25

504 58 0
                                    

Ling Vei berjalan melawati jembatan. Terlihat banyak bunga dan tanaman obat yang indah tertanam di pinggir kolam kecil.  Beberapa ikan mas sisik naga terlihat berenang pelan berbolak balik.

Tanpa sengaja ia melihat puluhan gadis cukup cantik dan seorang pria ditengahnya berjalan mendekat. Dan ternyata itu suami bersama permaisuri dan selir - selirnya.

"istri tak punya sopan santun, kau seharusnya menunduk hormat saat bertemu denganku dan permaisuriku.   Dan kau seharusnya memberi salam ke ibu suri dan ibunda, " oceh Ding Gu.
"oh, salam. " ucap Ling Vei singkat tanpa menunduk.

"dasar sampah tak tau diri, kau hanya menumpang disini. " ucap permaisuri dari Ding Gu, bernama Jing Lei.
Ling Vei hanya diam sambil mengamati kuku - kuku cantiknya, tanpa mempedulikan omongan Jing Lei.
Tanpa basa basi Ling Vei mendorong Jing Lei ke kolam.
"ingat aku menikahinya lebih dulu darimu, kau orang baru tidak berhak mengaturku. " ucap Ling Vei sambil menunjuk Jing Lei

"heh... kau bahkan dibuang oleh Pangeran ketiga, dia meletakkanmu di  kamar paling belakang, dia tidak ingin menyentuhmu, dia juga tidak akan mempedulikanmu, bahkan dia mengangkat banyak selir dan menjadikanku permaisuri. " sombong Jing Lei.
"sudah bicaranya? Aku mau pergi dulu"ucap Ling Vei pergi meninggalkan mereka.

Ling Vei berjalan menuju kediaman ibu suri untuk memberikan salam. Kebetulan permaisuri kaisar berada disitu. Walaupun Ling Vei ini agak......, tapi ia tetap harus menghormati yang lebih tua.
"salam ibu suri, salam ibunda permaisuri,Ling Vei datang memberi salam"ucapnya sedikit menunduk.
Tak ada jawaban dari keduanya. Ling Vei pun merasa kesal dan pergi dari sana.

Saat dijalan pulang ia tak sengaja bertemu dengan kaisar . " salam kaisar," Ling Vei Menunduk.
"ku dengar kau mendorong permaisuri Jing Lei karena kau cemburu ia lebih dekat dengan pangeran ketiga, apa benar? " tanya kaisar.
Ling Vei terdiam sejenak.

Sang Penguasa Nirwana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang