Chapter - 34

75 17 12
                                    

Joshua mengangguk pelan saat Raka menjelaskan keadaan Kalia secara menyeluruh. Raka tidak ada pilihan lain. Subuh saat ini baru saja tiba, mereka sama sekali tidak tidur hanya ubtuk menjaga Kalia. Bahkan Mika saat ini berada di sebelah ranjang Kalia untuk menjaganya. Takut-takut ia akan mengamuk lagi seperti tadi. Langit masih gelap, pemandangan mata juga masih terbatas.

Dira membuka kliniknya 24 jam karena memikirkan Mika dan saudara-saudaranya. Ia juga tidak tega dengan apa yang barusan ia saksikan.

"Sifat kanak-kanak yang Kalia keluarkan itu berasal dari Inner childnya. Waktu itu, dia sangat terpukul karena kehilangan mamanya. Kalia juga mendapat kekerasan saat berada disana. Traumanya terkadang tertutupi karena sifat kanak-kanaknya itu.

Ia sering menyebut nama mamanya dan mengatakan kalau sang mama masih hidup. dia terkadang suka tenggelam dalam ingatan masa lalunya dia. Dulu dia sering anggep kalau gue itu mamanya. Karena memang muka gue sedikit mirip dengan allmarhumah mamanya. Tapi sekarang, dia ngeliat lo sebagai sosok mamanya. Itu berarti dia memilih orang yang paling nyaman untuk menjadi figur mamanya. karena memang mama Kalia adalah sosok yang sangat lembut dan penyayang" cerita Raka panjang lebar.

"Sejak kapan dia bertingkah seperti itu?"

Raka menghela napas pelan "Sebenarnya Kalia sudah di nyatakan sembuh 4 tahun lalu. Dia rutin menjalani pengobatan untuk traumanya. Tapi, usahanya itu gagal karena dia kembali bertemu dengan papanya. Sumber dari semua traumanya. Patah hati pertama Kalia," Raka mengepal tangannya kuat-kuat, mengingat itu ia merasa akan murka dan ingin menghabisi orang itu saat ini juga.

"Gue pengen bunuh dia karena udah buat adek gue menderita begini. Tapi, gue sadar kalau itu bakal memperburuk suasana" sambung Raka.

Joshua menunduk, tidak akan bisa ia bayangkan kondisi kedepannya nanti jika hal itu terjadi. ia menyayangi Kalia, sangat. Ia juga geram saat mendengar penjelasan itu dari mulut Raka. Tapi, ia sendiri tidak bisa berbuat apa-apa selain menemani Kalia untuk kembali bangkit.

"Bang, kak Kalia nyairiin mamanya" ujar Mika yang baru keluar dari dalam klinik.

Joshua langsung bangkit dari posisinya. Ia mendapat izin dari Raka untuk menenangkan Kalia di dalam sana.

Kakinya melangkah pelan menghampiri ranjang yang berisikan seorang gadis yang tengah terbaring lemas sembari menggumamkan sebuah nama. Perlahan dia duduk di sisi ranjang, menggenggam tangan yang cukup hangat itu erat.

"Mama" lirih Kalia

"Hmm, kakak disini sayang" ujar Joshua pelan, suaranya terdengar gemetar. Tidak tega melihat kondisi Kalia saat ini, ini bukan yang ia ingin lihat. ia takut.

"Jangan pergi" lirih gadis itu lagi,

Joshua menggeleng pelan "hmm, kakak gak akan kemana-mana kok. Jangan takut." Airmata Joshua hampir saja meleleh dari sudut matanya.

Mata Kalia perlahan memejam. Efek obatnya masih beraksi di dalam tubuhnya. Ia terkadang terbangun sebentar lalu kemudian tidur lagi. Genggaman tangannya mengendur, dengan cepat Joshua kembali mengeratkan genggaman itu lalu mengecupnya cukup lama.

"Kakak bakal jaga kamu. Kakak gak bakal kemana-mana, kakak janji." suara itu terdengar lirih di telinga. Dadanya terasa sesak.

 Dadanya terasa sesak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hey J! || J°S 📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang