"Ndhisss...udah malem nih, aku mau nganterin Ara pulang dulu yaa, " ucap Bayu berpamitan.
"Okeii hati-hati dijalan oppa with Ara wkwk. " Gendhis tertawa.
"See u next time beibihhh muwahhh! " ucap Ara seraya mencium pipi Gendhis.
"Duluan bro! " ucap Bayu, menepuk pundak Damar.
"Yoii "
...
"Gilaa yaa untung aja Ara percaya, coba kalo engga? bisa kelar persahabatanku. " ucap Gendhis, memijat kepalanya.
"Untung ada ide cemerlang gua...yakan? " Damar berpindah duduk di kursi sebelah Gendhis.
"Iya iyaa makasih udah bantuin aku, tapi itu artinya kita harus pura-pura pacaran dong? Omaigattt! " pekiknya.
"Yaelah gampang! Asal lo ga baper aja sama gua hahaha " Damar terbahak-bahak.
"Dihh! bentar... sekarang kamu sering banget ketawa loh, serius deh beda banget sama awal kita ketemu. Kaku, " ucap Gendhis.
"Hemm..gua emang aslinya begini, cuma covernya aja kaku. " singkatnya. Yaelah Damar sa ae deh ngelesnya.
"Jadi makan soto? aku buatin yaa? gratis deh. " Gendhis menunggu jawaban Damar.
"Lahh? sembarangan aja asal gratisin orang! Emang tempat makan ini punya lo?! seneng boleh, lupa diri jangan nengg! " Damar bercanda.
"Oke begini yaaa tuan muda...yang reseknya na'udzubillah, Rumah Makan ini milik simbokku. Aku jujur nih daripada di ejek mulu, " Gendhis berusaha menjelaskan.
"Masaaaa?? " Damar tak percaya.
"Kamu tanya sendiri deh sama Mbok Endah kalo ngga percaya! " ujar Gendhis, malas.
"Yeee sa ae muka lo! udah jelek gausah ditekuk gitu! " Damar mencubit pipi Gendhis.
"Ihhh Damarrrr!!! kenapa sii? kenapa doyan banget gangguin aku?! " Gendhis memekikkan suaranya, membuat pengunjung disana menatap ke arahnya.
"Hihi...maap epribadihhh " Gendhis meringis.
"Gua cabut yaa! Mau ke tongkrongan ketemu temen lama. " Damar berpamitan.
"Ngga nanya wleeee.." Gendhis tak mau tahu, maunya tempe hiks.
"Bodoamat! Gua juga bisa! Nihh wleee..." Damar menjulurkan lidahnya.
"Hahaha lucu ihh...btw makasih udah dianterin pulang. " kata Gendhis.
"Sama-sama, sini salim dulu gua mau cabut nih! " Damar mengulurkan tangannya.
"Dihh iyaa baik tuan mudaaaa.." Gendhis memutar bola matanya, lalu menyambut uluran tangan Damar.
"Dicium lah! apaan cuma begitu? " perintahnya.
Cup!
Benar saja, Gendhis mencium tangan Damar."Sekarang merem dehh! buruan gua itung sampe tiga nih, " ucap Damar.
"Satu..dua..ga merem merem nih? ti.... " belum sempat mengakhiri hitungan jarinya, Gendhis sudah menuruti kata-kata Damar.
"Anjing pintarr....hahahha byee bego! "
Ngengggg wushhhh....
"DAMARRRRR! Awas aja besok! " gerutunya.
Lanjut nanti lagi yee
Tau kan gimana rasanya diread doang kaga dibales? huhu
Makanya jangan lupa follow+vote+komen sayangkuu♥
KAMU SEDANG MEMBACA
PAMIT [END]
Teen Fiction(Revisi) ~FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA~ Gendhisa Larasati namanya, senyum manis bak gula Jawa ciri khasnya. Ia adalah gadis dengan cover ceria yang sedang berusaha mengikhlaskan masa lalunya. Banyak dikelilingi orang-orang humoris membuatnya lupa den...