0.14

759 32 1
                                    

SEKARANG Belva sedang menelepon Keyna di kamarnya. Biasa, setiap dirinya punya masalah. Pasti harus curhat ke sahabatnya.

"Key, lo tau, masa gue di suruh tinggal di tempat bos gue?!" Ucap Belva prustasi.

"Lah trus masalahnya apaan? Ya baguslah kalo gitu. Jadi lo gak usah ngeluarin ongkos buat taksi." Sahut Keyna dari telepon.

"Bagus mata lo. Ini gue takut di bilang yang enggak enggak sama tunangannya."

"Masih tunangan, bukan istri."

"Lagian tuh cowok gatel banget anjir, udah tau punya tunangan. Masih aja modusin lo."

Perkataan Keyna membuat Belva mengagguk setuju. Arthur itu sejenis manusia gak bersyukur. Udah punya tunangan cantik malah modusin dirinya. Bentar, ini kok Belva jadi kepedean?

"Gue harus gimana dong Key?" Ucap Belva terdengar putus asa.

"Yaudah tolak aja."

"Udah gue tolak sebelum lo suruh."

"Yaudah terima aja lah, kalo lo di bilang enggak enggak sama si tunangannya, lo bilang salahin aja tunangan lo. Dan pesen gue cuma satu, jangan sampek baper kalo dia modusin elo. Udah itu dulu, batre gue tinggal 4 persen. Bye." Ujar Keyna lalu menutup teleponnya.

Setelah telepon tertutup Belva membaringkan tubuhnya ke kasur. Setelah dapat secuil pencerahan dari Keyna, Belva pun memutuskan untuk setuju tinggal di masion Arthur. Jadi dirinya bisa hemat ongkos taksi dan hemat biaya hidup. Hidup gratis di tempat bosnya, terus digaji juga. Wah ini sih namanya keberungtungan. Soal Aira itu urusan belakang.

***

Pagi ini keadaan kediaman Belva sedang tidak kondusif. Di karenakan Belva yang tiba-tiba turun menyeret kopernya. Maura yang melihat itu langsung bertanya kenapa Belva menyeret koper. Apakah anaknya marah karenanya?

"Kamu mau kemana nyeret koper gitu?" Tanya Maura. Belva hanya melirik mamanya sekilas lalu duduk di kursi makannya.

"Belva, mama nanya sama kamu!" Maura terlihat kesal karena di abaikan.

"Loh papa gak ngasih tau? Belva mau pindah ke apartemen." Belva berbohong kepada mamanya agar di ijin kan pindah. Jika mamanya tau Belva akan tinggal dengan seorang laki-laki bisa bisa mamanya akan melarang keras. Hey, siapa sih yang ga takut anak nya tinggal sama laki-laki yang bukan keluarganya?!

Maura tampak terkejut, jadi ini yang dibicarakan Belva semalam dengan suaminya. Tapi kenapa suaminya belum bilang apa-apa soal ini?!

"Mas...Mas Vino sini kamu!!" Teriak Maura menggema di seluruh masion. Belva hanya bisa menutup telingan nya dengan telapak tangan.

"Apa sih Mah." Sahut Vino yang sedang berjalan menuju meja makan. Pandangan Vino jatuh kepada koper milik Belva.

"Koper siapa?" Tanyanya.

"Aku." Sahut Belva.

"Kamu jadi pindah? Padahal papa gak ngijinin kamu pindah loh."

"Iya, Belva mau pindah, biar gak jadi beban."

"Mama gak setuju." Ujar Maura dengan tegas.

Belva menatap mamanya dengan tatapan tidak terima. Hey!! Belva tidak mau menyia-nyiakan hidup gratis di masion mewah...

"Apasih Ma?! Aku tetep mau pindah." Ucap Belva mutlak.

"Enggak boleh."

"Boleh."

"Enggak."

"Boleh."

"Enggak Belva. Mama gak setuju." Tegas Maura.

Belva menatap papanya dengan tatapan meminta bantuan. Vino yang melihat itu hanya menghela nafas pelan lalu berkata.

"Kamu boleh pindah." Senyun kemenangan Belva langsung terpancar. Sedangkan Maura menatap suaminya tidak setuju. Walaupun Maura terlihat tidak akur dengan Belva, nyatanya Maura sangat menyanyangi Belva.

"Tapi kamu harus diawasi bodyguard." Ucapan Vino membuat Belva melotot tak setuju.

***
haii aku balik lagi sama chapter 14
jangan bosen buat baca my aktor yaa!!

btw aku keterima di smk inceran aku, seneng bangett🤧🤧

aku juga ga nyangka pembaca my aktor udah 2k 😭🎉

MAKASI SEMUANYA...

LOVYUU














My AktorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang