Chapter - 19

68 15 35
                                    



Joshua tengah berhadapan langsung dengan orang yang di gadang-gadang ingin menghabisinya dan juga keluarganya itu. Ia mendatangi orang itu secara langsung kekantornya, tidak ada ketakutan sama sekali di matanya. Ia bahkan menatap tegas kearah pria yang usianya sekitar 40 tahunan itu tanpa berkedip sedikitpun.

"Baiklah, Saya mau langsung saja. Saya akan terima pengajuan proposal yang sebulan lalu bapak Nugroho ajukan pada Jj Company." Joshua menatap lurus dan tajam.

Wajah pria yang lebih tua darinya itu berubah drastis menjadi sangat terkejut. Joshua mengangguk, "Jika bapak ingin, saya akan investasi ke alutsistanya langsung. Jadi bapak tidak perlu meminta dana pada Presiden, saya akan membiayainya dengan melakukan investasi ini."

"Anda tidak sedang main-main dengan saya kan?"

"Main-main?" Joshua menggeleng pelan, "saya ingin investasi, bukan bermain-main," ralat Joshua

Nugroho mencoba mencari celah kebohongan diwajah Joshua. Sayangnya ia tidak menemukan apa-apa, pria itu nampak serius dengan ucapannya. Ia pun percaya, kemudian menyentujui kesepakatan yang ada. Mereka menandatangani hitam di atas putih sebagai bukti atas kerja sama mereka.

"Senang bekerja sama dengan anda" Joshua dan Nugroho saling berjabat tangan dan saling melempar senyum.

Namun, ada yang aneh dari senyuman Joshua, dari pada tersenyun ia lebih terlihat seperti menyeringai.

"Saya permisi dulu, selamat siang" pamitnya

Setelah keluar dari gedung itu raut wajah Joshua berubah dingin. Ia menyemprotkan handsanitaizer ketangannya cukup banyak lalu menggosok kedua telapak tangan itu kasar. Ia tersenyum, tidak, ia sedang menyeringai saat ini. ia terlihat sangat menyeramkan, senyumannya tidak mengundang orang lain untuk ikut tersenyum tapi malah sebaiknya.

"Ubah nama perusahaan yang ada di kontrak itu, masukkan datanya kedalam list para koruptor atas dasar penyuntikkan dana. Kirim sejumlah uang padanya melalui Vernon, ia akan mengurus sisanya. Brengsek itu akan segera mendekam di penjara. Lihat wajahnya aja gue mau muntah!"

Saka mengangguk sebagai jawaban. Joshua sudah lebih percaya pada ajudannya itu. sedikit banyaknya Saka sudah membantunya selama ini. jadi, tidak ada salahnya untuk menanam kepercayaan pada orang itu.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Nekk"

Gadis itu berlari mengejar wanita tua yang ada di depannya. Wanita tua itu berbalik. Gadis itu buru-buru meletakkan sendalnya di hadapan wanita tua tersebut, bermaksud memberikan wanita tua itu alas kaki untuk berjalan.

"Nanti kaki nenek ketusuk benda tajam. Mending pakai sendal saya aja"

"Kalau nenek pakek ini, kamu pakai apa nduk?"

Hey J! || J°S 📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang