End?

1.7K 97 11
                                    

                  🎍🎍🎍Happy_Reading🎍🎍🎍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                  🎍🎍🎍Happy_Reading🎍🎍🎍












Ketukan jari mungil jimin terdengar keras di dalam mobil yang hening, perasaan gelisan tak mau hilang sedikitpun dari dalam hati, entah mengapa dia berfikir bahwa Yoongi berbohong saat bicara di telpon.
Tempat pertama yang ia tuju sekarang adalah perusahaan milik keluarga Min,  dirinya berharap kali ini Yoongi akan menepati janjinya untuk tidak menyakiti Taehyung.

           Di ikuti dua bodyguard di belakangnya,  Jimin berjalan cepat di lorong kantor sambil sesekali tersenyum ketika karyawan sang kakak menyapanya.
Matanya menyipit mendapati ruangan sang kakak kosong, "apakah Yoongi hyung sedang miting?" Gumamnya dalam hati, ia  berjalan mendekati kursi kebanggaan sang kakak lalu duduk di atasnya. Banyak sekali map tertata rapi di sisi komputer, ada foto keluarga mereka juga yang ikut menghiasi meja.
Beberapa saat kemudian suara nyaring dari telpon menghentikan fokusnya dari foto keluarga, jantungnya berdegub kencang saat mendengarkan kata demi kata yang terucap dari si penelpon, Jimin tidak berkata apapun dia juga tidak bertanya siapa yang sedang berbicara dengannya saat ini. dirinya hanya mendengarkan dengan seksama apa yang di ucapkan oleh orang tersebut.Setelah sambungan telpon terputus Jimin langsung bergegas keluar di ikuti bodyguart di belakang.

"Antarkan aku ke busan sekarang juga!"

...

Tarikan nafas terdengar pelan, Jimin menatap ragu pada pintu apartemen, yang mana gedung itu dulunya adalah tempat tinggalnya bersama Ayah, ibu dan juga sang kakak sebelum ahirnya mereka pindah ke Seoul karena pekerjaan  ayahnya yang memang seorang pengusaha besar di ibu kota.
Dia menoleh ke belakang pada sang bodyguart.
"Kalian tetap di sini, biarkan aku saja yang masuk" ucap Jimin
"Tapi tuan muda, kami harus memastikan anda baik-baik saja. Jadi harus ada penjagaan saat di dalam nanti"
Mendengar penuturan dari sang bodyguard Jimin kembali menarik nafas sembari memejamkan matanya.
"Aku akan baik-baik saja, jangan ada yang mengikutiku ke dalam. Kalian mengerti?" Dengan berat hati mereka harus mengikuti kemauan sang tuan muda.
Jimin perlahan masuk ke dalam, nafasnya tertahan sejenak ketika melihat temannya duduk di bangku kayu dengan keadaan menghawatirkan dan berhadapan langsung dengan sang kakak.

"Hyung?" Hampir saja anak buah Yoongi yang berjaga di balik pintu mencelakai Jimin, jika mereka tidak cepat sadar bahwa yang masuk adalah adik dari bos mereka.
"Jimin-ah? K-kau di sini?" Pertanyaan gugup dari Yoongi tidak ia jawab, Air mata Jimin mengalir saat pandangannya bertemu dengan mata sayu Taehyung. Dia berjalan cepat mendekati Taehyung lalu kemudian membantu melepaskan ikatan yang melilit pada tubuh sang teman.
"Taehyung-ah aku akan melepaskanmu" hanya berjalan sedikit saja kini dirinya merasakan lelah, juga nafas yang tidak beraturan membuatnya sedikit sulit membuka ikatan tersebut.
"Terima kasih jimin" ucap Taehyung pelan.
Setelah selesai, Jimin menoleh manatap tajam pada sang kakak, dia tidak menyangka bahwa Yoongi benar- benar akan melakukan hal gila seperti ini. Kakinya melangkah sangat pelan, ingin sekali dia berteriak di depan wajah Yoongi dan memberi tahu kan pada pria berkulit pucat itu bahwa yang di lakukannya adalah sebuah kejahatan, apakah Yoongi tidak mengerti. Bodoh sekali, fikirnya.
"Salah satu dari mereka akan mengantarmu pulang, jangan di sini ok" perintah Yoongi di anggap angin lalu oleh Jimin, anak itu berhenti tepan di depan sang kakak lalu menarik nafas dalam-dalam lalu mengelurakan kembali secara perlahan.
"Kenapa? Kenapa kau menyuruhku pulang?.." ucap Jimin dengan nada dingin,
"...kau ingin melanjutkan penyiksaanmu pada teman ku?..." Matanya terpejam sejenak sesekali memukul pelan dadanya yang mulai sakit, lalu melanjutkan perkataan.
"... kau akan melakukan hal sama seperti yang kau lakukan pada Samchon dulu?.." nafasnya mulai tersenggal senggal namun emosinya mengalahkan sakit di dadanya.
"Jimin..." Jimin menepis tangan sang kakak sebelum menyentuh pundaknya.
"... mengapa kau tidak membunuhku saja? Dengan begitu kau akan hidup tenang, tidak ada alasan untukmu menjadi orang jahat lagi...." Sambil menghapus air matanya dengan kasar, Jimin melanjutkan ucapannya.
"...kau bisa mencari pendamping hidup tanpa harus memikirkan aku yang merepotkan ini,kau juga bisa bersenang-senang di luar sana sepuasnya tanpa mengkhawatirkan seseorang yang menunggumu pulang. bukankah begitu?" Jimin tertawa miris melihat wajah kaku sang kakak.
"Aku tidak pernah berfikir bahwa kau akan pergi dan tidak akan membiarkanmu pergi. jika kau pergi hidupku akan hancur Jimin. Maka dari itu aku akan melakukan apapun untuk menjagamu" Perlahan lahan Jimin mundur sambil menggelengkan kepala mengisyaratkan supaya kakaknya tidak mendekat.
"Berhenti, aku tidak mau memiliki kakak penjahat. Hyung pergi saja, aku membencimu. AKU MEMBENCIMU MIN YOONGI" setelah mengucapkan kalimat tersebut dengan nafas memburu, kemudian,,,,,

DOR!!!

Bertepatan dengan suara tembakan dari Kim Hyung Sung yang tanpa mereka sadari sudah sadar dari pingsannya tersebut, tubuh Jimin limbung dengan darah mengotori baju putihnya, Dia mendengar suara riuh tembakan yang mungkin saja melukai si pelaku atau bahkan menghilangkan nyawa, juga terikan Yoongi dan Taehyung yang memanggil namanya.

🎍🎍🎍

         Yoongi yang melihat kejadian itu langsung berlari ke arah sang adik dan meletakan kepala Jimin ke pangkuannya. Lagi lagi Kim Hyun Sung berhasil melukai Jimin.
Ia menutup luka tembak di perut kanan Jimin dengan telapak tangannya untuk meredakan darah agar tidak keluar lebih banyak lagi, namun itu tidak membantu sama sekali, darah tetap mengalir di sela- sela jarinya.
"Jimin-ah...." Tangannya menepuk-nepuk pipi Jimin berharap sang adik tetap sadar.
"Hyung....." ucap Jimin lirih.
"...Ak.." Lanjutnya dengan nafas tercekat, lalu kemudian memuntahkan darah berwarna merah pekat tersebut.
"Aku,,, membencimu" kening nya mengekerut menahan sakit luar biasa di tubuhnya.
"Maafkan aku Jimin.." ucapan Yoongi terpotong ketika Jimin melanjutkan perkataannya.
"...tapi aku menyayangimu" mata sayu Jimin menatap Taehyung yang mematung mamandang Kim Hyun Sung yang sudah tergeletak tak bernyawa di sana.
"...Taehyung-ah..." Dengan sangat pelan ia memanggil nama Temannya lalu memegang tangan Taehyung saat remaja itu sudah ada di sampingnya.
"Maaf..." 
"...karena aku, kau harus menerima semua ini"
Taehyung yang mendengar penuturan itu langsung menggelengkan kepalanya cepat.
"Tidak, aku memang bersalah. Yoongi hyung memang pantas menghukumku. Ini bukan salahmu." ucap Taehyung dengan air mata yang terus mengalir.
"Ahk..." rintihan Jimin membuat Yoongi dan Juga Taehyung panik bukan main. bagaimana tidak, anak itu memuntahkan darah untuk ke sekian kalinya sambil membuka mulut untuk bernafas.
"...hyung, aku menyayangimu...." Jimin merasakan oksigen di sekitar sudah mulai hilang, telinganya berdengung hebat membuatnya tidak bisa mendengar apapun bahkan suaranya sendiripun ia tidak mendengar, namun tetap melanjutkan kalimatnya.
"....berjanjilah untuk menjadi orang yang baik, jangan ulangi lagi kesalahanmu." tangan lemasnya terulur untuk menghapus air mata Yoongi, namun belum sampai pada pipi sang kakak tangan itu terkulai lemas di barengi oleh matanya yang terpejam.
"Jimin...." Yoongi yang manikpun mengguncang tubuh kecil Jimin.
"Hei....  Jimin-ah,,,, aku berjanji akan jadi orang yang baik untukmu. Buka matamu!" Tidak ada pergerakan dari sang adik, ia merasakan dingin di tubuh Jimin.
"Hyung, Jimin sudah pergi" ucap Taehyung lirih, dia ikut menangis kala melihat teman malaikatnya pergi menemui malaikat sesungguhnya.
"Adik ku tidak mati, jaga ucapanmu!" Emosi Yoongi tersulut mendengar ucapan Taehyung barusan, dia yakin sekali bahwa Jiminnya masih hidup.
"JIMIN" Yoongi terus mengguncang tubuh dingin tersebut.
"MIN JIMIN BUKA MATAMU! Hyung mohon saeng, jangan pergi! aku bersalah, ya aku bersalah dan aku minta maaf" ucap Yoongi, kali ini sepertinya Yoongi akan gila. Adik satu-satunya pergi karena ulah dari kebodohannya sendiri.
"Yak Min Jimin, kau tidak mendengarku? Ayo bangun Jimin kita pulang" percuma saja Yoongi berbicar, tidak ada sedikitpun jawaban yang dia terima.























END.


Terima kasih buat kalian yang udah mau baca ff ini ,
Mungkin Endingnya kurang cocok di hati kalian. mohon untuk di mengerti karena penulis abal-abal ini cuma punya sedikit ide untuk mengeluarkan kata-kata.
O iya jangan lupa baca juga " ini ayah Jiminie" semoga suka🙏

best brother (YoonMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang