10.] DAMARRRR!

32 22 1
                                    

"Ndhisss...udah malem nih, aku mau nganterin Ara pulang dulu yaa, " ucap Bayu berpamitan.

"Okeii hati-hati dijalan oppa with Ara wkwk. " Gendhis tertawa.

"See u next time beibihhh muwahhh! " ucap Ara seraya mencium pipi Gendhis.

"Duluan bro! " ucap Bayu, menepuk pundak Damar.

"Yoii "

...

"Gilaa yaa untung aja Ara percaya, coba kalo engga? bisa kelar persahabatanku. " ucap Gendhis, memijat kepalanya.

"Untung ada ide cemerlang gua...yakan? " Damar berpindah duduk di kursi sebelah Gendhis.

"Iya iyaa makasih udah bantuin aku, tapi itu artinya kita harus pura-pura pacaran dong? Omaigattt! " pekiknya.

"Yaelah gampang! Asal lo ga baper aja sama gua hahaha " Damar terbahak-bahak.

"Dihh! bentar... sekarang kamu sering banget ketawa loh, serius deh beda banget sama awal kita ketemu. Kaku, " ucap Gendhis.

"Hemm..gua emang aslinya begini, cuma covernya aja kaku. " singkatnya. Yaelah Damar sa ae deh ngelesnya.

"Jadi makan soto? aku buatin yaa? gratis deh. " Gendhis menunggu jawaban Damar.

"Lahh? sembarangan aja asal gratisin orang! Emang tempat makan ini punya lo?! seneng boleh, lupa diri jangan nengg! " Damar bercanda.

"Oke begini yaaa tuan muda...yang reseknya na'udzubillah, Rumah Makan ini milik simbokku. Aku jujur nih daripada di ejek mulu, " Gendhis berusaha menjelaskan.

"Masaaaa?? " Damar tak percaya.

"Kamu tanya sendiri deh sama Mbok Endah kalo ngga percaya! " ujar Gendhis, malas.

"Yeee sa ae muka lo! udah jelek gausah ditekuk gitu! " Damar mencubit pipi Gendhis.

"Ihhh Damarrrr!!! kenapa sii? kenapa doyan banget gangguin aku?! " Gendhis memekikkan suaranya, membuat pengunjung disana menatap ke arahnya.

"Hihi...maap epribadihhh " Gendhis meringis.

"Gua cabut yaa! Mau ke tongkrongan ketemu temen lama. " Damar berpamitan.

"Ngga nanya wleeee.." Gendhis tak mau tahu, maunya tempe hiks.

"Bodoamat! Gua juga bisa! Nihh wleee..." Damar menjulurkan lidahnya.

"Hahaha lucu ihh...btw makasih udah dianterin pulang. " kata Gendhis.

"Sama-sama, sini salim dulu gua mau cabut nih! " Damar mengulurkan tangannya.

"Dihh iyaa baik tuan mudaaaa.." Gendhis memutar bola matanya, lalu menyambut uluran tangan Damar.

"Dicium lah! apaan cuma begitu? " perintahnya.

Cup!
Benar saja, Gendhis mencium tangan Damar.

"Sekarang merem dehh! buruan gua itung sampe tiga nih, " ucap Damar.

"Satu..dua..ga merem merem nih? ti.... " belum sempat mengakhiri hitungan jarinya, Gendhis sudah menuruti kata-kata Damar.

"Anjing pintarr....hahahha byee bego! "

Ngengggg wushhhh....

"DAMARRRRR! Awas aja besok! " gerutunya.

Lanjut nanti lagi yee

Tau kan gimana rasanya diread doang kaga dibales? huhu
Makanya jangan lupa follow+vote+komen sayangkuu♥

PAMIT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang