Hi Peeps!!🥰 welcomeeeee!!
Aku berterimakasih banget buat kalian yang masih baca Alden sampai sekarang, kalau aku minta vote + comment juga gapapa kan guys?? hehe😋 thankyooouu sooo muchhh!♡
Cerita ini cerita pertama aku yang sebenarnya udah aku buat dari 3 tahun yang lalu.
Jadi, kalau ada kesamaan nama, karakter, visualisasi, alur, nama tempat, dsb dengan cerita lain, maaaafff!🤗Kalau ada typo, tolong tandain lewat comment yaaaa biar aku bisa langsung revisiii.
Selamat membaca!!😆
―♚☠♛―
Keributan antara Aretha dengan Andin tadi sudah menyebar ke seantero SMA Dirgantara. Bahkan, sudah sampai ke telinga para anggota inti Dankevoort yang sudah heboh di rooftop.
"Eh gila, katanya si Andin ngelabrak Aretha?!" Romeo sudah heboh sedari tadi.
"Tapi si Aretha katanya berhasil lawan tuh nenek sihir?" Johan ikut menimpali.
"Bagus lah biar gak banyak tingkahnya itu nenek sihir!" Romeo sudah tersenyum senang.
"Aretha pagi-pagi aja udah digosipin dimana-mana." ucap Nico.
"Ya gimana gak digosipin? Berangkat sama Alden, si ketua Dankevoort. Gila kesambet apaan tuh Alden? Keren! Bentar lagi hujan batu nih." Nando membicarakan Alden seolah-olah Alden tidak ada disana. Padahal, pria itu sedang berbaring di atas sofa yang berada di rooftop sembari memejamkan matanya. Mereka berlima bolos mata pelajaran sejarah, alasannya ya karena malas dan mengantuk tentunya.
Alden hanya berdecak, Johan, Romeo, dan Nando tidak ada henti-hentinya menyindir dirinya sedari tadi. Sebenarnya mereka bertiga hanya ingin tahu alasan Alden berangkat bersama Aretha. Tapi, sangat mustahil untuk Alden menjawab rasa ingin tahu mereka mengingat pria itu sangat amat penuh dengan ke-misteriusannya.
"Lo pada lihat gue berangkat sama Aretha aja hebohnya udah kayak gue mau nikah!"
Teman-temannya hanya membalas perkataan Alden dengan cengiran bodoh mereka.
"Ya lagian, gak ada angin gak ada hujan berangkat pagi-pagi, bawa mobil, biasanya disuruh bawa mobil aja susah! Perlu ribut dulu baru mau bawa!" Romeo sudah menatap Alden dengan tatapan malas.
"Terus? Mobil juga mobil gue. Ribet lo pada!" Alden sudah beranjak dari sofa, berjalan meninggalkan mereka berempat
Perkataan Alden barusan berhasil membuat mereka bertiga menggelengkan kepala.
"Teman lo tuh?" tanya Romeo.
Nando hanya menggeleng, "Bukan, gak kenal juga gue."
"Udah ah, kantin juga. Siapa tahu ditraktir sama Mas Alden." Johan sudah berjalan meninggalkan mereka bertiga dengan pinggang yang dilenggak-lenggokkan.
"Stress." Nico hanya menghela nafasnya pelan, lelah punya teman tidak ada yang waras.
Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk tetap tinggal di rooftop, karena sudah malas ke kantin yang sudah ramai pastinya di jam segini.
―♚☠♛―
Siang ini Aretha memutuskan untuk makan di kantin karena perutnya yang sudah meronta-ronta, lapar ditambah lagi kejadiannya tadi dengan Andin yang katanya merupakan kakak kelasnya itu cukup menarik perhatian satu SMA Dirgantara.
Aretha sudah memesan semangkuk bakso dan membawanya ke salah satu meja di kantin. Ketiga temannya yang lain tidak ikut karena sibuk menyalin tugas geografi miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN
RomanceAlden Joshua Gracio. The Leader of Dankevoort ‒Geng yang dinyatakan sebagai geng paling berbahaya dan paling dihindari. Pria dengan sejuta rahasia yang sangat terkenal dengan ketampanannya, kepintarannya, kebengisannya, dan tidak pernah terkalahkan...