Belva merupakan seorang anak dari pengusaha kaya raya yang dipaksa untuk berkerja agar bisa seperti kakaknya. Sang ayah yang ingin membantunya dilarang keras oleh sang ibu karena ia ingin anaknya sukses dengan hasilnya sendiri,tanpa bantuan orang tu...
SETELAH melihat sunset, mereka pergi ke kedai yang ada di dekat pantai. Niat mereka hanya ingin ngopi-ngopi cantik disana. Walaupun pakai kopi sachetan. Sedari tadi Aira hanya diam tanpa suara. Entah apa yang dia pikirkan sampai membuat suasana hati nya buruk.
"Aku mau pulang." Ucap Aira. Belva dan lainnya mengerutkan dahinya. Loh? bukannya tadi Aira bersemangat saat akan pergi ke pantai? Tapi kenapa ia ingin pulang awal, padahal jam belum menunjukan pukul enam sore.
"Kita duduk dulu aja." Sahut Arthur.
"Aku mau pulang!" Ucap Aira sekali lagi tapi dengan nada yang sedikit kasar.
"Kamu pulang bareng Leon aja gimana?" Tanya Arthur.
"Emang kamu gak mau pulang?" Ucap Aira penuh selidik.
"Pulang, tapi sama Belva." Aira mendelik tidak terima. Belva terkejut, astaga kenapa bosnya sering membuat dirinya masuk dalam masalah. Bisa di pastikan setelah ini Aira semakin tidak suka dengannya.
"Arthur, aku ini tunangan kamu kalo kamu lupa! Kenapa kamu malah biarin aku dianter pulang sama cowok lain. Dan kamu malah nganterin cewek lain." Ujar Aira mengebu-gebu.
"Kamu sama Leon itu satu arah. Begitupun sebaliknya."
"Tapi apa kamu gak mau nganterin aku pulang? Selama ini kamu gak pernah nganter aku pulang, selalu supir kamu yang ngantar!" Ujar Aira.
"Terus kenapa? Yang penting kamu tetep sampai dirumah dengan selamat kan." Sahut Arthur. Mata Aira berkaca-kaca saat mendengarnya Arthur. Apa sebegitu tidak inginnya Arthur mengantar Aira? Dengan perasaan yang kacau Aira berlari meninggalkan kedai.
Leon yang melihat itu pun lantas ikut meninggalkan kedai untuk menyusul Aira. Dari wajahnya bisa di simpulkan jika Leon sedang cemas dengan Aira.
"Bapak gak nyusul Aira juga?" Arthur menghela nafas pelan lalu menggeleng. Huh, pasti dia akan diceramahi mamanya nanti.
"Ayo pulang, biar saya telepon Marko buat jemput kita disini." Ujar Arthur. Belva hanya bisa mengangguk patuh.
***
Belva dan Arthur sudah sampai di masion nya. Marko yang berada di belakang mobil sedang sibuk menurunkan koper Belva.
"Loh pak gak anterin saya pulang ke rumah?" Ucap Belva bingung.
"Kamu lupa? Mulai sekarang kamu akan tinggal disini bareng saya."
Astaga kenapa Belva sampai lupa!!
"Kamar kamu tepat di samping kamar saya. Nanti biar Elly yang nunjukin kamarnya." Ucap Arthur lalu masuk kedalam terlrbih dahulu.
Setelah Arthur masuk, Marko menghampiri Belva.
"Maaf nona, ini mau di bawakan sampai masuk?"
"Eh gak usah, biar saya aja. Makasih." Ucap Belva sambil tersenyum. Setelah itu Belva pun masuk ke nasion. Saat sudah masuk, ternyata Elly sudah menunggunya di ruang tamu.
"Mari nona saya antar ke kamar." Ucap Elly. Belva hanya mengangguk sebagai jawaban.
***
"Ini kamar anda, kalau disebelah kanan itu kamarnya Tuan Arthur. Kalau anda butuh apa-apa bisa panggil saya." Ujar Elly.
"Iya, makasih." Ucap Belva. Setelah itu Elly membungkukan badannya lalu pergi.
Belva pun masuk kedalam kamarnya. Saat masuk kedalam, Belva menatap tak percaya kamarnya. Apa seperti ini kamar para asisten?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bisa di pastikan Belva akan kesulitsn bangun karena terlalu nyaman.
Setelah keliling kamarnya. Belva melemparkan tubuhnya ke tempat tidur.
"Ugh... Enak banget." Ucapnya sambil terpejam.
***
Sekarang ini Arthur sedang berada di kamarnya. Dia bersiap-siap untuk mandi. Saat sedang melepas jasnya, handpone nya berdering. Arthur menghela nafas pelan, sudah pasti itu mamanya. Mana mungkin seorang Aira tidak mengadu?
"Halo Mah." Sapa Arthur.
"Arthur,maksud kamu apa gak mau ngantar Aira pulang?!"
"Mah, Aira sama Leon kan jalan pulangnya satu arah, jadi biar sekalian. Aku itu baru selesai syuting, pasti capek kalo di suruh bolak balik." Jelas Arthur.
"Capek demi tunangan apa susahnya?! Aira itu tunangan kamu, dan bentar lagi bakal jadi istri kamu. Kamu itu harus rela berkorban demi pendamping hidup kamu!" Cerca Nadiya.
"Dan mama denger asisten kamu tinggal di masion kamu? Apa bener?"
"Mama tau dari mana?" Sahut Arthur.
"Kamu kira mama gak tau kehidupan kamu di dalam masion? Mama selalu tau tindak tanduk kamu Arthur. Jadi jangan pernah macam-macam!"
"Shit!" Arthur mengetatkan giginya. Sial, ternyata ini sifat asli mamanya.
"Ah ya, sebagai pelajaran. Besok pagi mama bakal buat kejutan untuk kamu. Dan mama harap kejutan itu bakal membuat kamu sadar, betapa berbahayanya mama."
Tut.
Arthur berpikir keras, apa kejutan yang akan mamanya buat? Apa kejutan itu akan membuat heboh satu negara? Tentu mustahil!
Entahlah Arthur pusing untuk memikirkannya. Biarlah waktu yang menunjukan.
***
T.B.C
haii, aku up makasih yang udah vote!! 💕💕
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arthur: yang vote dapet kecupan manjah dari akwu☝️😘😘