Chapter - 33

58 17 9
                                    







Tatapan Luna sedikitpun tidak berpaling dari Kalia yang saat ini sedang tertidur pulas di ranjang klinik yang diketahui milik temannya. Ia sengaja membawa Kalia kesana karena gadis itu terus menangis dan mengatakan ia tidak ingin pulang kerumahnya. Luna merasa bertanggung jawab, maka dari itu ia membawa Kalia ke klinik ini tanpa memberitahu siapapun, tak terkecuai kakaknya.

"Gimana keadaanya Dir?" tanya Luna

Laki-laki berjas putih bername tag Sandira Irawan itu menggeleng pelan, "Kondisi fisiknya baik-baik aja, cuma asmanya rada naik tadi dan sekarang udah mendingan. Tapi untuk kondisi mentalnya gue ragu" jelasnya

"Obat penenang yang biasa gak mempan sama dia, gue mesti nambahin dosis biar dia bisa tenang" tambah Dira lagi.

"Dia nyoba bunuh diri tadi. Untung aja gue cepat nangkep dia, kalau enggak mungkin udah hanyut di sungai ni anak" ujar Luna

"Mungkin keadaan mentalnya lagi gak baik. Gue gak terlalu paham karena gue dokter umum, tapi dilihat dari gelagatnya dia emang lagi depresi berat" kata Dira

Luna mengangguk pelan, atensinya kembali terarah pada Kalia yang semakin terlelap akibat obat penenang yang Dira berikan. Setidaknya ia bisa tidur tenang malam ini dan tidak melakukan hal-hal yang aneh-aneh.

"Lo bisa jaga dia disini? gue ada urusan jadi harus keluar bentar" ujar Luna

"Heh anak gadis! Udah jam berapa ini masih keluyuran aja" omel Dira.

"Dih, udah kek mak gue lu" sinis Luna

"Udah jam dua belas malam, lo mau keluyuran kemana hah?"

"Bukan urusan lo!" sinis Luna, ia kemudian bangkit dari posisinya "Titip dia gue ya, gua bakal balik sebelum subuh" jelas Luna.

Tidak ada alasan untuk melarangnya. Pun kalau di larang Luna akan tetap pergi dan tidak menghiraukan apa yang temannya itu katakan. Ia tipe orang yang keras kepala, sangkinkan kerasnya batu aja kalah.










H

E

Y


J













"Luna ngerencanain hal aneh!"

Dahi Joshua mendadak mengerut. Ia mencoba mencerna apa yang barusan Juan katakan dari ujung panggilan sana. Ia sengaja menekan tombol speker karena ia sedang menyertir mobil.

"Maksud lo?"

"Gue gak sengaja liat hpnya, gue nemuin hal aneh. Dia sering pergi ke sebuah tempat yang gue yakinin tempat gangster berada. Gue takut dia ngelakuin macem-macem."

"Kenapa lo baru bilang ke gue sekarang?" marah Joshua

"Gue juga baru tau bangst! Gue," terdengar suara helaan napas dari ujung panggilan sana "Gue curiga dia bakal ngabisin Nugroho. Luna udah gak percaya lagi sama hukum di Indonesia. Dia bakal buat hukum dia sendiri. Dia udah pernah nyelakain orang waktu tinggal di Jepang dan korbannya hampir meninggal dunia. Dia juga pernah gabung sama Yakuza buat belajar ilmu dari mereka. gue takut banget dia bakal meraktekin itu sama Nugroho" jelas Juan panjang lebar.

"Lo kasih makan apa sih adek gue sampek sebrigas itu?" kepala Joshua rasanya hampir mau pecah saja, permasalahan seperti bertubi-tubi menghampirinya tanpa selesai.

Hey J! || J°S 📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang