• unexpected | 2 •

1.2K 154 7
                                    

sorry for typo,
and happy reading!

Ceklek!

Pemuda bermanik setajam elang itu melangkah memasuki kamar asramanya. Tangannya meraba dinding mencari saklar untuk menyalakan lampu. Dan begitu lampu menyala, dia dikejutkan dengan keberadaan dua sosok pemuda lainnya yang tertidur pulas di atas karpet lantai.

"Sunghoon? Jake?" gumam pemuda itu yang tak lain adalah Jay Park, sahabat Jake sekaligus roommate Sunghoon.

Silaunya cahaya lampu membangunkan Sunghoon, membuatnya terpaksa membuka kedua matanya.

"Oh, Jay? Sudah pulang?" ujarnya dengan suara serak. Melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas malam.

Jay mengangguk, "sejak kapan Jake ada di sini? Kenapa tidak bilang padaku? Dia pasti menungguku 'kan?"

"Percaya diri sekali," celetuk Sunghoon, "kami menonton film tadi setelah aku mengantarnya ke toko alat musik."

Barulah Jay teringat sesuatu, "astaga, aku lupa! Harusnya Jake pergi denganku."

"Yah, kau memang sering melupakan janjimu pada Jake akhir-akhir ini."

Walau Sunghoon mengucapkan kalimat itu dengan santai, tapi mampu mengenai hati Jay hingga sang roommate terdiam.

"Aku tahu kau sedang sibuk mengejar Jungwon. Tapi, jangan lupakan orang lain di sekitarmu."

Jay menunduk, tidak membantah karena merasa dirinya memang bersalah. Ia terlalu fokus pada Jungwon hingga sering kali melupakan Jake, padahal dia sendiri yang menjanjikan sesuatu pada sahabatnya itu.

Masih dalam diam, Jay mendekat ke arah Jake yang terlelap. Kini tangannya sudah berada di tengkuk dan kaki pemuda itu. Berniat hendak menggendong dan memindahkan Jake ke ranjangnya.

Grep!

Sunghoon segera mencekal tangan Jay sebelum roommate-nya itu bangkit berdiri.

"Biar aku saja,"

Ditepisnya perlahan tangan Jay dari tubuh Jake, lalu menggantikan dengan tangannya sendiri. Sunghoon menggendong Jake ala bridal style.

"Lebih baik dia tidur di ranjangku saja."

Setelah berucap demikian, Sunghoon membawa Jake ke ranjangnya. Meletakkan tubuh mungil itu dengan penuh hati-hati. Lalu menarik selimut hingga sebatas leher si pemuda Shim.

Sunghoon sempat mengelus pipi Jake, sebelum mengambil satu bantal dan kembali tidur di atas karpet. Tidak memperdulikan Jay yang terdiam bingung sedari tadi menyaksikan perbuatannya.

Sejak kapan mereka berdua menjadi dekat begini? Batin Jay.

•••

Dan Jay semakin dibuat keheranan ketika pagi harinya Jake justru lebih menempel pada Sunghoon dibanding dirinya. Sunghoon pun bahkan tampak sudah tidak sungkan bicara pada Jake, tidak seperti biasanya.

"Ah, Sunghoon, seharusnya kau tidak perlu memindahkan aku ke ranjang. Maaf malah membuatmu tidur di lantai." ucap Jake setelah menelan sandwich-nya.

Saat ini mereka bertiga sedang sarapan bersama. Beruntung Jake tidak ada kelas pagi hingga dia bisa bersantai sekarang.

"Tidak masalah, Jake. Terkadang aku juga ketiduran di lantai saat mengerjakan tugas."

Lebih baik tidur di lantai daripada melihat Jake tidur satu ranjang dengan Jay, batin Sunghoon.

Sebab biasanya Jake memang tidur di ranjang Jay saat dia menginap, dan tentu saja sang empu juga tidur di sana. Hal itulah yang selama ini cukup mengganggu Sunghoon. Namun, mulai sekarang dia tak akan membiarkan hal itu terjadi lagi.

this is sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang