#19 ‒ Perlakuan Manis

16.1K 726 22
                                    

Hi Peeps!!🥰 welcomeeeee!!

Chapter 19 nya udah jadiiii nihhh! Aku upload sekarang karena besok aku akan diluar rumah seharian jadi kayaknya gak bakal sempat buat up Alden😢 hari ini aja gapapa kannn??!!

Anywayyy, aku berterimakasih banget buat kalian yang masih baca Alden sampai sekarang, thankyooouu sooo muchhh guysss!

Kalau aku minta vote + comment juga gapapa kannnn?? hehe😋 jangan malu-malu buat spam comment bb!🥰😍 jujurrr, comment kalian tuh bikin mood aku naik bangeeettt!!!

Kalau ada typo, tolong tandain lewat comment yaaaa biar aku bisa langsung revisiii.

Selamat membaca!!😆

♚☠♛

Setelah kejadian yang menimpa Aretha tadi, Alden langsung membawa Aretha kembali ke markas Dankevoort. Awalnya Alden ingin membawa gadis itu pulang ke rumah, akan tetapi gadis itu menolak dengan alasan tidak ingin membuat keluarganya khawatir dengan kondisinya yang dapat dikatakan- buruk. Akhirnya Alden memutuskan untuk membawa gadis itu ke markasnya.

Alden tidak melepaskan genggaman tangannya dari Aretha. Setelah meminta izin kepada wali kelas Aretha, Alden langsung menggandeng gadis itu menuju parkiran. 

Alden sudah membuka pintu kursi penumpang tetapi Aretha masih diam tak bergeming di posisinya, "Reth? Naik buruan!" perintah Alden pada gadis di hadapannya. Tetapi, Aretha hanya menatap pria itu dengan tatapan yang tidak dapat di definisikan.

"Kenapa? Buru naik, lo belum ganti baju, nanti masuk angin." Alden sudah menarik lengan gadis itu pelan tetapi Aretha masih mempertahankan posisinya.

Aretha menggigit bibirnya, perasaan gugup dan tidak enak sudah menghampiri dirinya, "Kak, seragam gue kotor banget. Naik ojek aja ya?"

Ya, Aretha tidak ingin mengotori mobil Alden sama sekali. Terlebih lagi dengan kondisi tubuhnya yang basah kuyup serta bau, pastinya akan mengotori jok mobil itu dan meninggalkan bau yang tidak sedap. Tentunya membutuhkan biaya yang lumayan besar untuk sekadar membersihkan mobil itu.

Alden yang mendengar ucapan Aretha langsung menghembuskan napasnya kasar, "Gue gak peduli Reth mau kotor apa engga. Sekarang lo naik." 

Alden melihat Aretha masih berdiri diam pada posisinya. Alden mengusap wajahnya kasar, tidak ada pilihan lain.

Alden langsung menggendong Aretha, gadis itu kaget dan refleks melingkarkan kedua tangannya pada leher Alden.

"KAK! TURUNIN GUE IH!" Aretha langsung memukul bahu Alden, pria itu selalu bertindak seenaknya saja. Sedangkan yang dipukul? Tidak menunjukkan reaksi apa pun, padahal Aretha yakin pukulannya tadi cukup keras.

"Siapa suruh lo gak mau nurut." 

Alden langsung membawa gadis itu, mendudukannya pada kursi penumpang dan memasangkan sabuk pengaman pada Aretha. Setelah memastikan sabuk pengaman sudah terpasang sempurna, Alden pun ikut masuk ke kursi pengemudi. Setelah itu mereka meninggalkan kawasan Dirgantara dan langsung menuju markas Dankevoort.

♚☠♛

Keempat anggota inti Dankevoort sudah berkumpul di rooftop. Nico pun akhirnya ikut karena Alden sudah memerintahkannya tadi untuk ikut membantu Nando, Johan, dan Romeo, lebih banyak anggota sepertinya akan lebih cepat juga untuk menemukan pelakunya.

Nando dan Nico masih sibuk memeriksa kotak tersebut. Sedangkan Johan dan Romeo hanya memperhatikan kedua temannya itu karena jujur ia masih ngeri melihat tampilan boneka yang menyeramkan itu.

ALDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang