2.] Semua Berawal Disini

69 33 34
                                    

Hallo, readers♥
Sebelumnya, makasih banget buat yang masih mau lanjut baca cerita ini.

Maaf banget kalo banyak kekurangan, soalnya aku masih pemula:)

_Happy Reading_

Senja menyapa, pertemuan Gendhis dan para sahabatnya telah usai 3 jam lalu. Kini Gendhis hanya duduk, tidak sendiri. Dia bersama sejuta uneg-unegnya. Ada apa? Apa yang membuat gadis manis itu melamun begitu lama? Entahlah, Gendhis adalah gadis yang susah ditebak.

"Bapak" Gendhis berkata dalam hati. Entah apa yang ia pikirkan.

Klunting!

Ponselnya berbunyi, ada chat masuk. Dari siapa?

+62 821-xxxx-xxxx
Hei, Nona manis♥

Read.

Gendhis hanya membaca chat itu tidak ada niat sedikit pun untuk membalasnya. Toh dia siapa? Tidak! Gendhis tidak mengenal siapa dia. Jadi untuk apa?tidak penting.

"Nduk, Gendhis?" itu suara Mbok Endah.

"Dalem, Mbok " sahutnya.

'Dalem' (dalam bahasa Jawa sama seperti iya atau jawaban ketika dipanggil).

"Nduk, di depan ada yang nunggu kamu lho, temuin sana!" perintah ibunya.

"Siapa, Mbok?" Gendhis kebingungan.

"Itu lho temen sekolahmu dulu, Simbok lupa namanya siapa" kata Simbok.

....

Hening beberapa saat.

"Udah malem, kalo emang ngga ada yang penting mending pulang aja. Gendhis capek mau istirahat" tegasnya kepada seorang pria yang saat ini duduk di depannya.

"Di mana Gendhisku yang dulu? Apa ini Gendhis yang manis itu?" pria itu menatap Gendhis.

"Lupakan apa yang semestinya dilupakan!" Gendhis tak sedikit pun membalas tatapan pria itu.

"Disha, maaf jika dulu semua harapan indah itu hancur karena kesalahanku. Tapi untuk kali ini saja, tolong beri satu kesempatan untuk me-" belum lengkap kalimat yang ingin pria itu ucapkan, Gendhis sudah memotongnya.

"Untuk apa? Untuk kembali menyusun rencana hidup bersama denganmu? Tidak! Tidak perlu. Aku sudah muak dengan janjimu. Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, aku tidak mau tau. Kamu hanya akan membawa bayang-bayang kelam masa laluku jadi tolong ... pergi, " ucapnya.

What? Gendhis mengusir pria itu? Siapa dia? Mengapa Gendhis begitu membencinya? Sampai menatap wajahnya saja Gendhis tak sudi.

"Oke. Semoga kebahagiaan selalu bersamamu, Nona manis"

Deg.

Gendhis mengingat sesuatu, pria ini yaa pria ini yang mengirim chat kepadanya tadi sebelum akhirnya dia datang kerumah Gendhis.

Jadi pemilik nomor WA itu adalah pria yang selama ini berusaha ia lupakan? Yaa benar. Rendra Adilaksana adalah pria yang dulu sempat berhubungan dekat dengan Gendhis, bahkan mereka hampir bertunangan. Tapi, itu dulu. Sebelum akhirnya Gendhis menerima kenyataan pahit bahwa Rendra hanya memberinya janji manis. Nyatanya di hari pertunangan itu Gendhis dikecewakan dengan menghilangnya Rendra. Yaa, hilang. Semacam ghosting lah. Entahlah, Rendra tidak memberinya kejelasan selama 1 tahun tidak ada kabar.

...


Pagi ini awal dari perubahan hidupnya. Yaa anggap saja cerita yang sebenarnya baru dimulai.
Senyum di depan cermin adalah kebiasaannya setiap hari. Yaa, seperti bentuk menyemangati diri sendiri.

PAMIT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang