Malam itu terlihat seorang gadis yang tengah melamun akibat kejadian sore tadi
"Clara ada yg ingin mama dan papa sampaikan sayang, kami harap kamu mematuhinya sayang ini keinginan dari kakek dan nenekmu" Ucap pria paruh baya yang masih terlihat tampan dengan umurnya yg mendekati pertengahan abad itu
Vero menatap putrinya yang sedang berhadapan dengannya dan disamping putrinya terdapat istri tercintanya
"Apa itu pa? apakah Clara harus mengabulkan keinginan kakek dan nenek?" Tanya Clara yang masih belum mengetahui apa keinginan dari orang tua papanya itu.
"Kakek dan nenek telah menjodohkanmu sayang". Ucap Vero tegas dan menatap lekat melihat reaksi putri tercintanya itu. Sedangkan istrinya Elin tampak khawatir melihat reaksi Clara.
"A..apa..? Tadi papa bilang apa? Jodoh? Clara di jodohin? I..in..ini gk mungkin papa bohongkan sama Clara?" Tanya Clara pada ayahnya dengan ekspresi syoknya.
"Tidak sayang ini benar, itulah wasiat kakek dan nenekmu"
"Enggak pah Clara gk mau di jodoh jodohin gitu. Papa jangan bercanda ah, mama juga nih ikutan ngerjain Clara ya kan?" Ucap Clara menatap kedua orang tuanya berharap mereka mengiyakan ucapannya tersebut.
"Maafkan mama Clara sayang, papa dan mama tidak bisa berbuat banyak. Karena wasiat ini dibuat atas kesepakatan kedua belah pihak. Saat itu kamu masih kecil sayang dan usaha kakekmu yg dipegang papamu sekarang mengalami masalah besar dan teman kakekmulah yg membantu sehingga perusahaan kakakmu kembali berjaya. Karena kedekatan itulah mereka berdua menjodohkan cucunya kelak jika berbeda jenis kelamin dan tidak terpaut umur jauh. Lelaki yg akan menjadi suamimu kelak berumur 3 tahun di atasmu sayang". Jelas Elin berusaha sehalus mungkin menjelaskan kepada putri tercintanya itu
"Jadi maksud mama, perjodohan ini karena balas budi?" Tanya Clara
"Bukan sayang, perjodohan ini murni karena mereka sahabat. Dulu sebelum membantu kakekmu, teman kakekmu juga pernah mengalami kesusahan dan yaah kakekmu yang menolongnya. Jadi papa rasa jika ini balas budi maka seharusnya hutang itu sudah terbayar bukan, karena mereka saling membantu. Tapi ini murni sayang, murni karena mereka tak ingin berpisah walaupun maut sudah memisahkan mereka setidaknya cucu cucu mereka meneruskan kebersamaan itu". Papa Clara mencoba memberikan pengertian juga
Clara terdiam, pikirannya sudah buntu dia tidak habis pikir masih ada perjodohan di zaman sekarang. Dia memang sedang tidak memiliki hubungan dengan pria lain. Tetapi belum tentu pria yg di jodohkan dengannya berstatus seperti dia, bisa saja dia sudah punya kekasih atau bahkan tunangan ata lebih parahnya sudah menikah. Dan Clara tentu tidak mau menjadi perusuh di tengah tengah hubungan orang lain.
Dengan pikiran yang tidak jelas Clara berdiri dan meninggalkan ruang keluarga. Mamanya pun khawatir dan berusaha memanggila Clara yg tak dihiraukan sama sekali.
"Pah.. Batalkan saja mama tidak tega melihat putri kita tertekan seperti itu". Lirih Elin pada suaminya
"Tenanglah ma.. Biarkan Clara menenangkan diri dulu dan memikirkan keputusannya. Dia sudah dewasa dan papa rasa dia akan mengambil keputusan yg terbaik menurutnya". Ucap Vero menenangkan istrinya yg sudah menangis melihat putrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex-Husband [END]
ChickLitTuhan Jangan pertemukan aku dengan mantan suamiku lagi. ~Clara Hanzelin Kau sendiri yang membuatku ingin memilikimu lagi dan kali ini tak akan kubiarkan kau lepas. ~Brian Aditya Alvarenzo