Haaaaaaii lovssss!!!🤗💖
Apa kabar semuaaaa???
Semoga kalian baik-baik terus yaaa!Akhirnya Alden up lagi guyssss!!!
Kangen gak sihhhh??😋
Sebelumnya, aku mau bilang makasih banyak yaa buat orang-orang yang masih ngikutin Alden sampai detik ini. Terimakasih juga untuk bintangnya yaa!💕Jangan lupa siapin hati dulu ya sebelum ketemu Alden dan Aretha!! hehe😋
Selamat membaca!!😆
―♚☠♛―
Alden melangkahkan kakinya menuju ruang guru dengan malas. Padahal tadi ia sudah bersiap-siap ingin menemui Aretha yang sudah menunggunya di kantin. Tetapi tiba-tiba ketua kelas XII IPA 1 mendatangi kursinya, "Al, lo dipanggil Pak Wawan ke ruang guru." ucap Alvin selaku ketua kelas XII IPA 1.
Alden langsung menghela napasnya kasar, "Ngapain lagi Vin?"
"Kayaknya perihal omongan kemarin Al."
Alden sudah menaikkan sebelah alisnya, bingung, "Yang mana?"
"Itu Al, kelompok belajar Biologi, yang lo disuruh ngebimbing beberapa anak sampai mendekati Ujian Nasional."
Ah pria itu langsung ingat perihal diskusinya kemarin dengan guru Biologinya.
Alden langsung menganggukan kepalanya, "Okay, thanks Vin." Alden menepuk bahu Alvin pelan dan berjalan meninggalkan kelas. Tetapi tiba-tiba langkahnya terhenti, Aretha sedang di kantin menunggunya pulang karena Alden tidak memperbolehkan Aretha pulang sendiri atau pun menggunakan transportasi umum untuk sementara waktu, alasannya karena gadis itu baru saja sembuh. Mau tidak mau pun Aretha menurutinya, mengingat sifat Alden yang pemaksa.
'Kayaknya bakal lama sih.'
Alden langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang yang dapat ia percaya untuk mengantar Aretha kembali ke rumah dengan selamat.
"Halo..." ucap seseorang di seberang sana.
"Halo Nic, lo dimana?" ternyata seseorang tersebut adalah Nicolaus Leroy Sankara. Sahabatnya yang terkenal sangat irit bicara.
"Di markas."
"Oh okay. Bye." Alden langsung mematikan sambungan teleponnya dengan Nico.
Tiba-tiba bahunya ditepuk oleh seseorang dari belakang, membuat pria yang masih menggenggam ponselnya itu langsung membalikkan tubuhnya.
Ternyata Nando- pelaku yang tadi menepuk bahunya.
"Lo ngapain berdiri sendirian disini? Tumbenan gak nganter Aretha?" tanya Nando berturut-turut.
"Gue dipanggil Pak Wawan mau ngurusin kelompok belajar Biologi."
"Oh yang kemarin diomongin di kelas. Good luck dah, gue mau balik." Nando menepuk bahu Alden lagi lalu berjalan melewati pria itu.
Tiba-tiba Nando merasa kerah seragamnya ditarik dari belakang dengan kencang, membuat pria itu terbatuk dan memundurkan langkahnya, "ANJING! NGAPAIN SIH?!" Nando sudah memegang lehernya yang terasa sakit.
Alden menyodorkan kunci mobilnya ke arah Nando, "Tolong bawa Aretha balik. Gue sama Pak Wawan bakal lama kayaknya."
Nando hanya memandang Alden sinis lalu mengambil kunci mobil tersebut, Nando pun memberikan kunci motornya ke Alden, "Bawa cewek gue yang bener. Jangan sampe lecet. Tanyain sebelum balik mau beli apa dulu gak gitu, lo anterin kalau dia lagi kepengen jajan. Nanti gue transfer ke rekening lo, jangan biarin dia bayar sendiri." ucap Alden dengan detail dan penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN
RomanceAlden Joshua Gracio. The Leader of Dankevoort ‒Geng yang dinyatakan sebagai geng paling berbahaya dan paling dihindari. Pria dengan sejuta rahasia yang sangat terkenal dengan ketampanannya, kepintarannya, kebengisannya, dan tidak pernah terkalahkan...