30

479 63 3
                                    

Ling Vei melanjutkan perjalanannya, mungkin sekitar 4 jam lagi dia akan sampai. Di perjalanan ia mengambil makanan dari cincin ruang.
.
.
.
.
.
.
Dan akhirnya ia sampai di depan pintu masuk kediaman perdana menteri kanan. Atau lebih tepatnya, rumah ayah dan ibunya.

"nona, kesini bersama siapa? "
"oh aku sendiri, tolong kabarkan pada  ayah dan ibu aku sudah pulang. "

" tuan, nyonya,nona kedua,  nona pertama datang berkunjung"
"dimana dia? " tanya perdana menteri.
"nona berada di taman tuan. "
"bawa aku kesana".

"anakku kau sudah sampai, kau datang sendiri kesini? " tanya perdana menteri
"tidak ayah, tadi aku bersama para pengawal dan pelayan, tetapi kami diserang dua kali oleh pembunuh bayaran", jawab Ling Vei
"apa kau baik baik saja ",ucap ibu Ling Vei menerobos sambil membolak - balikkan badan Ling Vei.
" JIE  JIE " teriak  Ling Nan, menghambur memeluk Ling Vei.

"Nan'er antarkan jie jie mu untuk beristirahat. "
"baik ibu." jawab Ling Nan.
"tunggu sebentar, ini aku membawa hadiah untuk ayah,ibu,dan mei mei. " Ling Vei pun mengeluarkan hadiah dari cincin ruang itu.

"wah... pangeran ketiga begitu menyayangimu, sampai ia memberikan hadiah sangat banyak." kagum sang ayah
"tidak ayah, itu aku menggunakan koin ku untuk membelinya di pasar." jawab Ling Vei.
" kau dapat koin dari mana untuk membeli ini semua" tanya sang ibu.
"sudahlah ibu itu tidak penting, aku pamit beristirahat. " Ling Vei pun segera pergi bersama Ling Nan ke paviliun.


Sementara itu, di kekaisaran terjadi kekacauan. Kediaman pangeran ketiga dan selir - selirnya terbakar, kecuali kediaman Ling Vei. Para pengawal dan pelayan kalang kabut membawa air untuk memadamkannya. Untung saja tidak ada korban nyawa, akan tetapi beberapa selir memiliki luka bakar di lengan dan kakinya.

Hingga berita itupun menyebar ke segala penjuru. Pangeran ketiga dan selir - selirnya berpindah ke kediaman lainnya yang letaknya sedikit jauh dari tempat Ling Vei.

Perdana menteri yang mendengar itupun ikut kaget,apalagi dengar - dengar tidak ada yang tau penyebab kebakaran terjadi. Sementara Ling Vei yang mendengar itu tersenyum dalam diam.

"kerja bagus Cang Leng, kau bertindak cepat dan cerdas. Pastikan tidak ada yang tau penyebab kebakaran itu. "
Ucapnya lewat telepati.
"baik, terimakasih nona atas pujiannya. " balas Cang Leng.

"Bisa - bisanya para wanita itu membuat tempatku berantakan dan mengirim pembunuh bayaran. Ini baru awal balasan dariku, kita lihat saja selanjutnya, apakah kalian bisa menerimanya. " Ucap Ling Vei dengan senyuman liciknya.

Sang Penguasa Nirwana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang