Retrace 16 - Enigma

45 8 0
                                    

 Yunho tak bisa menyembunyikan perasannya yang begitu lega ketika mereka mampu melalui ini semua dan menyelamatkan Seonghwa dari hukuman mati. Ia bahkan tak bisa menghentikan senyuman yang mengembang di wajahnya berlari memeluk Seonghwa. Begitu pula San, Mingi, dan Yeosang. Mereka tidak bisa lagi menyembunyikan air matanya. Melupakan sejenak berbagai rahasia yang disimpan Seonghwa seorang diri, mereka cukup senang hanya dengan melihat kakaknya masih hidup. Kekecewaan mereka dan keinginan untuk terus melihat Seonghwa dalam keadaan yang baik dan sehat adalah dua hal yang berbeda.

Hongjoong masih terdiam di tempatnya, menutup wajahnya dengan telapak tangan kanannya. Wooyoung berbebas pergi, tidak ingin satupun diantara mereka melihatnya menangis meski ia yang paling kencang memohon agar ayahnya tidak membunuh Seonghwa.

Dalam perasaan yang berkecamuk, Hongjoong dapat mendengar isak tangis dan tawa dari setiap orang di ruangan itu.

"Terimakasih karena masih ada sedikit kepercayaan untukku.." ujar Seonghwa dengan lirih.

Hongjoong bangkit dari tempatnya, berjalan ke arah suara tersebut dan mencengkram baju Seonghwa, lalu memukulnya dengan keras tanpa melepaskan cengkramannya. Ia hendak memukulnya berkali-kali, berkali-kali atas apa yang dirasakannya juga para anggota. Tapi San dengan cepat menahan tubuh Hongjoong dan menariknya mundur selangkah menjauh dari Seonghwa.

"KAU BENAR-BENAR KERAS KEPALA! HARUSKAH KITA BERTINDAK SEJAUH INI ??!!" Hongjoong benar-benar marah, ia berteriak dengan lantang. Urat-urat di leher dan kepalanya terlihat dengan jelas. "BERHENTILAH BERSIKAP SEPERTI PAHLAWAN. KAU TIDAK BISA SEMENA-MENA DISAAT AKU MASIH BERDIRI DISINI SEBAGAI PEMIMPIN." Ia tak lagi memikirkan apa yang harus dikatakannya. Hongjoong, sebagaimana Ia memiliki perasaan seperti yang lainnya, hanya berusaha menyuarakan seberapa kacau hatinya saat ini.

Belum lama waktu berlalu sejak Seonghwa kembali ke Denny Lodge, tapi Ia telah melihat banyak sisi lain dari rekan-rekannya. San yang memukulnya pertama kali, tatapan penuh kebencian Wooyoung, emosi Yeosang dan amarah Hongjoong. Tak pernah sekalipun Hongjoong berteriak sedemikian keras kepadanya. Sekali lagi, Ia disadarkan pada betapa terlukanya mereka atas jalan yang dipilihnya. Hari ini, entah bagimana Alpha Black tidak bisa membaca apa yang sebenarnya ada di dalam kepalanya. Lebih dari itu, Ia tak perlu meregang nyawa dengan percuma. Jika tidak ada mereka, mungkin semua akan berakhir berbeda. Mungkin benar yang Hongjong katakan, keputusan sepihaknya itu memang akan membuatnya nampak seperti pahlawan, tapi sesungguhnya Ia tak bisa melakukan apapun tanpa rekan-rekannya.

Sebuah keputusan egois, bahka jika alasan dibaliknya adalah untuk menyelamatkan mereka. Meskipun Hongjoong harus menderita sedemikan rupa dan keceriaan di mata mereka telah memudar, mereka tetap percaya padanya padanya. Tidak kah seharusnya dirinya juga harus mempercayai mereka sepenuhnya? Ketika harga yang harus dibayar Hongjoong untuk menyelamatkannya adalah nyawanya, maka sebagai hutang budi pada mereka, kebenaran harus diungkapkan.

"Aku mengerti. Aku tidak akan menyembunyikan apapun dari kalian, akan kuceritakan semuanya." ujar Seonghwa.

"Sungguh!? Syukurlah!" teriak Mingi dengan girang. "Aku hampir gila oleh seluruh tekanan ini! Mendengarmu akan dijatuhi hukuman mati saja sudah membuatku tak punya harapan hidup, kenapa kau bahkan berpikir untuk mengakhiri hidup Kak!" Mingi mengomel panjang lebar sambil mengusap air matanya.

"Kau benar-benar jahat untuk semua yang terjadi. Termakasih saja tentunya tidak akan cukup." San menimpali dengan wajah yang kesal, tapi sorot matanya menunjukkan perasaan teramat lega, setidaknya untuk saat ini, masalah terbesar mereka selesai dengan baik.

Terlepas dari semuanya, Seonghwa masih cukup terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Harusnya, Ia tak bisa menyembunyikan apapun dari Alpha Black ketika orang itu menyelam jauh kedalam matanya. "Daripada itu, bagimana kalian melakukannya? Harusnya Alpha Black sudah-"

H E G E M O N Y  I BOOK 1 - The Falling ConcordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang