Chapter - 8

96 24 34
                                    

Joshua menatap langit-langit kamarnya. Ia menghela napas pelan. Perkataan Kalia saat ia hampir kehilangan kesadarannya tadi itu terngiang di telinga Joshua. Ia berulang kali menghela napas, mencoba menyingkirkan pikiran itu, tapi tetap tidak bisa.

"Aku ngantuk kak ... Semoga besok cepat datang ... Rasanya capek banget hari ini ..."

Mata Joshua mengerjap pelan. Memori lamanya entah kenapa tiba-tiba datang dan kembali memutar kejadian lama. Pria itu memjamkan matanya, bulir airmatanya menetes begitu saja. Situasi ini seakan deja vu untuknya. Semua terasa sama, hanya saja di waktu yang berbeda.

"300 joule!"

"LUNAA!!"

"Arrgghh, tambah lagi!"

".........."

"Maaf, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Luna Dinara Arkanza, meninggal dunia oada pukul 10:30 wib. Kami sudah berusaha dengan maksimal"

"Deekkk!"

Mata Joshua terbuka paksa. Napasnya terdengar tidak beraturan, sistem kerja otaknya yang berlebih membuat kepalanya mendadak pusing. Ia mendudukkan tubuhnya perlahan, matanya menatap lurus kedepan, kearah sebuah bingkai foto yang terletak di nakasnya.

"Kakak rindu kamu dek" lirihnya.

Foto itu tampak tersenyum manis, itu membuat Hati Joshua seakan teriris.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia suka berada di panggung!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia suka berada di panggung!!"

"Dia buat malu ayah!"

"Yah, Luna ingin mengejar cita-citanya!"

"Wanita tidak boleh terlihat sangat menonjol, dia menari seperti itu membuat citra ayah semakin buruk!!"

"....."

"Kak ... Adek sayang banget sama kakak. Maaf ya, adek gak bisa jadi adik yang baik untuk kakak ... Maaf ... Tapi rasanya adek ngantuk banget. Semoga hari esok cepat datang ya ... Rasanya lelah banget hari ini."

Hey J! || J°S 📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang