Saat ini Clara sedang menunggu seseorang yang mengajaknya bertemu.
"Hey..." Sapa seseorang yang mengalihkan perhatian Clara dari Hp nya.
Mata Clara membola melihat wanita yang berdiri didepannya. "O..oh.. Hay."
"Boleh aku duduk?" Tanya wanita itu karena Clara tak kunjung mempersilahkannya duduk.
"Astaga.. Ayo silahkan duduk." Clara Tersadar dari keterkejutannya. "Jadi kamu yang ngajak aku ketemuan?"
Wanita itu yang tak lain adalah Stevani, menganggukkan kepalanya. "Iya.. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."
"Tentang?" Tanya Clara yang penasaran karena ia merasa sudah tidak ada masalah dengan wanita atau tepatnya istri mantan suaminya itu.
Stevani tak langsung menjawab, ia menatap lekat wanita cantik yang ada didepannya. Betapa jahatnya dulu dia dengan wanita yang ada didepannya kini. "Clara...." Stevani memberanikan diri memegang tangan Clara.
Clara makin dibuat bingung dengan tingkah Stevani.
"Aku minta maaf untuk waktu itu, maaf aku sudah menjadi duri dalam rumah tanggamu. Waktu itu aku bingung, aku tak tau harus berbuat apa, Brian dengan tiba-tiba memutuskan aku sebulan sebelum kalian menikah. Aku akui aku bukanlah wanita baik-baik, saat berpacaran dengan Brian aku juga bermain dengan laki-laki lain tapi, Brian tetap bersamaku dan selalu memaafkanku. Sampai malam itu Brian mengatakan kata-kata yang tak pernah ia ucapkan, ia memutuskanku. Disitulah aku makin menggila sampai aku hamil, aku bahkan tak tau aku hamil sebelum putus dengan Brian atau sesudah putus." Stevani menjeda perkataannya dan menatap Clara yang hanya diam saja.
Melihat respon Clara Stevani melanjutkan perkataannya. " Saat aku mengetahui kalau aku hamil, aku berusaha menghubungi Brian dan mengaku jika yang aku kandung adalah anaknya. Ntah bagaimana Brian langsung mempercayainya dan membawaku ke hadapanmu sampai kau meminta cerai darinya. Setelah perceraian kalian hidup kami baik-baik saja tapi itu hanya sebentar. Sikap Brian berubah, dia menjadi acu tak acuh denganku tapi dia tetap menyayangi Nanxi anakku."
"Anakku?" Beo Clara, harusnya anak kami bukan, batinnya? Kami yang Clara maksud adalah Brian dan Stevani.
Stevani menatap sendu Clara kemudian menunduk. "Nanxi bukan putri kandung Brian."
"Waaaaaaah......" ucap Clara spontan, drama macam apa ini pemirsa batinnya menggeleng-geleng. "Ah.. Maafkan aku." Clara tersenyum canggung akibat ulahnya.
"Tak apa, pasti kamu bingung ya?" Bukannya marah Stevani malah tersenyum.
"Ntah sejak kapan Brian mengetahui jika itu bukan anaknya. Aku juga mengetahui jika Nanxi bukan putri Brian setelah melihat bukti tes DNA diruang kerja Brian. Dari awal aku selalu mendoktrin diri bahwa Nanxi adalah anakku dan Brian jadi, tidak pernah sekalipun aku berfikiran jika Nanxi bukanlah anak Brian sampai aku mengetahui surat itu."
Mulut Clara sedikit terbuka, ia terperangah dengan cerita Stevani, sungguh drama keluarga yang mengerikan.
"Hah.." Stevani menghela nafas sejenak, ia menatap heran pada Clara. Kenapa wanita didepannya ini bukannya marah malah terlihat terheran-heran dan ntah apalagi arti dari tatapan Clara.
"A..apa seberat itu kisahmu?" Bukannya tersenyum senang melihat kesengsaraan wanita perusak rumah tangganya, wajah Clara justru menampakkan rasa prihatin pada Stevani.
Kali ini Stevani yang terperangah dengan pertanyaan Clara. "Ka.kamu gak marah?"
"Marah?" Tanya Clara bingung.
"Aku ini orang yang merebut suamimu dan perusak rumah tanggamu loh," gemas Stevani.
"Memang, lalu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex-Husband [END]
ChickLitTuhan Jangan pertemukan aku dengan mantan suamiku lagi. ~Clara Hanzelin Kau sendiri yang membuatku ingin memilikimu lagi dan kali ini tak akan kubiarkan kau lepas. ~Brian Aditya Alvarenzo