"Woii! Pulang bareng gua..." ajak Damar, menghentikan langkah Gendhis.
"Why? Kenapa tiba-tiba jadi sok baik? " Gendhis mengernyitkan dahinya.
"Gausah ge-er! Tadi nyokap minta gua ajakin lo ke rumah, kalo soal Aleena ga bisa nolak kan lo?.." mata itu melirik Gendhis.
"Hemm...yaudah tapi pulangnya jangan kesorean yaa..bentar aku mau ngabarin Simbok dulu... " ucap Gendhis sambil merogoh ponsel di dalam tasnya.
"Hm yaa... " singkat sekali epribadihh.
"Udah, yok! " Gendhis memasukkan ponsel kedalam tasnya lagi.
Mereka berjalan menuju parkiran.
"Pake nih! " Damar menyodorkan helmnya.
"Hah? Kamu gimana? kok aku yang pake helm? " Gendhis kebingungan.
"Lama lo! Sini gua pakein...gua gamau anak orang kenapa-kenapa. Lo tau kan gimana gua kalo bawa motor? " ucap Damar memasangkan helm di kepala Gendhis.
"Ini cowok bener-bener aneh...ketus tapi perhatian. Maunya apa coba? " batin Gendhis, menatap Damar tanpa berkedip.
"WOI! Iyaa gua tau gua ganteng...tapi biasa aja dong jangan gitu matanya..." Damar membuyarkan lamunan Gendhis.
"Dihh apaansi! Kalo kamu jatuh gimana? kan ga pake helm, " Gendhis menunggu jawaban.
"Naik! gausah banyak nanya! " Damar meninggikan suaranya.
"Oke oke kalem...." ucap Gendhis.
Belum sempat Damar melajukan motornya....
"Damar tungguu! " Gendhis memanggil si kaku.
"Apalagi? " Damar melirik spionnya.
"Jangan kebut-kebutan yaa..." pinta Gendhis.
"Hahahh...terus gua harus bawa motor kek kura-kura gitu? Lawak lo! Ini ninja woiii.. " Damar melajukan motornya tanpa aba-aba.
"Waaaa...ihh Damarrrrr! " Gendhis tersentak saat Damar tancap gas.
"Pegangan! Kalo lo jatoh gua juga yang repot ntar! " Damar masih dengan kecepatannya.
"Aaaaaaa! Kalo mau mati jangan ngajakin aku donggg! " teriak Gendhis.
"Gausah bawel! Diem bisa ga si?!! " Damar masih saja ngeyel.
...
"Udah sampe. Helmnya lepas sendiri gausah manja! " singkat Damar, memakirkan ninja merah itu di garasi rumahnya.
Gendhis melihat sekelilingnya.
"Ini rumah apa istana? mewah banget meng-waw epribadih..luas bangett," ucap Gendhis yang terpanah melihat pemandangan bangunan mewah yang kini ia kunjungi.
"Masuk! " ajak Damar membuka pintu rumahnya.
"Salam dulu lah! gimana si?.." ucap Gendhis memperingatkan.
"Ck! Iyaa lupa, " Damar mundur selangkah.
"Oke ulangi, assalamu'alaikum..." ucap Damar.
"Nahh gitu dong... percuma ganteng kalo ga punya tata krama! " celetuk Gendhis
"BRISIK LO! " ketusnya.
"Kok sepi? pada kemana? " tanya Gendhis, matanya tak menemukan siapapun disana.
"Ada nyokap sama Aleena. Paling di atas...duduk dulu, " Damar mempersilahkan.
"Biii! Bibiii...Biiiiiii!..
" teriak Damar memanggil Bi Lila, pembantu di rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAMIT [END]
Teen Fiction(Revisi) ~FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA~ Gendhisa Larasati namanya, senyum manis bak gula Jawa ciri khasnya. Ia adalah gadis dengan cover ceria yang sedang berusaha mengikhlaskan masa lalunya. Banyak dikelilingi orang-orang humoris membuatnya lupa den...