Sikap berontak itu berubah saat ia bertemu seseorang yang bisa mewarnai harinya ...
***
Joshua seorang putra orang nomor 1 di Indonesia, namun identitasnya di sembunyikan. Entah untuk apa. Joshua hidup dengan caranya, namun ia di panggil kembali da...
Waktu berjalan sangat cepat. hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan begitu seterusnya mengikuti siklus kehidupan yang berputar. Perlahan semuanya kembali ke tempatnya masing-masing, walau kisah-kisah itu masih membekas di ingatan.
Wajah itu terlihat menegang saat seseorang duduk di hadapannya dengan baju khas tahanan kelas berat. Sebuah senyum tipis lalu tersemat di bibirnya. Memberanikan diri untuk bertemu dengan orang yang sudah banyak menghancurkan hidupnya, Kalia mencoba menguatkan dirinya.
"Mau apa datang kemari..?" tanya pria yang lebih tua darinya itu ketus.
Kalia tersenyum tipis, menetralisasikan perasaannya yang sebenarnya campur aduk. Ia kemudian memberikan selembar undangan berwarna cream dengan tulisan namanya dan nama pasangannya disana.
"Setidaknya aku harus minta izin ke ayah kandungku untuk melangsungkan pernikahan" Jelas Kalia dengan suara bergetar.
Pria itu mengambilnya dan membaca nama yang terpampang disana. Ia mendengus, terdengar seperti meremehkan nama pasangan putrinya itu..
"Kamu nikah sama dia?" tanyanya dengan nada meremehkan.
Kalia mengangguk pelan, "Hmm" ia hanya berdeham pelan
"Terus kenapa harus minta izin padaku?"
"Setidaknya kau harus tau kalau putri pembawa sialmu ini akan menjadi milik orang lain dan tidak akan pernah lagi berkunjung untuk melihatmu. Ini yang pertama dan terakhir, setelah ini aku gak akan datang untuk melihatmu. Gak sanggup juga liat muka itu lama-lama."
Kalia mengambil tasnya lalu berdiri, "Nikmati hukumanmu disana. Aku harap seterusnya kita jangan bertemu lagi, Kita memang tidak di takdirkan untuk menjadi sebuah keluarga. Aku akan urus hidupku dan kau urus hidupmu sendiri. untuk terakhir kalinya. Pa, Kalia pamit ya. jaga diri papa. Selamat tinggal, Assalamualaikum."
Setelah itu Kalia pergi meninggalkan ruangan kunjungan dengan perasaan yang teramat hancur. Ia meremat dadanya kuat, dadanya terasa sesak. Tidak pernah ia sangka kalau keluarga intinya akan sehancur ini, bahkan sampai di detik terakhir, pria itu tidak menunjukkan penyesalan di raut wajahnya.
Namun, yang ia lihat bukanlah segalanya. Pria itu menangis untuk pertama kalinya saat mendengar kata-kata terakhir yang putrinya itu lontarkan. Dadanya terasa sesak, baru kali ini ia merasakan kehilangan yang teramat perih dan menyiksa.
"Tahanan 6432, waktu sudah habis. Kembali ke sel!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perasaannya masih sangat hancur. Kalia berjongkok di depan gerbang rumah tahanan itu sembari meremat dadanya, rasa sesak itu naik dan membuatnya susah untuk bernapas seperti biasa. Airmatanya mengalir begitu saja dengan derasnya, ini merupakan patah hatinya yang kedua kali pada orang yang sama. Sungguh hancur perasaanya saat ini.
"Kal"
Seseorang pria ikut berjongkok di hadapan Kalia, gadis itu tersadar dan buru-buru mengusap kedua pipinya. Ia mengangkat wajahnya dan melihat wajah Joshua yang memandangnya sangat khawatir.