BELVA sudah sampai dirumahnya satu jam yang lalu. Setelah Arthur pergi ia masuk kerumah dengan kaki yang dihentak hentakan. Ia kesal kepada Arthur,seharusnya yang mengantar dia pulang adalah supirnya yang tampan. Apalagi saat diperjalanan tadi terjadi insiden raba-raba, astaga Belva malu. Saat ia hendak masuk kekamar pun mama nya membuat Belva semakin kesal.
"Aduh anak gadis baru pulang kerja. Gak ngurus rumah bantuin Mamaanya malah mau langsung tidur,mau jadi anak durhaka kamu?" Sindir Maura.
Dan disini lah Belva sekarang,ia sedang mengepel lantai ruang tamu dengan pakaian yang masih sama saat dia berkerja. Walaupun suasana sudah malam,Maura tetap memaksa Belva untuk mengepel. Maura bilang jika besok kakaknya akan pulang kerumah setelah satu tahun di Kanada.
Masalahnya kenapa Belva yang harus bersih bersih rumah? Sedangkan asisten rumahnya itu ada berpuluh puluhan.
Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Belva yang sedang mengepel.Ternyata ada ayahnya yang baru pulang kerja. Ayahnya tampak terkejut melihat putrinya yang mengepel malam malam.
"Loh,Belva. Kok malem malem ngepel?" Tanyanya dengan bingung.
"Tanya sana sama Mama,anaknya baru pulang kerja bukannya dipijitin malah disuruh ngepel." Sungut Belva.
Vino yang mendengar perkataan Belva menggelengkan kepala. Istrinya itu sangat suka sekali menjahili anak bontotnya.
"Sudah,sana kamu masuk kamar terus nanti makan malem bareng."
"Gak,Belva masih kesel sama Mama. Belva mau mogok makan." Kata Belva lalu pergi setelah membanting pel-pelan. Vino yang melihat itu hanya bisa menghela nafas panjang.
***
ARTHUR sedang duduk dengan iPad yang berada dipangkuannya. Sesekali ia menyesap kopi hitam yang dibuatkan Nadia.
Mata nya fokus kearah iPad,tapi tidak dengan pikirannya. Wajah Belva yang kesal terkesan lucu membuat Arthur memikirkannya. Ia gemas sendiri jika mengingat wajah itu.
Nadia datang dari tangga dengan majalah fasion ditangannya. Ia sedikit mengerutkan dahinya ketika melihat anaknya senyum sendiri.
"Arthur,kamu gak gila kan?" Tanya Nadia was-was.
Arthur terkejut mendengar suara mamanya yang tiba tiba muncul disampingnya.
"Atau kamu sakit?" Nadia melihat anaknya dengan cemas,tangannya hendak memegang dahi Arthur tapi Arthur mencegahnya.
"Engga mah, Arthur sehat kok." Jawab Arthur.
"Kalo kamu sehat kenapa tadi kaya orang ga waras? Senyum senyum sendiri gak jelas."
"Gapapa" Jawabnya singakat. Nadia mendengus kesal mendengar jawaban putranya.
"Arthur lihat deh, Aira cantik banget ya. Pantesan jadi sampul majalah, kamu harus beruntung bisa tunangan sama dia." Nadia tersenyum melihat majalah yang sampulnya adalah foto Aira. Sedangkan Arthur hanya mengangguk malas mendengar mamanya selalu membangga-banggakan Aira setiap saat.
"Jadi kamu udah nentuin tanggal nikah kalian belum? Mama tuh uda gak sabar gendong cucu. Pasti anak kalian nanti bakalan cakep bangett." Ucap Nadia dengan semangat.
"Nanti kalo drama aku udah kelar, Mah."
"Emang berapa minggu lagi sih?" Tanya Nadia tidak sabar.
"Lima bulan lagi." Jawabnya.
"Astaga Arthur itu masih lama banget, mama kira seminggu lagi." Ujar Nadia kesal.
"Mama mau seminggu lagi kamu nikah." Ucap Nadia tanpa bantahan.
"Mah,gak bisa." Ucap Arthur penuh penekanan.
"Gak bisa kenapa? Kalo kamu mikir urusan tentang pernikahan, biar mama sama Aira yang urus. Kamu tinggal tunggu jadi apa susahnya?" Ucap Nadia.
"Mah,aku gak cinta sama Aira, jadi jangan paksa aku." Ucap Arthur penuh penekanan lalu pergi.
***
SEKARANG Belva sedang berbaring santai dikasurnya. Ia lelah gara-gara mengepel tadi. Ia jadi ingin minggat dari rumah ini,sikap mama nya yang meanak tirikan membuat Belva kesal.
"Apa gue minta papa buat beliin gue apartemen aja ya?" Tanya Belva pada diri sendiri.
"Tapi nanti kalo mama tau dibolehin gak ya?"
"Kalo enggak,berarti gue bilang sama papa sembunyi sembunyi"
"Oke fiks,gue mau beli apartemen." Finalnya lalu bangkit dari kasurnya dan berjalan keluar kamar.
"PAPA...PAPA." Teriak Belva sambil menuruni tangga.
"Di MEJA MAKAN" Sahut papanya.
Saat sampai di meja makan,ia melihat mama dan papanya yang sudah selesai makan malam.
"Aduh katanya mau mogok makan,kok turun mau makan ya?" Kata Maura penuh sindiran. Vino yang mendengar sindiran Maura menatap istrinya dengan datar.
"Aku gak ngomong sama mama" ucap Belva sambil membuang muka.
"Aku mau ngomong sama papa, em.pat.ma.ta." Kata Bela penuh penekanan diakhir.
"Yaudah kamu tunggu di ruang kerja papa aja." Kata Vino dan diangguki oleh Belva yang akan pergi menuju ruangan papanya.
"Dia mau ngomong apa Mas?" Tanya Maura kepo.
"Gak tau,nanti aku kasih tau." Jawab Vino kalu pergi.
***
EH AKU SENENG BANGET YANG LIAT MY AKTOR UDAH 1K 😭😭😭
makasiii buat yang udah baca sama yang udah vote+komen, moga kalian sehat selalu yaaa🤧💞
doain aku juga ya moga aku lolos ppdb😉💜
jangan lupa vote+komen yaaa!!
kalo kalian mau ngasih pencerahan tentang penulisan atau alurnya komen yaa, biar aku perbaiki 😇!!
LOVYU

KAMU SEDANG MEMBACA
My Aktor
RomanceBelva merupakan seorang anak dari pengusaha kaya raya yang dipaksa untuk berkerja agar bisa seperti kakaknya. Sang ayah yang ingin membantunya dilarang keras oleh sang ibu karena ia ingin anaknya sukses dengan hasilnya sendiri,tanpa bantuan orang tu...