Pond POV
.
.
.
Malam hari di condoAku saat ini sedang merebahkan dirinya di sofa tentunya dengan phu, dan menjadikan paha Phu sebagai bantalnya, tangan kanan Phu sambil mengelus rambut rambutku yang terasa sedikit kasar tapi aku yakin tak mengurangi ketampananku, dan tangan kirinya aku pegang erat pun kadang juga di tangannya aku kecup.
"Ka berhenti untuk mencium tanganku" ucapnya sepertinya ia menahan kesal tapi aku suka melihatnya kesal karna itu sangat imut
"Eh kenapa? Kamu ga suka? Biarin aja kan aku suka" balasku dengan nada yang menyebalkan
"Apa kamu tak bosan?"
"Aku tak akan bosan jika itu berhubungan denganmu" dan Blush aku bisa melihat mukanya memerah dari bawah oh sangat imut
"Kak Pond bisa ada yang mau di jelasin?"
"Jelasin apa sayang?" Oh aku yakin bahwa saat ini ia akan bertanya tentang tanda yang kubuat di lehernya itu
"Jelasin"
"Apa ini tentang Kissmark?"
Jawabanku yang terkesan blak-blakn membuatnya sangat malu dan pasti membuat pipinya semakin memerah saat ini, itulah mengapa aku sangat suka menggodanya.
"Kenapa kamu terus berbicara frontal seperti itu"
"Apa kau malu?"
"Tidak"
"Tapi reaksi mu berbanding balik dengan ucapanmu" aku tau bahwa ia sedang berbohong, jadi aku menangkup kedua pipinya lalu membuatnya melihat ke arahku, dan aku melihat pipinya sangat merah oh itu sangat imut.
Terkadang aku berpikir, kebaikan apa yang aku lakukan di masa lalu hingga aku mendapatkan pacar se manis dan se imut Phu. Oh jangan lupakan dia terlihat sangat imut ketika sedang kesal.
"Apa kau mau tau?" Tanyaku dengan yakin
"Y-ya aku mau tau" jawabnya dengan gugup
"Dengarkan dan jangan memotong, mengerti"
Flashback on
Malam itu aku membawa pulang Phu yang tengah mabuk.
Lalu aku menggendongnya, sesampainya di condo aku langsung menaruhnya di tempat tidur.
Aku membuka pakaiannya untuk membersihkan tubuhnya dengan handuk dan air hangat.
Phu saat itu menerima saja, aku melihat wajah Phu yang memerah akibat terlalu banyak minum, bibir yang sedikit terbuka malah membuatnya terlihat semakin sexy di mataku.
Aku menahan gejolak yang selama ini aku tutupi rapat-rapat, walaupun Phu tidak memiliki dada besar, bongkahan pantat yang sintal, bahkan ia termasuk ke dalam kategori yang kurus dan tinggi tapi ia terlihat sangat sexy saat memakai jas dokternya.
Hingga akhirnya aku memakaikan piyama pada Phu."Ka Pond kenapa tak pernah menciumku dibibir. Uh aku sangat ingin tapi aku malu" ucapan Phu yang tiba-tiba semakin membuat ku semakin gila. Oh bukan aku tak mau tapi aku memegang janji untuk tidak menodai mu Phu
"Apa aku sudah gendut hiks Ayah Bunda apa ka Pond tidak mencintaiku lagi" lagi-lagi Phu mengingau. Oh sayang kau bahkan tak gendut tapi kau sexy
Lalu aku begitu di kejutkan lagi dengan Phu yang tiba-tiba bangun dan langsung memegang kedua pipi ku dan di majukannya bibirnya untuk mencium bibir ku. Aku yakin Phu sedang dibawah sadarnya. Aku ga boleh mencari kesempatan di saat seperti ini
"Aku menginginkannya ka" ucap Phu sebelum mengecup bibirku.
Astaga Phu jangan seperti ini, aku tak bisa menahan sedikit lagi. Aku akan merasa bersalah jika melakukannya padamu.
Cup
Cup
Jangan memancingku sayang
Aku tak yakin jika aku tak lepas kendali
"Phu... jangan salahkan aku jika bibirmu bengkak besok dan juga maafkan aku yang tak bisa menahan nya lebih lama lagi. Kuhadap kau tak marah padaku" balas ku karna aku sudah tak bisa menahannya lagi.
Aku langsung menarik Phu untuk berada lebih dekat denganku, lalu aku dengan segera mencium bibirnya, aku menciumnya dengan sangat lembut dan akhirnya berubah menjadi ciuman yang kasar. Aku menginginkan lebih dari ini.
Langsung saja aku mengulum bibir atas bawah Phu, lalu menggigit bibir bawah Phu agar memberikan ku akses lebih. Setelah Phu membuka mulutnya sedikit aku langsung memasukkan lidahku kedalam sana untuk memgabsen setiap giginya, dan mengajak perang lidah Phu.
"Eughhhh"
Mendengar desahannya yang terdengar sangat sensual di pendengaranku membuat aku semakin merasakan hawa panas di dalam tubuhku, aku merasakan juniorku sudah berdiri dengan sempurna, aku semakin menjadi liar, aku semakin tak terkendali, lalu tangaku tak tinggal diam. Aku memasukkan tanganku kedalam piyama Phu untuk mengelus punggung nya yang sangat halus. Aku tau Phu memiliki kulit yang sangat halus walaupun aku hanya pernah memegang wajah, tangan, dan kakinya saja.
Phu memukul dadaku dengan pelan, ia lemas aku tau ia membutuhkan oksigen, jadi aku melepaskan ciumanku, dan aku melihatnya mengambil nafas dengan terburu-buru.
Melihatnya dengan bibir yang membengkak, air liur yang entah punya siapa sudah menetes hingga lehernya memberikan kesan sexy padanya. Lalu aku segera mengecup lehernya.
Phu yang saat ini sudah kehilangan pakaiannya yang entah kapan aku lepaskan, menyisakan underware nya saja. Dengan cepat aku pun melepaskan pakaianku juga, aku tak tahan. Tak lama kami berdua sudah sama-sama dalam keadaan naked.
"Aku akan pelan-pelan sayang" setelah mengucapkan itu aku langsung membuat tanda kepemilikan di lehernya. Tampak indah, aku ingin memberitahu kepada semua orang bahwa Phu adalah milikku, dan selalu menjadi milikku.
"Ka Pond" ucapnya dengan lemas. Aku tau bahwa Phu sudah lemas ditambah ia sedang mabuk berat
"Jangan berisik sayang. Kalau kamu kesakitan kamu bisa mencakarku, atau menggigitku terserah asal kamu ga menyakiti dirimu sendiri. Paham"
"Eummm iyaaaahhhh"
"Mungkin ini akan sedikit sakit"
"......."
Tak terdengar lalu aku melihat Phu yang sudah tertidur dengan pulas.
Oh shit.
Sepertinya aku akan menuntaskannya sendiri.
Dengan cepat aku memakaikan kembali pakaian Phu agar ia tidak kedinginan dan memasangkan selimut untuknya.
Lalu dengan cepat aku masuk ke kamar mandi untuk bermain solo, lalu segera tidur.Flashback off
"A-apa benar seperti itu" ucapnya kaget
"Iya menang benar, itu kenyataannya"
"Kaka pasti bohong aku mana pernah seperti itu" sangkal Phu
"Kamu mana inget sayang, tapi itu lah yang sebenarnya terjadi"
"Kak, kenapa kamu tak melanjutkannya? Pdhl kaka bisa saja langsung melakukannya"
"Ah itu.. aku tak mau mengambil kesempatan. Kau tau jika aku sangat menyayangimu, saat itu aku juga sudah di luar kendali, dan maafkan aku ya" aku menjelaskannya dengan ditambah sedikit bumbu karna aku tak mau membuatnya semakin bersalah
"Benarkah? Apa itu sangat menyakitkan?" Tanya nya dengan malu dan aku tau dia membahas apa ahahaha
"Awalnya iya, tapi tak apa yang penting aku bisa mengatasinya"
"Eumm maafkan aku ka"
"Hey gapapa, aku tak apa. Beneran" setelah itu aku langsung memeluknya dan mengelus punggungnya dengan lembut.
TBC
Vote dan Komen
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETHEART : PONDPHUWIN
FanfictionPerjalanan kisah cinta 2 anak remaja yang sedang di mabuk asmara. Pond yang seorang Maba di Fakultas Teknik. Tampan, Pintar, Humble, Penyabar, Mesum, dan Bucin banget sama Phuwin. Phuwin yang juga seorang Maba di Fakultas Kedokteran. Cukup tampan ta...