20.] Senja di Pantai Sanglen

25 12 0
                                    

Bismillah...

_Happy Reading_


Seharian di rumah membuat Gendhis bosan rupanya, lalu ia berinisiatif datang ke rumah Damar. Bukan hanya karena ia kesepian, tapi juga karena ia merindukan sosok kaku itu. Ditambah sudah seminggu ini ia tak bertemu Aleena.

Namun sesampainya di sana, rumah Damar sepi tak berpenghuni. Mungkin keluarga itu sedang pergi entah kemana.
Gendhis merogoh ponselnya, mencoba menghubungi Damar.

Gendhisa Larasati
Damar, kamu di mana?

Tidak ada balasan dari Damar, WAnya hanya centang satu.

Gendhis kembali melajukan motornya, berlalu dari rumah mewah itu. Gendhis memilih menuju pantai, di sana ada banyak ketenangan untuk menyejukkan pikirannya.

...

Pantai Sanglen, Yogyakarta
16:45 WIB

"Huemmm...akhirnya, udara sejuk ini lagi.. " ucap Gendhis menghirup udara sejuk itu.

Pantai Sanglen adalah pantai favorit Gendhis yang ia kunjungi setiap ingin menenangkan diri. Pantai itu masih sepi pengunjung. Gendhis menyukai pasir putihnya, udara sejuknya dan segala keindahan yang ada di sana.

Blubukkk!
Ponselnya berdering...

Gendhis membuka ponselnya.

Damaresekkk
Lo di mana sekarang?

Gendhisa Larasati
Lagi nenangin diri aja

Gendhis sengaja tidak memberi tahu Damar di mana keberadaannya sekarang, Gendhis hanya ingin mencari ketenangan untuk dirinya sendiri.

20 menit kemudian....

"Ekhemmm! " suara deheman itu membuyarkan lamunan Gendhis.

"Kalo batuk minum obat bang, " Gendhis masih tetap fokus memandangi ombak pantai.

"Kalo ada masalah cerita jangan di pendem sendiri, gua siap jadi pendengar setia kok, " ucap pria yang kini duduk di samping Gendhis.

Gadis itu menoleh ke sumber suara yang tak asing di dengarnya.

"D-Damar..kok bisa tau aku di sini? " ucap Gendhis heran.

Damar tak menjawabnya, sebenarnya Damar ingat waktu itu Gendhis pernah bilang kalau Pantai Sanglen adalah tempatnya mencari ketenangan.

Kini Damar meraih gitar yang ia bawa, ia mulai memainkan gitar itu.

"Masih inget awal kita ketemu? " ucapnya sambil melirik mata indah Gendhis.

"Masih, kamu nyanyi di taman terus kita ribut kan? karena kamu kesel aku ledekin, " Gendhis tersenyum mengingat kejadian itu.

"Sekarang gua mau nyanyi lagi, anggep aja ini awal yang baru..gua ga akan kesel kaya waktu itu, " ucap Damar, senyumnya nampak tulus.

"Hah? awal yang baru? "

Aku mengerti
Perjalanan hidup yang kini kau lalui..
Ku berharap
Meski berat, kau tak merasa sendiri

Kau t'lah berjuang
Menaklukkan hari-harimu yang tak mudah...
Biar ku menemanimu Membasuh lelahmu

Izinkan kulukis senja...
Mengukir namamu di sana Mendengar kamu bercerita Menangis, tertawa...

PAMIT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang