0.8

848 22 0
                                    

BELVA berlari larian ditepi jalan raya. Sekarang sudah pukul 08.45 ia sudah terlambat empat puluh lima menit lamanya, ia bisa membayangkan bagaimana wajah Arthur yang marah ketika ia baru sampai dirumahnya.

Belva masih berlari larian tanpa mementingkan kakinya yang selalu keseleo karena tersandung batu ataupun jalanan yang berlubang.

"Aduh gue udah telat banget" Ucapnya lemas.

Saat sedang kelelahan karena terus berlari,ia melihat taksi dari arah barat. Tanpa menunggu lama ia berlari menghampiri taksi tersebut.

"TAKSI" Teriak Belva tidak sabar.

Setelah taksi itu berhenti ia langsung masuk kedalam mobil berwarna biru itu dan mengucapkan arah tujuannya kepada sopir.

***

ARTHUR duduk dikursi ruang tamu dengan raut yang kesal karena menunggu kedatangan Belva. Ia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, yang sudah menunjukkan pukul 09.00 berarti Belva sudah telat satu jam.

Apakah dia lupa? Kalo dirinya sangat tidak suka dengan orang yang tidak disiplin.

Saat sedang diam dengan pikirannya,ponsel yang berada di atas meja berdering menampilkan nama sang manajer.
Jered.

Ia sudah tau apa yang akan disampaikan oleh Jered, bahwa ia harus segera datang ke lokasi syuting. Arthur pun menghela nafas lalu berdiri dan berjalan keluar menuju mobilnya berada. Sang supir yang melihat tuan nya datang pun segera membukakan pintu penumpang bagian belakang.

Eits, supir milik Arthur ini masih tergolong muda dengan umur 29 tahun,lohh. Wajahnya juga jangan diragukan lagi, jika kalian membayangkan supir Arthur itu jelek,hitam,dan dekil kalian salah. Supirnya atau yang kerap dipanggil Marko memiliki wajah yang tampan dan rupawan. Karena Arthur sangat pemilih orangnya. Jadi bisa dikatakan jika Arthur mandang fisik🤭

***

BELVA sudah sampai di masion kediaman Arthur. Dengan nafas yang masih terengah- engah ia memecet bel rumah berkali kali sampai ada yang membukakannya.

"Nona Belva?" Tanya Elly

"Ah iya,dimana Pak Arthur?" Tanya Belva tak sabar.

"Tuan sudah berangkat lima menit yang lalu" jawab Elly, Belva yang mendengar itu mengerutkan dahinya.

"Kemana?"

"Ke lokasi syutingnya"

"Boleh saya minta alamatnya?" Tanya Belva sedikit memohon.

"Ah, tentu nona" Jawabnya lalu menuliskan alamat syuting Arthur menggunakan kertas yang selalu para maid bawa.

"Terima kasih" kata Belva setelah mendapatkan alamat tersebut. Lalu Belva berlari keluar dari pekarangan masion Arthur agar tidak memakan waktu lama.

Saat sedang berlari dengan tergesa gesa,ia menabrak dada bidang seseorang. Ia pun lantas mendongak untuk menatap siapa orang yang ia tabrak.

Setelah ia mendongak,ia terpesona dengan ketampanan laki laki yang ia tabrak.

"Hey?" Ucap laki laki tersebut sambil melambai lambaikan tangannya didepan Belva.

Belva pun tersadar lalu meminta maaf kepada laki laki tersebut.

"Ah saya minta maaf karena menabrak anda" kata Belva sambil menunduk.

"Ah tidak apa apa,lagian cukup empuk" kata laki laki tersebut dengan ambigu.

Belva yang mendengar kata kata empuk pun mendongak menatap sang empu. Ia kira dengan parasnya yang tampan otaknya juga tampan. Tapi ternyata otaknya dibawah nilai plus.

"Apanya yang empuk?" Tanya Belva kesal.

"Ah itu,dada ku yang empuk,jadi kepalamu tidak akan sakit ataupun amnesia." Ucap laki laki tersebut sedikit gugup.

"Ah iya,ngomong ngomong kenapa kamu berada di masion teman ku?" Tanyanya bingung.

"Teman? Maksud mu Pak Arthur?"

"Iya lah,kamu kira temanku Bibi Elly?" Jawabnya sewot.

"Oh,aku asisten pribadinya"

"Lalu kenapa kamu masih ada disini?" Katanya Dengan raut bingung.

"Aku terlambat,dan sekarang dia sudah pergi ketempat syutingnya" Jawab Belva seadanya.

"Oh ternyata dia sudah berangkat,kalo begitu mari kita berangkat bersama kesana" ajaknya.

"Kesana? Maksudmu ke tempat syuting Pak Arthur?"

"Ya iya lah, kamu pikir aku akan mengajakmu ke hotel?" Ucapnya dengan sinis, Belva yang mendengar pun kesal lalu memukul lengan laki laki itu pelan.

"Emangnya kamu tau tempat syutingnya dimana?" Tanya  Belva meremehkan.

"Tau lah,aku kan manajernya" Jawab laki laki itu dengan sombong.

Belva diam. Ia kaget mendengar kalimat yang diucapkan laki laki itu.

"Ngomong Ngomong namaku Jered"

***

next?

See you

My AktorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang