sorry for typos,
and happy reading!•
Malam ini aku sulit tertidur, mataku tidak mengantuk sama sekali. Aku sudah melakukan berbagai cara supaya rasa kantuk datang. Mulai dari membaca buku pelajaran, mendengarkan musik, hingga melamun. Tapi, tidak ada yang berhasil.
"Argh!"
Aku memilih bangkit dari ranjangnya. Lalu meraih hoodie hitam milikku, mungkin berjalan-jalan di sekitar kompleks perumahan bukan hal yang buruk.
Aku pun keluar dari rumah dengan mengendap-endap seperti pencuri. Takut ayah atau ibuku terbangun karena mendengar suara langkah kakiku. Barulah menghela napas lega ketika sudah berada di teras luar rumahku.
"Aku harus berjalan kemana ya?"
Akhirnya aku berjalan ke kanan, menutupi kepalaku dengan tudung hoodie. Tidak mungkin ada yang berani macam-macam denganku. Selain karena kompleks terjamin aman, penjahat pun pasti sudah takut padaku lebih dulu yang berpakaian serba hitam.
Beberapa menit aku berjalan, aku menghentikan langkah. Tiba-tiba aku mendengar suara alunan alat musik biola.
"Aku tidak salah dengar 'kan?"
Alunan biola itu terdengar jelas di telingaku, sangat indah. Siapa yang memainkan biola seindah ini waktu tengah malam?
"Suaranya berasal dari rumah itu?"
Kini atensiku tertuju pada sebuah rumah kecil di depanku. Terdapat pantulan cahaya temaram di jendela rumah itu, membuatku yakin disana pasti ada seseorang yang sedang bermain biola. Akhirnya aku tanpa rasa takut mendatangi rumah itu.
Bukannya mengetuk pintu, aku malah mengintip lewat jendela yang tirainya sedikit terbuka. Dugaanku benar, aku menemukan sosok pemuda tengah memainkan biola.
Pemuda itu membelakangiku, belum menyadari keberadaanku yang mengintipnya. Hingga aku tanpa sadar mulai menikmati setiap nada dari permainan biola pemuda asing itu.
"Wah,"
Hening.
Dia menghentikan kegiatannya. Sontak aku membekap bibirku sendiri, bodohnya bisa keceplosan bersuara.
"Siapa disana?"
"M-maaf, aku bukan orang jahat. Sungguh, a-aku hanya ingin mendengar permainan biolamu." aku membuka jendela, sedikit meringis karena ketahuan.
Dia terlihat takut dengan memeluk biolanya. Kakinya bahkan mundur beberapa langkah dari tempatnya berdiri.
"Tidak, jangan takut! Aduh," kakiku sedikit tersandung ketika aku berusaha masuk lompat jendela.
"S-siapa kau?" cicitnya.
"Namaku Park Sunghoon, kau bisa memanggilku Sunghoon." ujarku, mengulurkan tangan.
Hening beberapa saat, tanganku tidak kunjung dibalas. Ah, pasti dia masih takut. Raut wajahnya tegang dan entah kenapa itu sangat menggemaskan di mataku. Aku juga baru sadar kalau dia sangat tampan sekaligus manis.
"J-jake." ucapnya pelan, menjabat tanganku ragu. Ah, tangannya sangat lembut dan cukup dingin.
"Jake?" ulangku, tersenyum tipis. "Baiklah, Jake. Kau tahu, permainan biolamu sangat hebat tadi. Aku menyukainya."
KAMU SEDANG MEMBACA
this is sungjake
Fiksi Penggemarlet me tell u about sunghoon and his jake. [ sungjake one-shot story compilation ] warn! • bxb/homo/gay/bl✔ • any mature content✔ • typo(s)✔ written in bahasa © 2021 by aylebee