sorry for typos,
and happy reading!•
Keesokan harinya, Sunghoon terbangun lebih dulu. Begitu membuka mata mendapati wajah lugu Jake yang masih tertidur. Jarak di antara wajah mereka hanya beberapa senti, bahkan Sunghoon dapat merasakan hangatnya hembusan nafas Jake.
Tanpa sadar tangan Sunghoon yang semula memeluk pinggang Jake kini perlahan naik ke wajahnya. Jemari pucat itu menelusuri tiap senti lekuk mata, hidung, hingga bibir tebal Jake. Jake yang terjaga maupun yang tertidur tidak ada bedanya, sama polosnya.
"Menggemaskan sekali,"
Beberapa detik kemudian, barulah Sunghoon menyadari apa yang baru saja dia lakukan. Menarik kembali tangannya, lalu segera bangkit duduk.
"Hei, bangun!" sentaknya pada Jake. Nadanya sangat berbeda dengan kalimat yang dia ucapkan sebelumnya.
Jake mengernyit, terganggu karena Sunghoon menyenggol lengannya.
"Aku masih mengantuk."
Sunghoon berdecak, "kita harus segera pergi dari sini. Siapa tahu para petugas penyelamat sudah tiba untuk mencari kita. Kau tidak mau pulang?"
Mendengar kata 'pulang', kedua kelopak mata Jake terbuka sepenuhnya. Lantas dia bangkit duduk dengan wajah bantalnya.
Setelah mengemasi barangnya yang tersisa, Sunghoon dan Jake memutuskan untuk pergi dari pondok itu. Berjalan di tengah hutan pagi-pagi begini bukan hal yang buruk. Jake bisa menghirup udara segar, mendengar burung berkicau, dan suasana yang amat menenangkan.
"Sudah tidak takut, eh?" cibir Sunghoon melihat raut cerah Jake.
Jake hanya menyengir lucu.
"Hutan tidak seburuk yang kau pikir."
"Hmm, ini pertama kalinya aku masuk ke hutan. Maaf kalau kepanikanku kemarin merepotkanmu."
Sunghoon mengernyit, "pertama kali? Lalu kenapa kau malah masuk ke club pecinta alam?"
Jake terdiam sejenak, menghela napas. "Sejak kecil, orang tuaku selalu over protektif padaku. Mereka mengekangku, melarangku untuk pergi jauh ataupun dengan orang asing."
"Aku sebenarnya tidak marah dengan mereka, bagaimana pun mereka hanya khawatir padaku. Tapi, aku sadar kalau aku sudah tumbuh dewasa. Aku ingin memiliki pengalaman, layaknya remaja lain. Supaya bisa bercerita dengan teman-temanku apa yang telah aku lakukan. Jadi, aku sedikit memaksa ayah dan ibuku untuk ikut kegiatan ini."
Jake mengakhiri ucapannya dengan senyuman manis. Sementara Sunghoon diam menyimak sembari menatap lurus pada netra hazelnya.
"Ayah dan ibumu pasti juga sedang panik saat ini." ujar Sunghoon pelan.
Jake tertawa kecil, "tak apa, mereka akan baik-baik saja saat aku bercerita aku hilang di tengah hutan bersama orang yang berpengalaman, baik, dan peduli sepertimu."
Sunghoon memalingkan wajah mendengar Jake memujinya seperti itu.
"Apa-apaan," gumamnya, menahan senyum.
Melihat Sunghoon yang berjalan duluan meninggalkannya, Jake mengerjapkan mata beberapa kali.
"Apa aku salah bicara? Tunggu aku, Sunghoon!"
•••
"Sunghoon, berhenti sebentar. Aku lelah."
Sunghoon memutar kedua bola matanya malas melihat Jake berjongkok sambil mengatur nafas. Bibirnya terbuka hendak membalas ucapan Jake. Tapi, sayup-sayup telinganya mendengar suara yang tidak asing baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
this is sungjake
Fanfictionlet me tell u about sunghoon and his jake. [ sungjake one-shot story compilation ] warn! • bxb/homo/gay/bl✔ • any mature content✔ • typo(s)✔ written in bahasa © 2021 by aylebee