Chapter - 23

64 18 30
                                    




3 tahun berlalu dengan sangat cepat ... semuanya terasa sangat cepat namun hampa, ruang rindu mengembang menjadikan penyakit kepala yang tidak kunjung sembuh.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





-Seoul, Korea selatan-

Joshua bangun dari tidurnya yang jauh dari kesan lelap. Ia memandangi langit-langit kamarnya. Hari-hari terasa sama saja. Perlahan ia bangkit dari posisinya, berjalan menuju toilet dan membersihkan dirinya sebelum menjalankan kegiatannya hari ini.

"Hari ini ada meeting di Ilsan. Gue bakalan nyusul, abang pergi duluan ya. ada sedikit kendala di imigrasi"

"Hmm, nanti kalau udah selesai langsung ke Ilsan ok"

Setelah itu sambungan telepon itu terputus. Joshua sudah keluar menggunakan setelan rapi. ia memakai arlojinya. Pantulannya di cermin membuatnya terlihat lebih rapi dan tampan.

Ia bersiap keluar dari kamar hotelnya dan mulai melangkah keluar dan menjalani harinya disini yang tinggal beberapa hari lagi.

Mobil yang ia kendarai pergi menuju Ilsan untuk urusan pekerjaan. Disana ia harus bertemu dengan Investor baru untuk urusan bisnisnya yang sekarang berkembang di negara ini. Joshua beruntung, setelah terlepas dari jeratan sang Ayah ia kini bisa hidup bebas tanpa adanya rasa takut lagi akan meninggalkan ayahnya disana.

Semuanya sudah selesai, menurut Joshua. Walau hasil akhirnya ia harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk ganti rugi dan tutup mulut. Tapi itu semua tidak masalah, uang itu kembali terkumpul dalam waktu 3 tahun kerja kerasnya.

"thank you"

Joshua berjabat tangan dengan orang itu lalu mereka tersenyum bersama setelah kesepakatan itu berhasil Joshua kantongi dengan baik. Ia tidak pernah salah memilik insvestor untuk perusahaanya.

Setelah urusannya selesai, Joshua berjalan-jalan sebentar didaerah taman yang terletak tak jauh dari tempat meeting tadi. Udara disini terasa sejuk dan asri, sedikitnya ini bisa membuat pernapasannya sedikit tertolong.

"Noona!"

Atensi Joshua terarah pada seorang laki-laki berparas tampan, memakai kaos putih berlapis jaket cokelat dipadukan dengan celana jean abu-abu itu berlari kearah seorang wanita memakai pakayan sopan nan terutup, tidak lupa ia juga menggunakan kain untuk menutupi kepalanya.

"Chan, neom-eojyeo! (chan kamu bisa jatuh)"

Atensi Joshua terkunci pada sosok itu. Suara itu terdengar tidak asing di telinganya. Ia pun berjalan perlahan mendekati wanita itu.

"Nuna-reul wihae aiseukeulim-eul gajyowass-eo! (aku membawa es krim untuk Noona!)" pemuda itu memberikan es krim berbungkus pelastik berwarna hitam itu pada wanita berkerudung itu.

Hey J! || J°S 📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang