bagian 9

725 86 15
                                        

Awah sejuk kini menyelimuti kota Jakarta karna sedari tadi hujan turun sejak subuh.Walau begitu tak menyurutkan kegiatan warga Jakarta yang tetap melakukan kegiatan Mereka.

Ada yang pergi bekerja,ke pasar dan ke sekolah seperti yang dilakukan oleh Rey.Dia yang tumben datang lebih pagi dari biasanya bahkan yang lain belum ada yang datang.

Entah apa yang membuatnya datang pagi sekali sepertinya ada hal yang penting yang akan Dia lakukan pagi ini.

"Terpaksa deh gue berangkat awal ... Karna gur akan kasih pelajaran ke cowok brengsek itu ... Siapa suruh Dia mukulin gue sampe babak belur begini"gumam Rey yang terus berjalan di koridor.

"Untunglah sekolah masih sepi jadi gue bisa dengan leluasa menyusun rencana buat dia"lanjut Rey tersenyum senang serasa mempercepat langkahnya.

"Dengan lem ini ... Bisa buat Lo ngak bisa bangun dan jika Lo paksa ... Celana Lo akan robek dan Lo akan malu"gumam Rey tertawa lalu dengan cepat Dia menaruh lem itu di kursi yang biasa suheil duduki.

Setelah selesai menaruh lem.Rey pun keluar dari ruangan dan berlarih kecil ke belakang sekolah namun langkahnya terhenti ketika Dia di kagetkan oleh sesuatu.Dia nampak tak percaya dengan apa yang di lihatnya.

"Nah ... Nah ... Nahh .. nahh ... Mmmmm"senandung seorang cewek begitu merdu.Rey masih setia dengan ekspresinya yang kaget itu ketika melihat ada cewek di belakang sekolah.

"Hai ... Kok Lo ada disini"teriak Rey yang membuat Cewek itu langsung menghentikan senandungnya dan menatap Rey.Wajahnya kaget sama seperti Rey.

Cewek itu langsung membuang selang air yang Dia gunakan untuk menyiram bunga-bunga yang tumbuh indah di belakang sekolah kemudian cepat-cepat pergi.Rwy pun tak sempat mengejarnya.

"Kata Sandrinna ... Dia bukan anak sini ... Tapi kok tadi gue lihat Dia pake seragam sekolah ini yah ? ... Gue harus temui Sandrinna sekarang ... Biasanya dia juga sudah datang"binggung Rey.

Rey pun dengan cepat melangkah ke kelas Sandrinna dan benar saja.Sandrinna sudah datang.Dia sedang duduk di pojokan seorang diri sembari menyoret-nyoret sesuatu di bukunya.

"San ... Gue mau ngomong sama Lo sebentar"pinta Rey dan untung saja kelas masih sepi kalau tidak.Sandrinna bisa menjadi bulan-bulan di tatap sinis sama cewek-cewek sekelasnya.

"Duh jangan sekarang deh kak ... Aku mau ke perpus dulu nih ... Ada buku yang aku cari"tolak Sandrinna lembut serasa bangkit dan berjalan cepat.

Sesekali Dia menengok ke belakang untuk memastikan jika Rey tidak mengikutinya lagi dan ternyata Dia cuma pura-pura jika Dia sedang mencari buku.

Sebenarnya Sandrinna tengah menghindari Rey karna Dia pasti Rey akan tanya tentang kejadian tadi.Dia belum menyiapkan halasannya untuk agar Rey percaya dengan ucapannya nanti.

"Sandrinna mau ke perpus .. tapi disanakan ngak boleh berisik ... Apa gue nunggu Dia aja disini ? ... Tapi lama nanti Mereka curiga lagi sama gue"gumam Rey lirih lalu melangkah ke arah perpustakaan.

"San ... Sandy ... San ... Lo ada di dalem kan ? ... Gue mau tanya ke Lo ... Ini tentang temen Lo itu san"pangil Rey yang sedikit keras dan namun nampaknya perpustakaan itu tidak ada orang.

"Kayanya perpustakaannya kosong"gumam Rey yang masih asyik mengintip di depan pintu perpustakaan.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahu Rey.Rey pun memasang muka kagetnya plus muka tegangnya dan Rey pun langsung menengok ke belakang.

"Aaaisssss ... Lo san ... Kirain siapa ...sini ...sini kita duduk (di bangku depan perpustakaan) ... Ada yang ingin gue tanyain ke Lo"kaget Rey namun habis itu Dia ngajak Sandrinna duduk.

DESTINY OF LOVE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang