Retrace 29 - The Real

49 9 1
                                    

Harusnya tidak begitu lama ketika Changbin hanya keluar untuk memberitahu Chris mengenari ide yang diberikan Seonghwa, tapi mereka semua harus menunggu sampai matahari hampir tenggelam. Han terus bercerita segala hal yang dilaluinya sejak Seonghwa pergi. Satu-satunya tempat dimana Ia merasa nyaman untuk bercerita dan sekedar menyandarkan punggungnya adalah pada Seonghwa. Mingi entah bagaimana telah menghabiskan waktunya bermain catur dengan Minho saat mereka semua menyadarinya.

"Apa setelah semua ini berakhir  kau akan tetap tinggal di Blackmoor?" tanya Han tiba-tiba.

Seonghwa hanya menatap langit-langit. Pertanyaan yang sudah pasti jawabannya tidak, tapi Ia akan kesulitan mengungkapkannya pada Han. Sikap diam nya yang cukup lama itu membuat Han mengambil kesimpulan dengan cepat.

"Tidak ya?" tanya Han lagi. Matanya yang bulat menatap Seongwa dengan lekat, mencari jawaban dalam raut wajahnya.

"Mungkin, jika masih ada yang harus kuteliti di Blackmoor." Jawabnya. "Lagipula sejak awal, aku hanya singgah disana bukan?"

Han mengangguk, kemudian kembali menghabiskan pandangannya sepanjang waktu pada Hyunjin. Changbin membua pintu tepat saat Seonghwa mulai kehabisan kesabaran menunggu. "Bisa kau ikut aku sebentar? Kakak kami ingin bicara berdua saja denganmu di ruangannya." Ujarnya, dari balik pintu yang hanya dibukanya sedikit untuk menampakkan wajahnya.

Seonghwa mengangguk, kemudian beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan ruangan. Chris menunggunya di ruangan dimana mereka biasa mengadakan rapat, namun saat ini Changsub dan Minhyuk dengan tidak berada di ruangan. Maka hanya Chris dan Seonghwa saja. Changbin meninggalkan mereka untuk kembali menjaga Hyunjin.

Ruangan itu memiliki meja panjang yang terbuat dari kayu, dengan dekorasi dan perabotan yang cukup mewah. Mereka takkan bisa membawa semua furnitur mewah itu ketempat ini disaat bahkan tak ada jalan setapak yang memadai untuk manusia, apalagi dengan membawa barang-barang berat tersebut. Fakta bahwa mereka memiliki bakat untuk membuka portal dan berpindah sesuka hati cukup menakjubkan. Mereka mungkin saja membeli semua barang itu di kota dan pergi dengan portal, langsung ke dalam markas ini.

Chris melihat Seonghwa yang mengedarkan pandangannya pada setiap sudut ruangan dengan mulut yang terbuka. "Apa kau takjub?" tanyanya, kemudian tersenyum tipis. "Jangan khawatir, aku juga."

Seonghwa menggelengkan kepala, tapi ekspresinya menunjukkan dengan jelas kebohongannya.

"Changbin sudah menjelaskan situasinya padaku. Jadi aku tidak akan bertanya lebih jauh mengenai latar belakangmu. Kau menjaga Hyunjin dengan baik, itu sudah lebih dari cukup." Chris membuka pembicaraan diantara mereka. "Aku akan langsung ke poin pembicaraan saja. Kak Minhyuk bilang, kau datang dengan membawa pendulum yang terbuat dari batuan amethyst yang menuntunmu kemari dengan teknik dowsing."

Tangan kanan pemimpin regu strategi yang menyembunyikan identitasnya itu menganggukkan kepalanya. "Benar."

"Bisa kah kau katakan padaku sejauh mana alat itu akan berhasil membawa Hyunjin kembali? Kami memiliki beberapa cara, tapi belum dirasa efektif. Mungkin saja, dengan pertolonganmu kita bisa membuat Hyunjin sadar lebih cepat." terang Chris.

Seonghwa mengeluarkan pendulum tersebut dari sakunya, meletakkannya di atas meja kayu yang kokoh di hadapan mereka agat Chris bisa melihatnya juga. "Aku mendapatkan batu tersebut dari seorang ahli sihir di Kerajaan. Mereka dilindungi oleh yang mulia Raja meskipun di saat yang bersamaan hukum tajam menginjak masyarakat. Secara sederhana, batu itu berfungsi untuk Dowsing. Tapi mereka bilang, kekuatan dalam batu tersebut bisa lebih kuat tergantung seberapa banyak yang dikorbankan. Artinya, selagi apa yang kita inginkan sesuai harganya dengan apa yang kita korbankan maka akan kita dapatkan. Sejauh ini, aku hanya menggunakan sebagai Dowsing saja."

H E G E M O N Y  I BOOK 1 - The Falling ConcordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang