23

531 68 0
                                    


"salam kaisar, salam ibu suri, salam permaisuri. " ucap Ling Vei sedikit menunduk.
"kau sudah menyelesaikan tanggung jawab mu nak? " tanya kaisar.
"iya," jawab Ling Vei singkat. Ia ingin segera istirahat, tetapi para orang - orang ini menghadangnya.

"apakah ada acara di sini?kenapa semua orang berkumpul? "tanya Ling Vei.
"tidak nak mereka hanya ingin menyambut kepulanganmu" ucap kaisar lembut.
"oh.....baiklah dimana tempat tinggalku?" tanya-nya lagi.
"kau tidak tau sopan santun, memang pantas jika kau bukan permaisuri, melainkan hanya selir. Jika bukan kau yang pertama dinikahi oleh pangeran ketiga, kau tidak akan menjadi selir agung dan akan menjadi selir paling rendahan" permaisuri mulai tersulut emosi.

Bahkan hanya dengan melihat wajah Ling Vei, membuat dia emosi karena ia kalah cantik dengan wajah menantunya.

.
.
.
.
.
.
.
.

Dan pada akhirnya, Ling Vei berada di paviliun yang sama dengan pangeran ketiga bersama permaisuri dan selir lainnya. Paviliunnya di bagi beberapa kediaman.

"hei sampah, masih berani kau datang kesini lagi"
"kenapa tidak? Disini aku bisa tinggal dan makan dengan gratis. " balas Ling Vei. Pangeran ketiga pun mulai merasa kesal.
"wah.... Pangeran,tempat mu ini luas juga. Mungkin masih bisa untuk menambah belasan selir lagi"ucap Ling Vei dengan santainya.

Wanita aneh ini, aku menikah lagi untuk balas dendam padamu agar kau sakit hati dan meminta pisah dariku, tapi apa ini? Kenapa dia kelihatan tidak peduli dan mendukungku untuk menambah selir lagi,batin Ding Gu.

Sang Penguasa Nirwana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang