sorry for typos,
and happy reading!•
Hari Minggu nan cerah kali ini Sunghoon tidak hanya bersantai menikmati libur. Tapi, pemuda itu memutuskan untuk membersihkan flathousenya. Mengingat sudah dua minggu ini dia hanya sibuk dengan kuliahnya. Setelah selesai membersihkan bagian kamar, dia beralih ke gudang karena letaknya tepat di samping kamarnya.
Sembari membawa kemoceng dan alat kebersihan lainnya, Sunghoon membuka pintu gudang. Menampilkan sebuah ruangan yang tak terlalu luas dengan beberapa barang bekas. Ia melangkah masuk, mengamati setiap sudut gudang.
"Bagian mana yang harus aku bersihkan lebih dulu?" gumam Sunghoon.
Sebenarnya gudang ini tidak terlalu kotor, hanya terdapat barang-barang yang berdebu. Akhirnya Sunghoon memilih untuk membersihkan lemari bekas, karena benda itu yang paling besar di sana.
Sunghoon berusaha menurunkan beberapa kotak yang ada di atas lemari lebih dulu.
Duk!
Tangan Sunghoon tak sengaja menyenggol salah satu kotak kecil hingga terjatuh di lantai. Beberapa polaroid dan origami berhamburan tepat di sisi kaki Sunghoon.
Sunghoon mengernyit, mengenal betul kotak kecil berwarna biru langit itu. Ia menunduk untuk memunguti isi kotak tersebut. Lalu meraih salah satu polaroid yang menampakkan foto seorang pemuda tampan tengah tersenyum manis.
Senyum pemuda di polaroid itu menular pada Sunghoon. Ingatan Sunghoon langsung kembali pada dua tahun yang lalu, ketika dia pertama bertemu dengan si pemuda polaroid.
•••
—Two years ago
Jam pulang sekolah harusnya Sunghoon segera melenggang pergi bersama teman-temannya. Entah hangout keluar, mampir ke rumah teman, atau hanya sekedar minum kopi di cafe. Tapi, kali ini dia terpaksa harus tetap tinggal di sekolah untuk mengikuti remidi ulangan harian.
Sebenarnya Sunghoon remidi ulangan harian adalah hal yang biasa. Mengingat dia tidak pernah belajar dan terlalu masa bodoh dengan sekolahnya. Ia hanya kesal karena harus melihat kembali soal-soal pelajaran ulangan hariannya.
Mendengus malas, Sunghoon berjalan menuju ruang kerja guru yang mengajar mata pelajaran matematika. Ia membuka pintu tanpa ragu, lalu melangkah masuk.
"Astaga, Park Sunghoon! Tidak mengetuk pintu, tidak memberi salam. Apa kau pikir ini rumah nenekmu, hah?" omel guru bername tag Park Jimin itu, melotot galak.
Sunghoon memutar kedua bola matanya malas, memilih tidak menanggapi ocehan guru bertubuh mungil itu. Ia hanya duduk santai di salah satu kursi menunggu Jimin menyiapkan kertas remidi.
Tok! Tok!
"Permisi,"
Suara halus yang berasal dari arah pintu ruangan itu membuat Sunghoon menoleh. Menampakkan sosok pemuda manis yang berdiri malu-malu. Dan di detik itu juga waktu seolah berhenti, Sunghoon tidak dapat mengalihkan pandangannya dari pemuda itu sedikit pun.
"Ah, Jake? Silahkan masuk, nak."
Pemuda yang dipanggil Jake itu tersenyum sopan, melangkah masuk ke dalam.
Sedangkan Sunghoon masih sibuk memandang pemuda yang baru saja duduk di sebelahnya.
"Nah, Sunghoon, ini adalah Jake dari kelas A. Kelas kalian bersebelahan 'kan?" Jimin menyerahkan selembar kertas pada masing-masing kedua muridnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
this is sungjake
Fanfictionlet me tell u about sunghoon and his jake. [ sungjake one-shot story compilation ] warn! • bxb/homo/gay/bl✔ • any mature content✔ • typo(s)✔ written in bahasa © 2021 by aylebee