikut aku!" Taehyung menggandeng tangan Jimin, mereka mendatangi wahana yang tidak terlalu tinggi. Taehyung tidak mau terjadi sesuatu jika Jimin naik wahana yang membuat jantung siapa saja yang menaikinya berdegup kencang, itu berbahaya. "Yak, ini untuk anak kecil. Aku sudah besar" Mereka memang seumuran tapi untuk kali ini sepertinya Taehyung sedang menjaga adik kecilnya. Jimin merajuk karena tidak di izinkan naik wahana keinginannya. "Cepat naik, bukankah kau mau naik wahana?" Jimin tetap diam, matanya menatap Taehyung garang tidak sama dengan bibirnya yang cemberut. "Kau bilang sudah besar, tapi wajahmu membuatku tidak percaya dengan kata katamu" Taehyung mencolek dagu Jimin, ahir ahir ini dia suka sekali menggoda teman mungilnya. "Aku tidak mau naik" Jimin membuang muka tidak mau menatap temannya. "Yasudah, biar aku saja yang naik" "Cihh,, Kim Taehyung sialan"