Hi Peeps!!🥰 welcomeeeee!!
Aku berterimakasih banget buat kalian yang masih baca Alden sampai sekarang, kalau aku minta vote + comment juga gapapa kan guys?? hehe😋 thankyooouu sooo muchhh!♡
Kalau ada typo, tolong tandain lewat comment yaaaa biar aku bisa langsung revisiii.
Selamat membaca!!😆
―♚☠♛―
"Udah gue bilang, kita bakalan senang-senang malam ini."
―♚☠♛―
Perkataan pria itu membuat air mata Aretha semakin tumpah, "Please, g-gue mohon, j-jangan." Aretha sudah menggelengkan kepalanya, salah satu dari mereka sudah menyobek bagian bawah kaus Aretha cukup panjang, membuat perut gadis itu terlihat, menariknya dan mengikatkan robekan kaus itu mengelilingi bibir Aretha.
"Woi Adit, di sini aja gimana? Mumpung sepi juga." ucap salah satu pria dari gerombolan tersebut membuat beberapa anggota lainnya ikut mengangguk setuju.
Pria yang dipanggil Adit tadi hanya berdecak kesal dengan anggotanya yang tidak sabaran ini.
"Gak sabaran lo!" Adit sudah menatapnya tajam.
"Ya elah, dari pada kabur lagi." cetus salah satu dari mereka.
"Ya udeh, gue dulu dah!" Adit sudah mendekati Aretha yang tangannya sudah ditahan oleh salah satu anggotanya.
"Tenang. Gue bakal pelan-pelan kok." Adit sudah mengusap wajah Aretha dengan jari-jarinya.
Lalu, hal yang dilakukan pria itu berhasil membuat tangisan Aretha semakin kencang, tangan pria itu mulai menggerayangi tubuh Aretha, gadis itu mencoba menendang-nendang apa pun agar dapat menghasilkan suara yang mempertandakan ia disana, tetapi tidak menghasilkan apa pun.
Adit sudah mengeluarkan seringainya, "This is gonna be fun babe."
Tangannya sudah mulai menelusup ke dalam kaus yang digunakan Aretha, kaus tersebut sudah tidak berbentuk akibat sobekan tadi, mulai meraba perut gadis itu.
Sedangkan Aretha sudah lemas di kungkungan mereka, sudah cukup lelah memberontak, saat berlari tadi sangat menguras tenaganya, mau berteriak pun tidak bisa, ponselnya sudah terlempar tidak tahu kemana.
Sekarang, Aretha hanya dapat berdoa, berharap orang yang ia tunggu-tunggu bisa menyelamatkannya.
'Please Kak Al, tolongin gue.'
"Bang, kalau dilihat orang gimana?" tanya salah satu dari mereka yang masih berdiri.
Adit hanya berdecak, "Ck, gak akan."
"Sepi juga tuh jalanan." ucap pria yang masih menahan lengan Aretha dengan cukup kencang.
Adit sudah ingin melanjutkan aksinya, tangannya sudah bertengger pada bagian atas kaus Aretha, berancang-ancang akan merobek kaus bagian atas yang digunakan gadis itu, di saat tiba-tiba sebuah suara menginterupsi kegiatannya, "BANGSAT!" lalu terdengar suara pukulan cukup keras.
Adit dapat melihat salah satu anggotanya sudah tersungkur di lantai tepat di sampingnya. Ia langsung beranjak mendekati orang yang menganggu 'pestanya' malam ini.
Ketika ia mengangkat kepalanya, matanya langsung terbelalak saat melihat segerombolan pria yang sangat ia kenal dengan baik. Segerombolan pria yang juga sangat ia hindari.
Dankevoort.
―♚☠♛―
Alden baru saja menyelesaikan pertandingannya dengan Satria. Tentunya di menangkan oleh sang Raja Jalanan, Alden. Alden sudah dikerubungi oleh para pendukungnya, terdengar pekikan serta ucapan selamat yang diberikan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN
Roman d'amourAlden Joshua Gracio. The Leader of Dankevoort ‒Geng yang dinyatakan sebagai geng paling berbahaya dan paling dihindari. Pria dengan sejuta rahasia yang sangat terkenal dengan ketampanannya, kepintarannya, kebengisannya, dan tidak pernah terkalahkan...