.
.
.
RUMAH MONA
Sesampainya Mereka di rumah, tangisan Mona belum juga berhenti. Di sepanjang perjalanan ia terus diikuti oleh makhluk-makhluk menyeramkan. Varell juga selalu mengikuti Mona untuk mengusir makhluk-makhluk yang mengganggunya.
"Ohh shit! Mereka nggak ada habisnya!" seru Varell Kesal membuat Mona melirik sekilas ke arahnya
Mona juga melihat Ana yang berusaha mengusir makhluk-makhluk yang menganggung Mona
Saat ini, Mona tengah berada di kamar nya, bersama dengan Bunda yang selalu menemani dan memeluknya.
"Sshhh.. sudah ya sayang. Kamu kenapa sebenarnya? ada yang sakit atau apa? Sini kasi tahu bunda" bujuk Bunda tapi hal itu tidak membuat tangisan Mona berhenti
10 Menit kemudian
Mona akhirnya tertidur karena kelelahan menangis. Bunda yang berada di samping Mona terus menatap nya sambil mengelus-elus kepala Mona dengan lembut.
Drrtt.... drrt... drrtt...
Hp Bunda berdering, menggusik kegiatan Bunda. Bunda kemudian mengambil Hp nya dan berjalan perlahan agar tidak membangunkan Mona untuk mengangkat Telfon di luar.
Clek (bunyi pintu di tutup)
Sepeninggal Bunda, tanpa Varell sadari sesosok Kuntilanak dengan mulut yang robek hingga ke telinga berhasil lolos dari Varell dan kini berada di sebelah Mona sambil mengelus-elus kepala Mona.
Mona terlihat tidak nyaman dengan keberadaan Kuntilanak itu. Dengan keringat yang bercucuran, ia terus saja bergerak gelisah seolah tengah mengalami mimpi buruk.
Hingga akhirnya, Mona terbangun dan terkejut ketika melihat sosok yang berada di sampingnya.
"Hi..hi..hi..hii" suara tawa sosok kuntilanak itu sambil menunjukkan senyum yang lebar hingga ke telinga
"Huwaaaaa...." teriak Mona membuat Varell dan Ana spontan melihat ke arahnya.
"Anjing, Bangsat!!" Umpat Varell dan segera mengusir sosok itu
"huuhhh...huhhh..huhhh" terlihat Mona tengah sesak nafas lantaran terkejut
Ditempat Alwi
Alwi yang sedang minum tanpa ia sadari menjatuhkan gelas yang dipegangnya
Brakk
"Astagaa" kaget orang-orang yang berada di sana
KAMU SEDANG MEMBACA
DE ALETHEIA (Kembali)
FanfictionDirampas, terlepas Hingga tak ada sisa membekas Ada luka tertanam, kisah yang terpendam Pergumulan tertuang di atas kertas -Dilema- "Apakah ini akhirnya? aku mohon" Anggun "Apakah ini harga atas Luka, penderitaan dan rasa sesak yang selama ini aku...