Jujur

23.9K 1.5K 16
                                    

Dengan tekat yang kuat Brian menemui Stevani untuk mengatakan hal sebenarnya

"Hey.. Tumben ngajakin ketemu di tempat kayak gini, biasanya langsung ke apartemen" kata Stevani yang baru saja tiba di sebuah restoran

"Hey..." balas Brian seraya tersenyum

"Kamu kok tegang gitu mukanya" Stevani heran melihat wajah Brian yang tampak gelisah

"Ada yang mau aku bilang ke kamu Stev" dengan yakin Brian menatap Stevani

"Ih ya tinggal bilang aja sih yank" gemas Stevani karena melihat kekasihnya bertingkah aneh hari ini

"Aku sudah menikah Stev" kata Brian to the point

"A..ap..apa Menikah? Jangn bercanda yank gk lucuh is"

"Aku udah nikah beberapa minggu yang lalu Stev"

"Kamu gk bercanda kan Brian, jgn ngaco kamu" Stevani yang awalnya menganggap itu bercandaan dari Brian mulai resah

"Aku serius, aku dijodohin sama Papa Mama"

Hening tak ada sautan dari Stev. Karena tidak ada respon dari Stevani Brian menjelaskan semuanya dari awal perjodohan hingga perjanjian dan juga Clara yang menjadi istrinya

"Hahahahahaha" Stev tertawa sumbang, sakit merasa di khianati itulah perasaan Stev saat ini

"Kau menyakitiku Brian, kau tau berita ini sangat menyakitkan" ucap Stev

"Maafkan aku, aku tak bisa menolak sayang, aku mohon tetaplah bersamaku tunggu aku hingga perjanjian itu selesai" ucap Brian memohon pada Stev "Sungguh aku sangat mencintaimu"

PLAK

Suara tamparan menggema diruangan privat itu

"Kau brengsek Brian, kau bajingaaaaaaaaaan aku benci padamu" Stevani segera beranjak dan meninggalkan Brian yang terdiam setelah tamparan dari Stev

Hancur... Cintanya hancur Stev akan meninggalkannya, itulah yang Brian pikirkan. Setelah cukup lama Brian terdiam dia pun berdiri dan mengejar Stevani yang sudah berlalu menaiki taksi. Dengan cepat Brian mengejar menggunakan mobilnya, membuntuti Stev yang menuju apartemennya. Brian tau hati wanita itu pasti sangat terluka. Sesampainya di depan pintu apartemen Brian langsung masuk dan menghampiri wanita yang sedang menangis histeris membanting semua benda yang ada dihadapannya

"Sayang.. Sst aku mohon tenanglah" Beian berusaha memeluk Stev dan menenangkannya

"Tenang kau bilang BRENGSEK, KEKASIHKU MENIKAH DENGAN ORANG LAIN KAU BILANG TENANG" Triak Stev sambil memukul-mukul dada Brian

"Maafkan aku, ku mohon tenanglah sayang, walaupun aku menikah aku tak mencintainya, bersabarlah hingga perjanjian itu selesai" ucap Brian

"Sampai kapan aku harus sabar dan sabar, orangtuamu tak menerimaku, kau bilang sabar, kau menikah dan membohongiku kau juga bilang sabar HAAAAAH" Stevani menumpahkan semua kekesalannya pada Brian dan Brian pun harus rela tubuhnya menjadi samsak Stev

Ntah berapa lama Stevani menjadikan Brian samsak, menumpahkan semua sakit yang iya rasakan sampai tak terasa lagi pukulan dari Stev tapi isakan masih terdengar dari bibir Stev

"Maafkan aku sayang maafkan aku, ku mohon jangan menangis" Brian masih setia memeluk Stevani

Dengan lemah Stevani melepas pelukan Brian "Pergi.. Aku ingin sendiri" kata Stevani dalam isakannya

"Tapi ak.." belum selesai Brian berbicara Stevani berteriak "PERGI AKU BILANG, PERGI AKU INGIN SENDIRI"

"Baiklah, aku akan memberikanmu waktu, aku mencintaimu sayang" Brian mengecup kening Stevani dan berlalu pergi dengan berat hati. Brian yakin esok Stev akan mengerti dan tetap bersamanya

Dari apartemen Stevani, Brian melajukan mobilnya ke rumahnya bersama Clara. Dia tak peduli Clara sendirian di rumah sakit bahkan mungkin dia lupa jika Clara dirumah sakit. Sesampainya dirumah Brian menuju kamar mandi membersihkan badan dan mendinginkan fikiran setelahnya mencoba tidur mengistirahatkan badan dan fikirannya

"Aku ingin pulang" keluh Clara sedirian di ruang inapnya

"Huh Brian Brengsek, lebih baik aku tidur, besok aku akan memaksa dokter mengizinkan aku pulang lebih awal" Clara berbicara sendiri

Saat akan memejamkan mata terdengar ketukan pintu

TOK TOK TOK

Masuklah seorang dokter dan perawat "malam mba Clara maaf ganggu waktunya ini mau cek rutin dulu ya sebelum tidur" kata dokter wanita itu ramah

"Oh iya dok" jawab Clara

Setelah mengecek dan melihat kondisi Clara yang membaik dokter menjelaskan pada Clara

"Dokter besok pagi saya udah boleh pulangkan?" tanya Clara

"Apa gk nginep semalam lagi mba Clara, buat mantau kalau kalau kepala mba Clara sakit lagi" jawab dokternya

"Saya udah gk papa dok, kepala juga udah gk sakit banget, besok saya boleh pulang iya?" Clara memelas

"Iya udah mana suaminya mba saya mau bicara dulu soal kondisi mba Clara" dokter itu baru menyadari kalau sedari tadi Clara hanya sendiri diruangan itu

"Oh dia lagi ada kerjaan mendadak tadi dok" jawab Clara cuek

"Malem-malem gini, wah orang sibuk mah gitu ya" goda dokter

"Hehehe" Clara nyengir "gimana dok boleh ya?"

"Tapi kan harus ikut persetujuan suami mba dulu" jelas dokter itu

"Dia bilang terserah saya kok dok soalnya dia pulang baru lusa" bohong Clara

"Ya udah kalau gitu, karena memang mba Clara udah baikan saya izinin besok pulang" akhirnya dokter mengizinkannya pulang

"Terimakasih dokter" senyum bahagia tampak diwajah yang masih tampak pucat itu

Pagi-pagi sekali Clara bangun, dia menyiapkan semua barang bawaannya sendiri dan bergegas keluar rumah sakit. Orang rumah bahkan tidak ada yang tahu. Mba Titi biasanya akan datang jam 10 Pagi jadi sebelum mba Titi atau yang lainnya datang Clara sudah bergegas pulang karena takut kalau nanti tidak jadi pulang

Dengan menggunakan taksi akhirnya Clara sampai didepan rumah. Pak satpam yang kaget melihat nyonyanya pulang dari RS sendiri segera menghampiri

"Ya ampun nyonya kok pagi-pagi udah nyampe rumah gini, udah boleh pulang memang?" tanya pak satpam khawatir sembari membantu Clara membawa barang-barangnya

"Hehe udah dong kan Clara udah sembuh pak" ucap Clara

Saat akan membuka pintu, bertepatan dengan pintu yang dibuka dari dalam

"AAAAAAAAAAAAA" jerit Clara melihat makhluk lecek mata hitam menjulang tinggi didepannya

"KAU!!!" triak Brian balik melihat Clara ada di depannya. Semalaman Brian tidak bisa tidur memikirkan Stevani dan saat pagi menjelang dia baru teringat dengan Clara. Tanpa membersihkan diri Brian bergegas menuju rumah sakit dan Hell... Apa yang dia lihat sekarang, wanita mungil dengan perban di kepala itu bediri didepan pintu rumah mereka
ASTAGA!!

My Ex-Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang