Retrace 12 - Illusions

50 9 2
                                    

 Tenda strategi menjadi sunyi dengan suasanya yang aneh. Ada begitu banyak orang disana, lebih dari dua untuk saling berbicara. Delapan orang dan semua hanya menatap kosong dalam diam. Wooyoung menggoyang-goyang kan lututnya, satu-satunya yang menjadi tidak sabar dalam kelompok. San melipat tangannya tanp sepatah kata. Yeosang melihat langit-langit seperti anak kecil yang menahan air mata. Yunho bermain dengan jemarinya yang panjang, sementara Mingi hanya bernafas. Jongho terus mengalihkan pandangannya dari Hongjoong ke Seonghwa, tak satupun dari mereka bahkan saling bertatapan. Keadaan ini menjadi terlalu panas untuk mereka berdua yang tak pernah sekalipun luput dalam komunikasi sebelum Seonghwa meninggalkan pack.

Hongjoong tenggelam dalam ingatannya, berusaha sekeras mungkin mengumpulkan dirinya yang dikelilingi emosi. Mencari langkah yang bijak dalam mengatasi masalah ini. Tapi sudah hapir 30 menit berlalu sejak mereka semua duduk di dalam ruangan. Lebih dari itu, mungkin satu persatu dari mereka akan tertidur dengan kesunyian yang teramat sangat.

Wooyoung tak menyukai sikap diam dari semua orang. Dia kemudian berdiri dengan kesal dan berkata pada pimpinan mereka, "Aku akan melaporkan situasinya pada Ayah."

"Duduk, aku belum memutuskan apapun." Tegas Hongjoong.

"Kau membuang waktu selama 30 menit, Kak."

"Keputusan yang baik tidak diambil dalam waktu yang cepat, apalagi dalam keadaan penuh emosi." tuturnya. "Kau pergi ke Alpha Black sekarangpun, kau hanya memiliki info tentang kembalinya seorang anggota. Berita yang tak akan menguntungkan Alpha Black sama sekali. Kecuali kau membawa berita tentang Werewolf-witch yang berhasil ditemukan, kuizinkan kau berlari padanya sekarang juga."

"Kalau begitu kenapa sejak tadi kau hanya diam kak? Semua orang disini ingin mendengar langsung dari mulutnya." Wooyoung terus membangkang perkataan Hongjoong, lalu menatap tajam pada Seonghwa.

"Kendalikan dirimu. Kita semu merasakan kesulitan yang sama, ini bukan hanya tentangmu." tegas Jongho pada Wooyoung. Masih selalu segar di ingatan mereka bagaimana Hongjoong kehilangan matanya atas segala yang terjadi. Wajar bila pemimpin mereka butuh waktu untuk bersikap seadil-adilnya dan mengambil keputusan dengan bijak disamping perasaannya yang hancur berkeping-keping.

"Yunho" panggil Hongjoong."Bicaralah lebih dahulu."

Sang pemilik nama menganggukkan kepalanya, melihat sekelilingnya dan menarik nafas sebelum berceria pada seluruh rekannya. "Kami datang ke Blackmoor dan pergi ke hutan cannock sesuai dengan misi yang kau berikan. Tapi selain bau dari Blackpack, aku tak bisa mencium bau lain yang ada disana. Jadi aku tak menemukan apapun, termasuk bau dari Werewolf-witch. Tapi di seluruh desa, aku mencium bau Kak Seonghwa. Jadi kami mengikuti bau itu dan tiba di rumah kecil dibelakang chapel. Karena baunya menyebar di seluruh desa, dan bagian dalam gubuk itu terlihat nyaman, perkiraan ku adalah kak Seonghwa sudah cukup lama tinggal disana-"

"Jadi tidak ada apapun tentang Werewolf-witch?" Hongjoong memotong penjelasan Yunho, seolah tak ingin mengetahui bagaimana Seonghwa kembali ke tempat ini.

Yunho terdiam untk sesaat, sedikit kebingungan untk memulai kembali ceritanya. "Dalam gubuk tersebut, ada satu anak yang tinggal dengan kak Seonghwa Rambutnya hitam, lurus dan badannya cukup tinggi untuk anak seusianya. Ada tahi lalat kecil dibawah mata kirinya. Aku tidak tahu apakah ini bisa dijadikan petunjuk atau tidak, namun dia memiliki bau yang khas meski tak begitu kuat. Dia tercium seperti werewolf, dan sesuatu yang lain. Bau yang tak dimiliki oleh orang lain sepertimu, Kak Hongjoong." Yunho mengarahkan pandangannya pada seonghwa sebelum melanjutkan lagi ceritanya. "Aku dan San bertanya pada Kak Seonghwa, tapi dia bilang anak itu ditinggalkan di desa itu sejak kecil, yang berarti hanya anak manusia. Aku ingin mempercayainya, tapi penciuman ku tak bisa berbohong."

H E G E M O N Y  I BOOK 1 - The Falling ConcordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang