3.3

432 18 7
                                    

Happy Reading!!!

"Ah boseennnn,mau punya maunggg" Gaby berteriak,mengucapkan kalimat itu secara tiba-tiba membuat Surya yang sedang membuat sesuatu di dapur langsung terburu-buru keluar. Yang Surya dengar dari dapur adalah hanyalah suara teriakan bukan suara Gaby yang sedang berbicara sambil teriak.

"Kenapa,hey. Teriak-teriakan aja sih" Tegur Surya.

"Pfft..Ahaahhahah" Gaby tertawa,tak tahu menertawakan apa.

"Kenapa ketawa?"

"Kamu lucu pake apron,muka nya belepotan tepung. Lagi bikin apa sih? Aku bantuin sini" Gaby sudah beranjak dari duduk nya untuk menuju dapur.

Surya dengan cepat mencegah langkah Gaby,"Nggak nggak," Dia mengangkat tubuh mungil istri nya seperti mengangkat karung beras,menaruh kembali Gaby ke tempat semulanya gadis itu duduk. "Kamu diem disini"

"Ya udah,tapi aku mau melihara meong disini. Biar kalo kamu lagi sibuk atau gak ada di rumah aku punya temen"

"Iya nanti kita adopsi dari kenalan bunda"

"Aku maunya ke pasar hewan yang di Jatinegara sayaanggg"

"Pasar Tomohon aja sekalian" Jawabnya acuh,meninggalkan Gaby yang merengek sendirian di ruang depan.

"Sayaanggggg,ayooooo kesanaaaa kita selamatin kucing-kucing nyaaaaaa. Kalo perlu hewan yang lain pun  harus kita selamatin jugaaa,atau nggak pasar nya aja sekalian kamu beliii"

"Langsung gulung tikar aku,By,kalo ngebeli pasarnya" Tidak salah sih Surya berbicara itu,karena memang perusahaannya yang sedang ia jalani ini belum sebesar perusahaan milik keluarga nya dan keluarga istri nya. Tapi setidaknya cukup lah ya untuk menghidupi dirinya dan istrinya yang mungil itu.

Gaby mendengar jawaban suami tampannya itu walaupun dari jarak jauh,"Iya juga ya,ntar kalo bangkrut gue ama dia jadi gembel gitu? Ihh amit-amit ya allah,maapin Eby ya allah"

Untuk menghindari rasa jenuh,Gaby menonton kartun kesukaannya yang sedang di tayangkan di televisi. 

Sebenarnya selama menonton kartun itu ia sama sekali tidak mengerti apa yang di bicarakan oleh domba-domba lucu dan gemoy itu,tapi karena tingkah dan gerak-gerik yang di timbulkan oleh karakter tersebut, Gaby seolah mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.

"Eh?" Gaby teringat akan sesuatu hal yang sudah ia lupakan sejak lama,"Boneka mbe yang di beliin eyang dulu kemana?"

Gadis itu berlari menuju kamar nya,tidak peduli oleh teriakan Surya yang menyuruh nya agar berhati-hati dan tidak berlari.

Tidak lama kemudian dia kembali turun,menghampiri Surya yang masih sibuk di dapur. Perlu kalian ketahui,kondisi terkini mengenai dapurnya adalah sudah seperti kapal pecah. Sangat sangat sangat berantakan. Semua benda dapur keluar dari tempat yang seharusnya.

"Kenapa Eby lari-lari? Kalo jatoh gimana?" Tegur Surya saat Gaby sudah berdiri di samping nya.

"Gapapa sih, cuma buat mastiin ajaa boneka mbe aku masih ada atau enggak" Jawabnya dengan santai.

"Terus? Ada?"

Gaby menganggukan kepala nya seperti anak kecil,  "Ada kok, ngomong-ngomong ini dapur kenapa berantakan amat yak? Kamu bikin apasih? Sini aku bantuuu"

"Tuan putri duduk saja ya, biarkan saya yang menyelesaikan ini terlebih dahulu. Nanti akan saya rapikan seperti semula, tuan putri tenang saja"

"Okee, tapi abis ini beli meng ya?"

"Adopsi aja sayang"

Wajah Gaby langsung murung seketika, "Aku mau nya beli, beli di pasar jatinegara. Kasiann tau mereka di culik terus di jual, kita harus beli mereka biar mereka bisa hidup enak" Ucap nya dengan mendramatisir.

"Iya okee. 1 aja ya?"

"Nononoooo, 2! Kasihan kalo 1 sayang, nanti dia tidak punya teman kalau kita pergi" Yang bisa Surya lakukan hanya pasrah, menuruti kemauan istri nya daripada ngambek akan lebih repot urusannya.

Pasar Jatinegara

Mereka berdua mengelilingi bagian pasar jatinegara yang menjual hewan-hewan.  Banyak sekali hewan yang di kurung disana. Gaby melihat kucing-kucing yang di kandang sudah dalam keadaan yang sangat kurang baik. Ingin sekali dia membeli semua kucing yang ada disana. Tapi mengingat biaya perawatannya yang tidak sedikit, akhirnya dia membeli sesuai kesepakatan tadi bersama Surya.

"Sayang, meng nya kasihan ya" Ucap nya dengan suara yang gemetar seperti sedang menahan tangisan.

"Iyaa, kasian. Kamu kok nangis?"

"Aku kasihan sama meng nya, aku gabole beli semua ya? Cuma boleh 2?"

"Iyaa sayang, 2 dulu ya. Kita beli sepasang oke?"

"OKEE!!!" Mata nya langsung tertuju pada 2 anak kucing kembar berwarna orange. Dia langsung menarik Surya menuju kandangnya.

"Sayang, ini boleh?" Surya meminta Gaby untuk tunggu sebentar, dia ingin bernegosiasi kepada penjual nya. Mereka tahu ini ilegal namun apa boleh buat, kasihan jika tidak di selamatkan dari para penjual kejam ini.

"Ga bisa di kurangin? Ini kan kucing kecil, kondisi nya juga kurang bagus masa di jual dengan harga segitu,pak?" disini dia harus pandai-pandai menawar kepada penjual nya.

Penjual itu mengatakan bahwa mereka sulit untuk menangkap kucing-kucing itu. Surya sangat ingin mencetuskan 'siapa suruh bapak nangkap kucing-kucing ini, kasihan pemilik nya yang udah merawat biar sehat hingga besar'. Tapi dia tidak ingin, karena kalau dia benar mengatakan itu maka akan menimbulkan keributan antara dia dan penjualnya.

"Saya ambil 2 itu, tapi dengan harga yang saya ajukan. Bagaimana?"

"Gak bisa" penjual nya tetap kokoh untuk mempertahankan harga awal.

Tidak bisa diam saja, kalau dia membeli dengan harga awal maka ia yang akan rugi dan mereka yang untung, "Kalau bapak menjual mereka secara legal dan dengan keadaan yang sangat bagus saya akan langsung setuju dengan harga yang bapak ingin. Tapi disini posisi nya bapak menjual hasil culikan dan bapak tidak memelihara secara layak"

Surya memperhitungkan biaya nya, membeli kucing disini sangat tidak di rekomendasikan. Belum lagi nanti biaya vaksin, grooming ,makan dan lain lainnya.
Sebenarnya dia tidak akan merasa dirugikan dengan makhluk berbulu itu, tapi dia akan di rugikan dengan penjual nya. Bukan hanya dirinya tapi sang pemilik asli nya lah yang sangat dirugikan.

"Oke ,ambil deh dengan harga yang mas mau" final penjual itu. Surya langsung saja membayar dengan harga yang sudah deal dan menyelesaikan transaksi mereka.

"Sayang? Udah??" Gaby yang daritadi hanya menyimak akhirnya bisa membuka suara.

"Udah" Gaby merasa senang akhirnya dia memiliki hewan peliharaan dirumahnya.

"Kita pake kardus sementara ya buat di bawa ke mobil" Ucap Surya sambil memindahkan dua hewan mungil itu ke kardus.

Sesampainya di mobil, Gaby langsung memberi minum kepada 2 kucing itu karena sangat terlihat bahwa mereka dehidrasi.

Surya mengendarai mobil nya menuju klinik hewan. Biar bagaimanapun, kucing-kucing itu harus segera di periksa oleh dokter hewan supaya mereka tahu keadaannya seperti apa. Dia baru memperbolehkan 2 kucing itu ke rumah mereka saat sudah benar-benar sehat.

ooooo

Haiii!!
Gue uda berapa lama ga buka apk ini???

Minta maaf banget guys, hp sm laptop ak rusakkkk dan baru bener beberapa hari iniii. Terus keingetannnnnn iniiii abhsjkl..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang