Typo berterbaran 😎Waktu terus berjalan tak terasa sudah 5 tahun berlalu. Kini Clara hidup menjadi seorang wanita karir. Vakum dari profesi dokternya dan menjalankan usaha papanya. Tapi saat ini Clara lebih suka bekerja di belakang layar. Untuk urusan luar seperti meeting dan urusan luar kantor dia sudah mempercayakan pada sahabat yang sekaligus sekertarisnya. Sedangkan untuk urusan dalam kantor semua Clara yang mengurusnya.
"Vi... Apa hari ini ada rapat?". Tanya Clara pada Viona.
"Untuk hari ini tidak ada Cla, tapu besok sepertinya ada. Nanti aku cek lagi, kayaknya rapat soal kerjasama. Kau sudah meyiapkan semua berkasnya bukan?". Tanya balik Viona. Pasalnya selama ini Viona hanya menjalankan apa yang sudah disusun oleh Clara.
"Oh rapat kerjasama dengan T'Corps ya? Aku sudah menyiapkan semua berkasnya kau tenang saja". Jawab Clara santai.
"Apa rapat kali ini kau tak mau coba turun tangan langsung Cla? Apa kau tak takut jika aku bermain curang?". Tanya Viona lagi sambil menaikkan satu alisnya.
"Hahahaha, kau bodoh ya... Kalau kalau kau mau bermain curang kenapa tidak dari dulu saja. Oh... Dan lebih memilih menjadi pesuruhku dari pada melanjutkan karir sebagai penegak hukum?". Tawa Clara dan mengejek Viona.
"Apa kau bilang pesuruh? Jangan lupakan dirimu yang seperti mayat hidup selama 2 tahun jika tidak ada aku pasti akan berlanjut ke tahun-tahun...". Viona menghentikan ucapannya ketika melihat Clara menatap kosong kearahnya.
"Cla... Ma..maaf". Cicit Viona dan menghampiri sahabatnya untuk memeluknya.
"Aku mohon jangan ingat lagi. Maafkan aku membuka luka lamamu". Viona makin mengeratkan pelukannya pada Clara.
"Vio... Jika dia hidup pasti saat ini sudah menggangguku dan memintaku untuk membeli banyak mainan bukan?". Tanya Clara dengan suara paraunya.
"Ssttt... Jangan seperti itu dia sudah bahagia disana. Jika kau bersedih dia akan bersedih. Bukannya kau tam suka melihat mamamu menangis? Hal itu juga pasti Baba rasakan. Dia tak akan suka melihat mamanya menangis lagi". Ucap Viona.
"Andai aku mengetahuinya lebih awal, pasti Baba masih ada Vio". Ucap Clara yang kali ini mulai menjatuhkan air matanya.
"Sudah... Jangan menangis.. Kau mau mengunjungi Baba sore nanti? Pasti dia kangen dengan mama dan tantenya". Kata Viona yang masih mencoba menenangkan Clara. Dengan pelan Clara mengangguk.
"Hah... Benar! Baba tak suka jika mamanya menangis". Kali ini Clara mengusap air matanya dan berusaha tersenyum.
"Baiklah.. Saatnya bekerja!!". Serentak keduanya.
Baba adalah panggilan sayang Clara untuk buah hatinya yang pergi sebelum sempat Clara menunjukkan dunia padanya. Saat itu Clara tak sadar jika dia hamil karena proses percerainnya dengan Brian cukup membuatnya terpuruk. Umur pernikahan yang belum seberapa dan Brian yang memperkosanya cukup membuat Clara sedikit depresi. Hal itulah yang membuat Clara harus kehilangan buah hatinya.
Sedangkan dinegara lain terlihat sepasang suami istri sedang menjemput seorang anak kecil dari sekolahnya.
"Hai sayang...". Ucap wanita yang tak lain adalah Stevani.
"Hai mommy... Ah Daddy juga menjemputkuu". Jerit bocah kecil yang bernama Xiana Aldeandar.
"Hai.. Tuan putri". Ucap laki-laki itu yang tak lain adalah Brian.
Pasangan itu terlihat bahagia layaknya tak pernah ada masalah selama ini. Tapi di belakang itu semua banyak cerita pahit yang berusaha Brian tutupi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex-Husband [END]
ChickLitTuhan Jangan pertemukan aku dengan mantan suamiku lagi. ~Clara Hanzelin Kau sendiri yang membuatku ingin memilikimu lagi dan kali ini tak akan kubiarkan kau lepas. ~Brian Aditya Alvarenzo