Retrace 32 - Who are you?

91 10 4
                                    

Tempat itu adalah malam yang tak kunjung usai. Kegelapan yang menyimpan ribuan rahasia, segala hal yang berlawanan dengan kenyataan. Jari kelingkingnya terikat oleh benang merah yang terulur entah kemana, sementara seluruh mata sedang tertuju padanya. Mata yang tersembunyi dalam gelapnya malam. Mata yang menyala dengan rasa penasaran. Ia meringkuk, memeluk lututnya sembari menenggelamkan kepalanya. Kedinginan dan kesepian. Kehilangan arah tujuan. Ia tak memiliki cahaya untuk menyelamatkannya dari kegelapan tersebut, tak pula dapat melihat jalan di depannya untuk berlari menyelamatkan diri. Mungkin disinilah tempatnya berakhir. Dimana banyak jiwa-jiwa yang kelaparan di sekitarnya menunggu kapan saja untuk memakan jiwanya dan mengambil alih tubuhnya. Lagipula, Ia tak begitu memahami siapa dirinya sendiri dan mengapa Ia harus kembali. Hyunjin, tak mengingat apapun.

Memorinya dikacaukan oleh Sihir kedua orang tuanya yang dimaksukdkan untuk melindunginya. Sementara perlakuan tersebut mereka lakukan tanpa memikirkan bahwa Hyunjin mungkin saja juga kehilangan dirinya sendiri bersama dengan seluruh ingatannya. Seluruh alasannya untuk hidup sebagaimana makhluk yang sama dengannya. Tak ada apapun dalam kepalanya, begitupula hatinya. Tak ada yang menjadi alasan untuknya bangkit dan berjuang.

Jiwa-jiwa yang kelaparan itu terus berbisik dari balik pepohonan yang besar, beberapa diantaranya menggigit-gigit benang merah yang mengikat Hyunjin, berusaha memutusnya dan berebut untuk mengisi raganya yang kosong. Sementara Hyun, dalam kehampaannya tersebut terus membuat dirinya terjaga selama berhari-hari, tanpa suatu alasan. Ia hanya tidak sedang ingin tertidur, atau merasa begitu terganggu dengan suara-suara tanpa wujud di sekelilingnya.

Sebuah cahaya terlihat dari ujung. Cahaya lampu pijar yang dikakuti oleh jiwa-jiwa tersebut. Jiwa orang yang seharusnya memang sudah mati. Cahaya itu semakin lama semakin terang, mendekat pada Hyunjin dengan menelusuri benang merah miliknya. Hyun tak dapat menangkap sosok yang membawa cahaya tersebut dengan jelas, karena matanya yang silau. "Hyunjin." Panggil sosok tersebut. Suara yang asing. Suara yang tak pernah Ia dengar sebelumnya. Atau hanya karena tak ada ingatan apapun yang tersisa di kepalanya.

Sosok itu meletakkan lampunya di tanah, kemudian menyamakan pandangannya pada Hyunjin dengan membuat dirinya juga duduk di tanah. Kini Hyun dapat melihat wajahnya dengan cukup jelas. Garis-garis wajah yang tegas, sorot mata yang tenang namun tajam dan seutas senyum di bibirnya. Lagi-lagi, entah Ia melupakannya atau memang sosok tersebut tak pernah ada di ingatannya, Ia merasa sangat asing. "Kau siapa?"

Matahari tepat diatas kepala ketika kamar yang berada di lembah Bukholt yang paling tinggi itu diliputi kecemasan. Semua orang berkumpul di dalamnya. Alpha White Pack- Minhyuk, Changsub, Peniel bahkan Eunkwang, meninggalkan ruangannya selain pada hari libur untuk menyaksikan ritual yang sedang di laksanakan. Chris, Seungmin, Changbin, dan Minho sebagai perwakilan dari Silver Pack menjaga setiap sudut dari tempat tidur Hyunjin untuk bersiaga apabila terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Mingi dan San, dengan identitas sebagai perwakilan dari Black Pack yang telah dibuka oleh Peniel, mendampingi Seonghwa dan Wooyoung yang sedang melakukan ritual. Han, menyaksikan segalanya dibawah penjagaan Minhyuk.

Bunga teratai biru yang mekar dengan sempurna itu diletakkan di atas Kepala Hyunjin, sementara tunas cemara taxus diletakan di kakinya. Seonghwa menggenggam pendulum miliknya tepat diatas jantung Hyunjin. Wooyoung melukai telapak tangannya sendiri dengan kuku-kukunya yang tajam dan mengenggam tangan Seonghwa, membuat darahnya mengalir melalui rantai, membalut sepenuhnya pendulum yang terbuat dari batuan Amethyst hingga menetes ke tubuh Hyunjin. Mereka berdua terhubung pada alam dimana Hyunjin berada, tapi hanya Wooyoung yang bisa berjalan dengan leluasa. Seonghwa adalah pemilik baru tersebut, sekaligus sebagai seseorang yang membukakan pintu menuju alam yang lain melalui alam bawah sadar. Sementara Wooyoung adalah yang melakukan pengorbanan, yang berkuasa atas darah tersebut sehingga memiliki hak istimewa untuk menelusuri alam tersebut.

H E G E M O N Y  I BOOK 1 - The Falling ConcordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang